Cameron Smith melengkapi gelar PLAYERS Championship dengan memenangkan The Open Championship pada penyelenggaraannya yang ke-150.

Delapan birdie dengan lima di antaranya ia bukukan secara berturut-turut memastikan Cameron Smith layak menyandang status Champion Golfer of the Year pada penyelenggaraan ke-150 The Open Championship kemarin (17/7). Smith sukses menempatkan namanya terukir di Claret Jug dengan catatan skor 20-under 268.

Pada akhir putaran ketiga sehari sebelumnya, Smith dengan tegas sempat mengungkapkan, ”Saya suka membuat birdie, saya suka memasukkan putt. Itu yang harus saya lakukan besok. Saya harus tetap agresif. Mungkin rencana permainan yang sedikit berbeda dari sejumlah tee dan berusaha untuk membuat sebanyak mungkin birdie.”

Demikian pun, upayanya tampak tidak berjalan dengan baik di sembilan hole pertama. Meski meraih birdie di hole 2, ia hanya bisa menambah satu birdie lagi di hole 5 par 5. Sejumlah pukulan approach-nya gagal menempatkan bola di posisi yang memungkinkan bagi Smith untuk meraih birdie.

Akan tetapi, memasuki sembilan hole terakhir, Smith menampilkan permainan yang sangat ia harapkan, di mana pukulan approach dan kualitas putting yang prima berhasil ia tampilkan. Pukulan approach-nya di hole 10 sukses mengantarkan bola hingga berjarak 1,5 meter, yang dengan meyakinkan ia konversi menjadi birdie. Sementara di hole berikutnya, ia menunjukkan kemampuannya membaca jalur putt dan mengatur tenaga putt-nya dari jarak 4,8 meter untuk meraih birdie keempatnya. Hal serupa juga ia lakukan di hole 13, yang memberinya putt birdie terjauhnya, yaitu dari jarak 5,4 meter, setelah sebelumnya menorehkan birdie kelimanya dari jarak 3,3 meter. Dan sekali lagi ia menyisakan jarak 1,5 meter untuk meraih birdie kelimanya secara berturut-turut.

 

 

Pada titik itu, Smith, yang bermain di depan grup Rory McIlroy dan Viktor Hovland telah mengambil alih posisi teratas. Birdie yang ia raih di hole 14 itu membuatnya unggul satu stroke dari McIlroy.

Hovland sendiri seakan menyerah lebih awal setelah permainannya berbanding terbalik dengan apa yang ia tampilkan dalam tiga putaran sebelumnya. Ia harus menorehkan tiga bogey dengan hanya satu birdie.

”Agak menjadi antiklimaks setelah permainan kemarin. Saya berharap bisa bertahan sedikit lebih lama. … Pukulan saya tidak bagus dan putting saya juga tak sebagus kemarin,” ujar Hovland, yang akhirnya finis di peringkat keempat bersama Tommy Fleetwood.

McIlroy juga tak kunjung berhasil menambah birdie setelah birdie keduanya di hole 10.

Akan tetapi, status McIlroy yang jelas lebih baik jelas membuat Smith meyakini bahwa hanya dengan selisih satu stroke saja tidak akan cukup aman baginya untuk memenangkan Claret Jug. Suasana yang intens kian terlihat tatkala Smith berkali-kali harus puas mencatatkan par.

 

Cameron Young, Round 4 The Open Championship 2022.
Cameron Young menikmati debut sensasional dengan finis sendirian di tempat kedua. Foto: Richard Heathcote/R&A/Getty Images.

 

Akan tetapi, beban itu terlihat terlepas tatkala ia berhasil memasukkan putt yang berjarak 60 cm di hole 18, yang sekaligus membuatnya melepaskan diri dari kejaran McIlroy, sekaligus mengungguli Cameron Young, yang justru mendapat eagle untuk mengakhiri debutnya dengan skor 19-under 279.

