Bintang-bintang golf terkemuka China memprediksi masa depan emas bagi Women’s China Open.

Bintang-bintang golf masa lalu dan masa kini dari China meyakini olahraga golf akan terus menikmati masa-masa emasnya untuk dasawarsa ke depan. Ajang flagship CLPG Tour, Women’s China Open, diyakini bakal mendorong pertumbuhan dan peningkatan standard bermain, baik secara domestik maupun di seluruh wilayah Asia Pasifik.

Feng Shanshan, pegolf wanita China paling ikonik, mungkin tak lagi bermain secara kompetitif. Namun, kariernya yang diwarnai oleh beragam trofi, termasuk menjadi juara Major pertama asal China, medali perunggu Olimpiade, dan pemenang sepuluh gelar LPGA Tour menjadikannya sosok inspiratif bagi generasi bakat dan bintang-bintang baru.

Pegolf yang kini berusia 36 tahun itu mengingat bagaimana ia mengikuti edisi perdana Women’s China Open tahun 2006. Kala itu CLPG Tour juga telah mendorongnya untuk menembus batas-batas dan berusaha meraih impian-impiannya. Edisi tahun ini bakal digelar di Shanghai untuk pertama kalinya di lapangan terkenal Enhance Anting Golf Club pada 17-19 Oktober nanti.

”Women’s China Open merupakan turnamen yang memiliki makna yang istimewa bagi saya yang waktu itu menjadi pegolf muda. Pengalaman-pengalaman yang saya dapatkan selama bertahun-tahun memainkan peranan penting dalam membentuk karier saya,” ujarnya.

”Pada masa-masa itu, bersaing dengan para pemain Korea (pada ajang Women’s China Open) menunjukkan betapa tinggi standardnya sehingga memotivasi saya untuk berlatih lebih keras lagi, tetap tekun, dan terus mengejar keberhasilan. Saya bangga melihat para pegolf China meraih sukses di panggung LPGA Tour, dan saya yakin masa depan golf wanita di China akan luar biasa cerah.

 

Feng Shanshan.
Feng Shanshan ikut merintis kariernya lewat CLPG Tour dan kini menjadi anutan serta sumber inspirasi bagi para pegolf muda China. Foto: WME.

 

”Sekarang kami memiliki bakat-bakat amatir yang terus bertumbuh, tampil cemerlang pada CLPG Tour dan memenangkan turnamen, yang menandakan tahun-tahun yang cemerlang ke depannya nanti. Saya yakin, dasawarsa berikutnya akan menjadi era yang luar biasa bagi golf wanita di China.”

Penilaian Feng memang tepat. Musim ini saja, posisi teratas Money List CLPG Tour dipegang oleh bintang baru berusia 18 tahun Wang Zixuan. Empat remaja amatir—Xu Ying (16 tahun), Zhou Shiyuan (15), Ren Yijia (16), dan Liu Yujie (15)—telah memenangkan total delapan gelar domestik ketika menghadapi para pegolf profesional.

Musim ini Wang telah menikmati satu kemenangan dengan tiga kali finis di sepuluh besar. Ia menegaskan keinginannya untuk mengikuti jejak Feng, Yin Ruoning, Janet Lin Xiyu, dan Miranda Wang, yang telah memberi sorotan bagi golf wanita China berkat prestasi-prestasi global mereka. Yin merupakan pegolf China dengan peringkat dunia tertinggi, No.7 Dunia; Lin mengikuti raihan medali perunggu Olimpiade Feng ketika ia bertanding di Paris musim lalu; adapun Wang belum lama ini menjuarai gelar LPGA Tour pertamanya.

”Para pemain China terkemuka telah menjadi sumber inspirasi yang luar biasa,” tutur Wang. ”Saya sungguh mengagumi kekuatan mental di bawah tekanan dan ketekunan mereka. Menyaksikan sukses para pemain top ini mengingatkan saya bahwa di balik tiap prestasi ada begitu banyak waktu yang dihabiskan untuk berlatih dengan tekun dan gigih. Hal ini memotivasi saya untuk mengabdikan diri saya dengan lebih sepenuh hati lagi untuk olahraga ini.”

Dua tahun setelah ia finis di tempat kedua sebagai pemain amatir, Wang berharap bisa meraih kemenangan pada ajang nasional terbuka di negaranya ini. ”Hasil kala itu memberi percaya diri untuk beralih profesional, menjadikan turnamen ini sebagai salah satu titik terpenting dalam karier saya,” imbuhnya.

 

Janet Linxiyu, Juara Women’s China Open 2019.
Janet Linxiyu menjadi pemenang Women’s China Open pertama asal China pada tahun 2019 dan ikut menjadi salah satu inspirasi para pegolf muda di China. Foto: CLPG Tour.

 

Janet Linxiyu, yang kini sedang mengambil jeda dan menantikan kelahiran anak pertamanya, memanfaatkan kemenangan bersejarah tahun 2019 sebagai batu loncatan bagi kariernya. ”Menjadi pegolf China pertama yang menjuarai Women’s China Open merupakan kehormatan dan menjadi kebanggaan bagi saya. Prestasi ini akan selalu mendapat tempat yang istimewa dalam hati saya, dan saya bangga bisa ikut menyumbang bagi pertumbuhan sejarah golf negara ini—sesuatu yang akan saya rayakan selama bertahun-tahun ke depan,” ujar Lin.

”Dari sejak saya mulai bertanding, Women’s China Open menjadi salah satu turnamen terpenting dalam kalender. Ajang ini menginspirasi saya untuk berjuang lebih keras, meningkatkan standard permainan dan mengejar kesempurnaan. Seperti semua ajang nasional terbuka di seluruh dunia, ajang seperti ini memainkan peranan penting untuk mengembangkan golf wanita, memberikan panggung bagi para pegolf China untuk menantang diri sendiri dan membidik impian yang lebih tinggi lagi.”

Xu Ying menjadi salah satu dari sekian banyak bakat amatir di China yang akan berusaha meraih gelar prestisius ini di Enhance Anting Golf Club. Tahun 2024 lalu ia harus puas finis di tempat kedua di belakang Ji Yuai. Belum lama ini ia berkesempatan bermain bersama Yin Ruoning, yang turut mendorongnya untuk mengikuti jejak sang idola.

”Para anutan, seperti Shanshan, Ruoning, Xiyu adalah para pegolf kelas dunia yang membuat kami, para pemain China, bangga. Mereka telah memberikan teladan yang luar biasa dan terus menginspirasi saya untuk terus melangkah. Dengan banyaknya kemenangan LPGA yang mereka raih, mereka menunjukkan kepada para pegolf muda seperti saya hal yang memungkinkan, memotivasi kami untuk mengikuti jejak mereka dan belajar dari mereka,” tutur Xu.

Sejauh ini China LPG Tour juga telah memberi kesempatan bagi para pegolf regional di Asia Tenggara untuk mengasah kemampuan mereka sebagai profesional. Para pegolf, seperti trio Thailand Sherman Santiwiwatthanaphong, Onkanok Soisuwan, dan Kan Bunnabodee; Jocelyn Chee dari Malaysia; Amanda Tan dari Singapura; dan pegolf Indonesia Patricia Sinolungan telah bertumbuh melalui sirkuit ini.