
An Byeonghun mendapat modal berharga menuju PGA Championship dengan finis sendirian di tempat ketiga, dengan Rory McIlroy memenangkan gelar PGA TOUR ke-26 dalam kariernya.
Pegolf Korea An Byeonghun kembali mencatatkan hasil meyakinkan di kancah PGA TOUR. Meskipun masih belum mewujudkan kemenangan perdananya di sirkuit papan atas dunia itu, pegolf berusia 32 tahun ini berhasil finis sendirian di tempat ketiga. Pencapaian ini jelas menjadi modal berharga ketika ia bertolak menuju Valhalla Golf Club untuk mengikuti ajang Major kedua tahun ini, PGA Championship.
Pada putaran final kemarin, An mencatatkan tujuh birdie dengan dua bogey untuk melengkapi skor 70-68-71 pada tiga hari sebelumnya. Ia pun menuntaskan permainannya di Quail Hollow Club itu dengan skor total 9-under 275, delapan stroke di belakang Rory McIlroy yang sukses menjuarai gelar PGA TOUR ke-26 dalam kariernya.
McIlroy meraih kemenangan tersebut setelah mencatatkan skor 65 pada putaran final. Yang istimewa ialah ia bahkan menciptakan double bogey di hole terakhirnya, namun masih bisa menang lima stroke dari Xander Schauffele (71), yang menjadi pemuncak klasemen dalam tiga putaran pertama.
”Permainan saya terasa bagus sepanjang pekan ini,” tutur An. ”Pukulan saya cukup solid, saya juga mengarahkan bola dengan sangat bagus, dan persis itulah yang Anda butuhkan di lapangan golf ini. Putting saya cukup oke pekan ini, malah cukup bagus. Awalnya sempat kurang meyakinkan, tapi saya berjuang keras dan melakukan sejumlah birdie di sembilan hole terakhir,” imbuh pemegang satu gelar DP World Tour ini.
Prestasinya pekan itu menjadi finis sepuluh besar kelima pada musim ini, dan yang kedua secara berturut-turut setelah sepekan sebelumnya ia finis T4 pada ajang THE CJ CUP Byron Nelson. Jelas pencapaiannya ini terbilang sangat baik, mengingat ia sempat kehilangan kartu PGA TOUR pada musim 2021, sebelum akhirnya mulai berlatih dengan Sean Foley, mantan pelatih Tiger Woods.

Tiga besar kali ini juga ikut membawanya ke peringkat ke-6 pada klasemen FedExCup, yang sekaligus memperkukuh posisi dan memperbesar peluangnya untuk bisa mengikuti ajang pamungkas FedExCup Playoff, TOUR Championship, untuk pertama kali dalam kariernya. Ajang tutup musim itu ditujukan hanya bagi 30 pegolf teratas. Dan ia juga menjadi pesaing kuat untuk lolos ke Olimpiade Paris bulan Agustus lalu, serta masuk Tim Internasional untuk Presidents Cup menghadapi AS bulan September mendatang.
An kini tak sabar untuk kembali tampil pada PGA Championship pekan ini. Keberadaannya di Valhalla Golf Club, di Louisville, Kentucky nanti akan menjadi penampilan pertamanya setelah 2021. Ajang ini merupakan ajang yang sangat istimewa bagi masyarakat golf Asia setelah pegolf Korea Y.E. Yang menjadi pegolf Asia pertama yang menjuarai ajang Major dengan mengalahkan Tiger Woods pada tahun 2009.
Dengan performa putting yang tajam, di mana ia menempati peringkat pertama untuk kategori Strokes Gained: Putting dan unggul hampir 8 stroke dari para peserta, An merasa sangat bersemangat. ”Ya, sangat (percaya diri). Rasanya permainan saya sudah mencapai kondisi terbaik tiap pekannya, anya perlu memperhatikan beberapa hal dan memasukkan putt.
”Namun, dari segi putting mulai terlihat pada pekan ini. Saya suka memainkan jenis lapangan ini. (Lapangan ini) cukup sulit, jadi Anda mesti mengupayakan permainan dan tidak bisa benar-benar bergantung pada pukulan apa pun. Pekan lalu saya finis di posisi yang bagus, dan sudah bermain dengan baik pada musim ini, dan tempat ketiga ini jelas akan membantu (pada pekan berikutnya).”
Rekan senegara An, Im Sungjae, yang memulai putaran final dengan berjarak empat stroke, harus mengalami kesulitan di sembilan hole pertamanya. Ia membutuhkan 39 pukulan di sana, sebelum akhirnya mencatatkan birdie di hole 11 dan 12 untuk finis dengan skor 73. Ia berada di posisi T4 bersama pegolf Australia, Jason Day.

Bagi Im, pencapaian ini menjadi finis sepuluh besar kedua pada musim ini, setelah T5 pada awal musim lewat ajang The Sentry in Hawaii. Ia pun memperbaiki peringkatnya di klasemen FedExCup dengan menduduki peringkat 27.
Pegolf Korea lainnya, Kim Siwoo menuntaskan putaran final dengan skor 70 dan finis T16. Adapun Tom kim, yang bermain dengan skor 76 harus puas berada di peringkat T47.
McIlroy benar-benar menyiapkan permainan terbaiknya pada pekan itu. Pegolf No.2 Dunia ini mencatatkan dua eagle dengan empat birdie hanya dalam delapan hole, mulai dari hole 8. Kemenangan ini terjadi setelah dua pekan sebelumnya ia berpasangan dengan rekan senegaranya dari Irlandia Utara, Shane Lowry, untuk menjuarai Zurich Classic of New Orleans. Dan meskipun menciptakan double bogey di hole terakhirnya, ia masih bisa menorehkan skor total 17-under.
”Anda bisa lihat kalau momen di hole 7 itu merupakan momen yang besar. Saya melakukan tiga putt, Xander menciptakan eagle. Lalu Xander memukul lebih dekat ke hole daripada saya di hole 8. Saya tahu kalau saya mesti memasukkan putt di sana untuk bisa menjaga peluang dan mengimbanginya. Lalu putting-nya di sana meleset, saya menciptakan birdie dan, entah bagaimana, permainan saya mulai panas setelah itu. Quail Hollow, Charlotte, secara umum sudah bersikap sangat baik dalam karier saya dan hari ini menjadi hari luar biasa lainnya bagi saya.”
Kini McIlroy bertolak ke Valhalla Golf Club, tempat yang memberinya kemenangan Major terakhir baginya sepuluh tahun silam. Tentu ia berniat untuk mewujudkan gelar Major kelima memanfaatkan momentum kemenangannya ini.