”Sudah pasti menyenangkan setelah semuanya selesai. Terkadang saya berpikir bahwa berada di posisi belakang di lapangan tertentu dan situasi tertentu mungkin merupakan hal yang baik. Sungguh mudah bermain bertahan di lapangan dan terus memukul hingga ke jarak 1,8 atau 2,1 meter, dan Anda bisa mendapat par sepanjang hari, hanya saja tidak akan mendapat birdie,” jelas Smith. ”Pola pikir saya akan sedikit berbeda ketika memainkan sembilan hole terakhir, jika saya berada dalam posisi memimpin.

”Empat atau lima hole terakhir jelas bukan putaran yang mudah, terutama dengan angin yang berembus dari sisi kiri. Jadi, saya hanya terpaku melakukan apa yang sudah saya lakukan.”

Birdie di hole terakhir membuat McIlroy wajib mendapat eagle. Secara mengejutkan pula ia gagal mengantarkan bola mencapai green. Dan tatkala chipping-nya gagal masuk, plus putt birdie-nya pun meleset, terlihat kekecewaan di wajahnya. Toh seseorang tak perlu menjadi juara untuk bisa memiliki mental juara. Itulah yang McIlroy lakukan tatkala masih memberi apresiasinya kepada seluruh penonton yang meramaikan St. Andrews hari itu—R&A mengumumkan sekitar 290.000 penonton hadir untuk menyaksikan langsung aksi bersejarah pekan itu.

”Tentu kecewa. Rasanya saya tak banyak melakukan kesalahan, tapi tak banyak melakukan pukulan yang tepat juga. Ini salah satu hari ketika saya bermain dengan penuh kendali sepanjang putaran. Saya melakukan apa yang rasanya perlu saya lakukan kecuali di sejumlah hole yang lebih mudah—hole 9, 12, 14. Kalau saja bisa mendapat birdie di sana, mungkin ceritanya akan berbeda,” ujar McIlroy.

Dan ia juga tidak segan mengakui keunggulan Smith ketika menyampaikan, ”Namun, saya dikalahkan oleh pemain yang lebih baik pekan ini. 20-under selama empat putaran golf adalah permainan yang sangat, sangat mengesankan, terutama bisa bermain di lapangan dan membukukan skor 64 untuk memenangkannya.”

 

Sadom Kaewkanjana, Round 4 The Open Championship 2022.
Dengan finis T11, Sadom Kaewkanjana melampaui prestasi Thongchai Jaidee yang menempati peringkat T13 pada edisi 2009. Foto: Asian Tour.

 

Hovland, yang juga sangat berpeluang untuk menghadirkan inspirasi bagi generasi muda di Norwegia ikut melayangkan pujiannya.

”Saya sering bermain bersama Cam. Sudah jelas penampilannya luar biasa mengesankan. … Ia tidak memiliki sesuatu yang memukau ketika Anda melihatnya. Sungguh sulit dipercaya melihat kemampuannya memasukkan bola ke lubang. Ia bisa melakukan pukulan yang buruk dan kelihatan tidak terusik oleh hal itu karena ia tahu ia bakal melakukan pukulan yang hebat setelah itu. Begitulah golf. Ia sungguh juara yang layak,” puji Hovland.

Kemenangan ini juga membuat Smith menjadi pegolf Australia kelima setelah Peter Thomson (1954, 1955, 1956, 1958, 1965), Kel Nagle (1960), Greg Norman (1986 dan 1993), dan Ian Baker-Finch (1991) yang memenangkan The Open.

”Bisa memenangkan Open Championship mungkin akan menjadi sorotan karier bagi seorang pegolf. Bisa melakukannya di St. Andrews, saya pikir sungguh sulit dipercaya. Tempat ini sungguh keren. Saya suka lapangannya. Saya suka kota ini,” tegasnya.

Sementara itu, pencapaian terbaik dari kubu Asia dihadirkan oleh Sadom Kaewkanjana. Pemegang dua gelar Asian Tour ini menorehkan skor terendahnya pekan itu lewat 7-under 65. Ia bahkan sempat meramaikan posisi teratas, sebelum akhirnya finis di posisi T11. Pencapaian ini sekaligus melampaui pencapaian Thongchai Jaidee tatkala finis T13 pada tahun 2009.

Adapun Kim Siwoo, meski tidak menjadi pemain Asia terbaik kali ini, finis T15 menjadi prestasi terbaiknya dalam keikutsertaan keempatnya pada The Open Championship.