
Riviera Country Club terbukti menjadi arena yang kental dengan nuansa internasional, dengan berbagai pegolf di luar Amerika menikmati kemenangan dan menciptakan kesan mendalam.
Oleh Jim McCabe.
Secara geografis, ajang ini ada di Amerika dengan Grand Canyon yang jelas-jelas berada di sisi Barat Los Angeles, tak jauh dari Sunset Strip yang legendaris. Itulah arena bersantai dari semua mega bintang film yang sudah tampil di layar perak.
The Riviera Country Club, rumah bagi ajang Genesis Invitational, turnamen PGA TOUR Pekan ini, dan bisa dibilang sebagai lapangan favorit bagi siapapun yang berada di kancah golf elite dunia. Beginilah kebesaran Riviera itu: Jack Nicklaus sudah pernah menang di sana dan Tiger Woods masih belum—dan begitu pun semua orang melayangkan pujiannya.
Akan tetapi, jika bisa kembali ke titik awal ketika Riviera menjadi se-Amerika Grand Canyon, kita butuh tanda asterisk di sana. Daerah ini sudah jelas merupakan tanah Amerika di mata penduduk setempat. Namun, Riviera menjadi milik para juara golf terbesar, yang bertolak dari bandara-bandara internasional untuk menaklukkannya bagi mereka yang mencintai olahraga ini.
Dari Inggris, Sir Nick Faldo berujar, ”Jika Anda hanya bisa bermain golf di satu lapangan seumur hidup Anda, inilah salah satu pilihannya. Lapangang ini punya cukup variasi yang, kecuali Anda adalah (Ben) Hogan dan memukul bola dari sejumlah divot, lapangan ini akan dimainkan secara cukup berbeda tiap harinya.”

Dari Afrika Selatan, Ernie Els berkomentar, ”Jelas salah satu lapangan favorit saya sepanjang masa. Saya suka sensasi di Riviera dan saya penggemar berat desainnya, ada kenangan istimewa buat saya. Lapangan ini fantastis.”
Faldo (1997), Els (1999), dan Scott (2005 dan 2020) telah menang di Riviera dan menjadi bagian dari parade jawara internasional yang menang di lapangan yang mulai berdiri sejak 1926 ini. Humphrey Bogart kerap berdiri di bawah pohon ara di hole 12 dan menyaksikan Hogan dan lainnya bermain pada ajang Los Angeles Open, nama turnamen ini sebelumnya. Walt Disney dan Dean Martin merupakan anggota di sana, tapi bagi para pegolf murni, para pendatang yang memberikan kontribusi signifikan selama bertahun-tahun adalah para pegolf yang berasal dari negeri yang jauh.
Termasuklah para pahlawan generasi bintang PGA TOUR yang sebelumnya disebutkan—Faldo, Els, Scott—namun juga sepasang pegolf Skotlandia yang kerap diremehkan dari beberapa generasi silam. Sosok yang dimaksud ialah MacDonald Smith dan empat dari 25 kemenangannya pada PGA TOUR ia raih dari ajang Los Angeles Open, di mana tiga di antaranya—1929, 1932, 1934—dimainkan di Riviera.
Lalu di sela-sela dominasi Smith di ”The Riv” dan kecemerlangan pegolf Inggris, Afrika Selatan, dan Australia zaman modern, ada beberapa momen internasional di Riviera yang juga menjadi milik para pegolf dari Asia.
Turnamen tahun 1987 di Riviera tampaknya menjadi play-off yang tidak seimbang—menempatkan Ben Crenshaw yang jenius dengan tiga gelar Masters, menghadapi pegolf pendiam dan tidak dikenal dari China Taipei, Chen Tze-chung, atau yang dikenal oleh penggemar Amerika sebagai T.C. Chen.
Crenshaw terlihat memenangkan turnamen ini ketika memasukkan putt birdie dari jarak 4,8 meter di hole ke-72 tahun itu. Namun, T.C. Chen menjawab dengan menggulirkan putt birdie dari jarak 3,6 meter. Dan di hole play-off pertama, kengerian dari horor itu terjadi, Crenshaw meleset memasukkan putt berjarak 1,2 meter dan praktis memberikan trofi itu kepada Chen.
