Naraajie Emerald Ramadhan Putra punya strategi tersendiri untuk mengurangi tekanan untuk tampil maksimal pada BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi pekan ini.
Menjadi pemain bintang jelas membuat publik berharap lebih kepada pemain sekaliber Naraajie Emerald Ramadhan Putra. Terutama pada pekan-pekan penting, seperti gelaran BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi pada pekan ini. Apalagi kemenangannya pada ajang Shinga Laguna Phuket Open pada bula Mei 2023 lalu menjadikannya sebagai pegolf Indonesia tersukses di sirkuit sekunder tersebut.
Akan tetapi, perjalanan Naraajie sepanjang tahun ini justru jauh dari memuaskan. Usai memenangkan ajang PIF Saudi Open 2022 lalu, ia berhasil naik kelas dan mendapatkan keanggotaan pada sirkuit utama di Asia, Asian Tour. Sayangnya, dari 11 ajang Asian Tour, 5 di antaranya merupakan ajang International Series, Naraajie tak dapat bermain penuh selama empat putaran. Bahkan ketika kembali diunggulkan pada ajang Indonesia Open, turnamen yang turut melambungkan namanya ketika finis sendirian di peringkat keempat pada 2019, ia tak dapat melangkah ke putaran akhir pekan.
Meskipun dari sisi hasil tidak ada yang memuaskan, Naraajie mengaku bahwa perjalanannya tahun ini merupakan proses awal yang memberinya pengalaman yang sangat berarti dalam karier profesionalnya yang masih belum genap dua tahun.
”Tahun ini saya banyak mengikuti turnamen Asian Tour dan banyak mendapat pengalaman bermain dengan para pemain kelas dunia,” jelasnya.
”(Kehadiran para pemain bintang itu) mungkin bisa menjadi tolok ukur (terutama) kalau mau bermain pada LIV Tour atau PGA TOUR.”
Jelas investasi yang ia keluarkan—biaya akomodasi, biaya pendaftaran, biaya kedi, dan sebagainya—dalam mengikuti berbagai ajang internasional, termasuk hingga ke Inggris, sangatlah besar. Namun, pengalaman yang ia peroleh dari mengikuti semua pertandingan itu jelas menjadi modal paling berharga, terutama ketika mengikuti turnamen terbesar di Indonesia di Royale Jakarta Golf Club pada pekan ini.
Tradisi BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi yang kerap menghadirkan para pegolf top dunia ke Jakarta juga menjadi salah satu aspek yang membuat turnamen ini menjadi turnamen terbesar di Indonesia. Dengan kriteria peserta yang lebih berkualitas, di mana bahkan hanya 12 pegolf Indonesia teratas pada Order of Merit PGA Tour of Indonesia yang bisa mengikuti ajang ini, bobot persaingan pun menjadikan ajang ini sebagai turnamen dengan tingkat ujian yang paling berat.
”(Kehadiran para pemain bintang itu) mungkin bisa menjadi tolok ukur (terutama) kalau mau bermain pada LIV Tour atau PGA TOUR. Kita bisa melihat sebagus apa permainan mereka,” imbuhnya.
Pekan ini ia kembali ke Royale Jakarta Golf Club untuk penampilan keenamnya pada BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi. Ia jelas sadar catatan penampilannya pada ajang ini masih jauh dari memuaskan. Ia hanya dua kali lolos cut dengan T60 pada edisi 2019 sebagai pencapaian terbaiknya. Selain itu, pengalaman sepanjang tahun ini, ketika ia bermain dengan ekspektasi yang terlalu tinggi, kembali mengingatkan dirinya bahwa ekspektasi yang terlalu tinggi justru hanya akan membebani dirinya.
”Pada pekan-pekan besar seperti ini saya biasanya menghindari mengakses media sosial karena biasanya banyak yang tag dan DM.014”
”Saya tidak punya ekspektasi apa-apa,” ujar pegolf yang juga gagal lolos cut pada ajang ADT di Malaysia pekan lalu ini. ”Tahun ini saya belajar banyak; tahun ini saya terlalu berekspektasi sehingga pada akhirnya malah menyulitkan diri sendiri.”
Selain itu, ia juga telah melakukan pendekatan yang baru untuk menghadapi hajatan besar seperti ini. Ia berniat untuk mengurangi mengonsumsi media sosial, terutama Instagram sepanjang pekan penting ini untuk mengurangi tekanan publik.
”Pada pekan-pekan besar seperti ini saya biasanya menghindari mengakses media sosial karena biasanya banyak yang tag dan DM. Selain itu, saya juga melakukan aktivitas lain, seperti main game atau membaca bermacam-macam buku, seperti buku golf, dan sekarang saya juga sedang belajar financial management,” jelasnya.
Selain Naraajie, Indonesia diwakili oleh Jonathan Wijono, Kevin Caesario Akbar, Syukrizal, Benita Yuniarto Kasiadi, Rory Hie, Bradley Taslim, Peter Gunawan, Nasin Surachman, Seandy Alfarabi, Asep Saefulloh, Jamel Ondo, George Gandranata, Elki Kow, dan Almay Rayhan di lini profesional. Adapun dua pegolf amatir Rayhan Abdul Latief dan Randy Arbenata Mohamad Bintang melengkapi total 17 wakil Indonesia pada pekan ini.