Allisen Corpuz mewujudkan impiannya dengan menjuarai U.S. Women’s Open sebagai gelar profesional pertamanya.
Dari menyaksikan Michelle Wie memenangkan U.S. Women’s Open dan terinspirasi oleh kemenangan itu, Allisen Corpuz tak hanya tumbuh dengan memecahkan rekor sebagai pegolf termuda yang lolos kualifikasi pada ajang Major tersebut, tapi juga kini menjadi pegolf yang namanya terukir di trofi kejuaraan tersebut. Lebih istimewa lagi, ia melakukannya di Pebble Beach, yang untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah ajang Major bagi wanita, di hadapan keluarga dan teman-temannya.
Corpuz membutuhkan 26 putt—terbaik di antara 74 pemain pada putaran final—untuk mencatatkan skor 3-under 69, yang membuatnya mengumpulkan skor total 9-under 279 dan kemenangan tiga stroke atas pegolf Inggris Charley Hull dan pegolf Korea Shin Jiyai.
Mengawali putaran final dengan selisih hanya satu stroke dari Nasa Hataoka, Corpuz langsung menggeser pegolf Jepang tersebut berkat birdie di hole 1 dan 3, setelah pesaing terdekatnya itu tersandung oleh bogey di hole 3. Pegolf berdarah Korea-Filipina kelahiran Hawaii ini kemudian menambah satu birdie lagi di hole 7, dengan bogey di hole 4 dan 9 untuk menuntaskan sembilan hole pertamanya dengan 1-under.
Tiga birdie tambahan dari hole 9, 14, dan 15 praktis mengukuhkan posisinya di puncak klasemen dengan 10-under, yang praktis membuatnya telah menggenggam trofi dengan sebelah tangannya. Hull, yang bermain tiga grup di belakangnya pun tak lagi dapat mengimbangi, lantaran birdie yang ditorehkan pegolf Inggris itu di hole 16 hanya membuatnya terpaut empat stroke di belakang Corpuz tatkala ia menuntaskan putaran finalnya.
Alhasil, bogey di hole 17 tidak cukup untuk menggoyangkan posisi Corpuz untuk memenangkan gelar Major pertama, sekaligus gelar pertamanya sejak beralih profesional tahun 2021. Par di hole terakhir memastikan ia berhak memenangkan US$2 juta sebagai hadiah pemenang.
”Pikiran saya berlomba. Seperti yang saya sampaikan kemarin, (bisa bermain pada ajang ini di sini ) adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Ini sesuatu yang sudah saya impikan, tapi pada saat yang sama saya tidak pernah mengira bisa (kemenangan) ini bisa tercapai,” jelas Corpuz.
”Saya tidak banyak melihat papan klasemen. Secara tidak sengaja saya melihatnya, kalau tak salah, di hole 14 atau 15. (Namun,) saya berusaha untuk mempertahankan rencana permainan yang sama dan memberi tahu Jay (kedinya) untuk mencoba membuat beberapa birdie di sembilan hole terakhir.”

Pegolf yang menyandang gelar Master untuk bidang manajemen rantai suplai global ini meyakini sejumlah pengalamannya nyaris meraih kemenangan pada tahun ini menjadi salah satu kunci yang mengantarkannya keluar sebagai pegolf terbaik pada pekan ini.
”Rasanya semua yang terjadi pada tahun ini mempersiapkan saya untuk momen (kemenangan) ini. Luar biasa istimewa karena kedua orangtua saya ada di lapangan pekan ini. … Ada banyak keluarga, teman-teman yang hadir. Bibi dan paman saya serta sepupu saya juga datang, orangtua pacar saya, teman-teman tim di kampus. Ada banyak orang yang datang. …. Sungguh luar biasa bisa mengetahui kami ada di Pebble Beach, lapangan bersejarah,” tutur Corpuz.
Corpuz memang sempat bersinar pada ajang Chevron Championship, yang merupakan ajang Major wanita pertama tahun ini, finis T4, yang memberinya finis terbaik selama mengikuti ajang Major sebelum bertolak ke Pebble Beach.
”Sejujurnya waktu itu pukulan saya tidak selalu bagus, saya harus berjuang di lapangan dan berhasil melakukan sejumlah putt dengan baik. Swing saya justru terasa sangat solid menjelang pekan ini, jadi ada tambahan kenyamanan dari segi permainan. Menurut saya dengan berada di posisi bersaing sebelumnya, ketimbang memikirkan bahwa saya ada di grup terakhir, membuat saya tidak bakal tahu apa yang akan terjadi. Jadi, hanya tinggal bermain di lapangan saja,” jelasnya lagi.

Diskusi singkat dengan Bill Nelson, pelatih mentalnya, menjelang putaran final juga menjadi salah satu kunci yang membantunya bermain dengan lebih tenang.
Sementara itu, Hull mencatatkan penampilan terbaiknya selama mengikuti U.S. Women’s Open dengan mengemas skor terendah putaran final, 6-under 66. Setelah mengawali dengan eagle di hole 2, ia menorehkan enam birdie dengan hanya dua bogey untuk melejit ke jajaran atas.
”Saya bermain dengan sangat baik. Rasanya saya memiliki percaya diri memainkan putaran final ini dan sangat senang dengan hasilnya,” ujar pemegang dua gelar LPGA ini. ”Saya sudah berlatih dengan keras pada swing saya peka lalu ketika berada di rumah, jadi sata merasa sangat yakin dan akan terus melatihnya, dan tidak sabar untuk menuju Evian Championship.”

Adapun Shin, yang merupakan mantan pegolf wanita No.1 Dunia menunjukkan kualitas permainan yang sempat membawanya menjadi salah satu pegolf terbaik di dunia dengan menuntaskan nya yang kesembilan dalam ajang U.S. Women’s Open ini di posisi T2. Bermain dalam posisi yang membuatnya mungkin tidak bisa lagi bermain di Pebble Beach ketika lapangan ini kembali menjadi tuan rumah U.S. Women’s Open 2035, pegolf Korea ini mencatatkan skor terbaiknya pekan ini degan torehan lima birdie dan satu bogey, yang membuatnya berbagi tempat kedua dengan Hull.
”Saya merasa agak sedih karena kami hanya akan memainkan satu putaran lagi. Bahkan pagi ini ketika datang ke lapangan, saya bilang, mungkin ini terakhir kalinya saya bermain di Pebble Beach, jadi saya mesti bermain dengan baik, dan ternyata terbukti demikian. Saya merindukan para penonton, jadi sangat menikmati bermain di hadapan mereka,” tutur pemegang dua gelar Major yang kini berusia 35 tahun ini.
Pegolf Italia Benedetta Moresco akhirnya keluar sebagai egolf amatir terbaik. Skor 73 yang ia raih pada hari terakhir membuatnya berada satu stroke lebih baik daripada pegolf Irlandia Aine Donegan. Moresco menorehkan dua birdie dengan tiga bogey untuk mencatatkan skor total 8-over 296.
”Saya tidak berharap, tapi sangat ingin menjadi amatir terbaik, dan asya senang bisa mewujudkannya. Itu targetnya. Saya berusaha untuk tidak datang dengan harapan-harapan tertentu, tapi sudah pasti itulah targetnya,” tutur Benedetta. ”Saya sangat, sangat senang bisa menjadi bagian dari sejarah dan turnamen ini!”