Dengan sikap merendah, Chen hanya bisa memberi jawab kepada para penonton yang terpukau itu, ”Entah apa yang mesti saya sampaikan, tapi rasanya sungguh mengagumkan.”
Ada catatan kecil yang menarik yang jika terjadi sebaliknya bakal menjadi momen istimewa pada hari itu. Saudara Chen, Tze-Ming, menyia-nyiakan kesempatannya memenangkan Philippines Open dan harusm menempati peringkat kedua dengan takluk satu stroke. T.C. Chen merasa sedih oleh kegagalan saudaranya untuk meraih kemenangan pada hari yang sama. Namun, banyak kalangan masyarakat internasional yang bersukacita oleh kemenangan pria asal China Taipei, 36 tahun silam itu.
Akan tetapi, mesti ditegaskan pula bahwa kemenangan Chen itu tidaklah bisa dipandang terpisah dari kunci pengembangan dan minat internasional pada turnamen di Riviera pada tahun-tahun tersebut. Pada tahun 1979, misalnya, Masashi ”Jumbo” Ozaki melakukan debutnya di Riviera dan alasan itu terkait dengan kesepakatan yang tercipta di antara para pemimpin untuk melakukan bisnis pada tahun 1975.
Para eksekutif dari Bridgestone Co. di Tokyo menyatakan bahwa ajang tahunan mereka Bridgestone Championship di Sodegaura CC di Tokyo pada Japan PGA Tour menjadi ”turnamen saudara” dari satu turnamen di Riviera. Kesepakatan ini berarti para pegolf Amerika akan bermain pada ajang Bridgestone—Hale Irwin, Al Geiberger, Jerry Heart, dan Roger Maltbie menjadi beberapa nama yang bermain di Jepang—dan sebagai gantinya, panitia di Riviera memberikan undangannya kepada para pegolf Jepang terbaik.

Masashi ”Jumbo” Ozaki melakukan debut dari total tujuh penampilannya di Riviera pada tahun 1979. Hasratnya untuk lapangan golf yang ternama ini turut diturunkan kepada generasi pegolf Asia berikutnya. Hideki Matsuyama telah tiga kali meraih sepuluh besar dalam delapan penampilannya di Riviera; Kang Sung finis T2 did belakang Scott tahun 2020; dan pegolf China Taipei lainnya C.T. Pan berbagi peringkat kedua di belakang pegolf Chile Joaquin Niemann setahun yang silam.
Hampir setengah abad kemudian, menjelang turnamen lainnya di Riviera, ungkapan itu (Riviera sebagai arena bermain para bintang internasional) masih bisa dianggap tepat. Pertimbangkanlah para pemain kuat internasional yang akan berlaga di Riviera pada ajang The Genesis Invitational pekan ini: pegolf Irlandia Utara Rory McIlroy dan pegolf Spanyol Jon Rahm, duo pegolf Inggris Matt Fitzpatrick dan juara AT&T Pebble Beach Pro-Am baru-baru ini Justin Rose, Juara Masters asal Jepang Matsuyama, dan beberapa pemain berbakat muda dari Korea Im Sungjae dan Tom Kim.
Dan sudah tentu, pekan ini akan menjadi yang ke-15 kalinya Scott bermain di Riviera, tempat yang tidak bakal membuatnya bosan. Kemenangan pertamanya pada turnamen yang ikonik ini terjadi tahun 2005, tapi prestasi itu tak pernah benar-benar resmi diakui karena ajang ini dimainkan hanya 36 hole (curah hujan yang deras memaksa panitia menuntaskan turnamen menjadi 36 hole sehingga tak diakui sebagai kemenangan resmi—Ed.). Scott mengabaikan hal tersebut dan menjalankan tugasnya dengan konsistensi yang luar biasa. Dalam 14 kesempatan, tujuh di antaranya ia akhiri di sepuluh besar.
Ya, alamatnya mungkin alamat Amerika. Namun, Riviera sungguh memiliki pengikut internasional.