An Byeonghun mengawali Masters Tournament dengan skor 70 dan tampil sebagai pegolf Asia teratas.

Pegolf Korea An Byeonghun benar-benar memaksimalkan kembalinya ia pada ajang Masters Tournament tahun ini. Permainannya pada putaran pertama kemarin (11/4, waktu setempat), membawanya duduk di posisi T9 dengan skor 2-under 70. Tidak hanya itu, ia tampil sebagai pegolf Asia teratas pada putaran pertama.

Pegolf berusia 32 tahun ini mengemas tujuh birdie, termasuk tiga birdie berturut-turut di tiga hole pertamanya. Sayangnya, ia juga mencatatkan lima bogey di Augusta National itu. Tantangan di lapangan yang sulit kian bertambah berat lantaran angin berputar sepanjang hari dengan kecepatan embusan mencapai 56 km/jam.

Rekan senegaranya, Tom Kim, sempat bermain even par dalam sebelas hole yang ia mainkan dan menjadi salah satu dari 27 pegolf yang belum bisa menuntaskan putaran pertama mereka. Permainan memang sempat tertunda akibat cuaca buruk pada pagi hari.

Jika Kim Siwoo mencatatkan skor 74, Juara Masters 2021 Hideki Matsuyama justru harus memulai dengan skor 76. Sementara itu, pegolf Jepang lainnya Ryo Hisatsune harus mencatatkan skor 78 dalam debutnya.

”Ya, tidak jelek. Angin berembus kencang di lapangan, jadi tidak mudah,” ujar An, yang menuntaskan 18 hole pertamanya dengan terpaut lima stroke di belakang pimpinan klasemen sementara, Bryson DeChambeau.

”Anginnya cukup kencang dan stabil. Hole 16 sangat sulit. Angin berembus bolak-balik.” — An Byeonghun.

”Rasanya saya bermain dengan luar biasa hari ini, beberapa putt jarak pendek meleset, tapi sudah jelas angin sangat kencang. Tidak mudah melakukan pukulan, apalagi melakukan putt di green yang begitu licin seperti di sini. Main 2-under tidaklah jelek. Menurut saya skornya bisa lebih buruk lagi, tapi saya juga merasa bisa lebih baik lagi. Semoga saja dalam tiga hari ke depan saya bisa bermain jauh lebih baik.”

Penampilannya pekan ini merupakan yang kelima kalinya pada ajang Masters, namun menjadi yang pertama sejak 2020. Pegolf yang kini menduduki peringkat ke-7 pada klasemen FedExCup ini langsung melejit berkat tiga birdie berturut-turut di tiga hole pertamanya. Istimewanya lagi, ketiga birdie itu ia raih dari jarak kurang dari 2 meter berkat permainan short game yang tajam.

Dengan kondisi yang kian menyulitkan pemain, pegolf Korea ini berjuang keras untuk bisa mengakhiri putaran pertamanya di jajaran sepuluh besar. Selain mengemas 13 green in regulation, ia juga memasukkan birdie dengan putting dari jarak 12,9 meter di hole 6, lalu meraih birdie lagi dari jarak 6,6 meter di hole 12—kedua hole ini merupakan hole par 3. Sayangnya, ia harus mengakhiri putaran pertamanya dengan dua bogey di tiga hole terakhirnya.

”Saya kira (yang paling sulit) di hole 16 karena kami merasakan tiga angin yang berbeda ketika berdiri di tee box. Saya melihatnya ketika Lucas (Glover) melakukan pukulan, angin berasa berembus ke arah kami. Ketika Harris (English) memukul, rasanya angin berembus ke depan, sekitar 40 km/jam. Ketika melakukan pukulan, rasanya memukul melawan angin. Saya jadi agak sedikit bingung dan akhirnya bolanya masuk ke air,” tutur An.

”Anginnya cukup kencang dan stabil. Hole 16 sangat sulit. Angin berembus bolak-balik. Namun, selain itu, kondisinya sendiri memang berat, seperti terlihat dari skor-skornya.”

Finis terbaik yang pernah dibukukan oleh pegolf Korea terjadi pada tahun 2020 ketika Im Sungjae finis di tempat kedua. An, yang mencatatkan T33 pada tahun 2017 sebagai prestasi terbaiknya pada Masters Tournament ini, berharap bisa menikmati keberuntungan dari pairing-nya, dengan berharap setidaknya menyamai prestasi Im. Im sendiri telah bermain 3-over dalam 14 hole ketika pertandingan terpaksa dihentikan.

”Seiring makin berkembangnya permainan saya, saya berusaha sedikit lebih cerdas dan tidak selalu main agresif dan menyerang pin.” — Bryson DeChambeau.

”Ya, senang bisa menuntaskan permainan (putaran pertama) hari ini. Sangat penting,” ujar An. ”Besok sepertinya masih akan cukup berangin, tapi saya kira tidak akan sekencang hari ini. Kita lihat bagaimana kondisinya siang nanti, tapi saya pikir saya mendapatkan salah satu grup dan waktu bermain terbaik. Ini keberuntungan yang Anda butuhkan untuk mencatatkan skor yang bagus.”

DeChambeau, yang tampil dalam Masters Tournament kedelapan dalam kariernya, tampil sebagai pemuncak klasemen sementara dengan permainan fenomenal. Dari delapan birdie yang ia raih, tiga di antaranya ia ciptakan di tiga hole pertamanya, sementara lima birdie lainnya ia bukukan dari tujuh hole terakhir.

”Menang di Winged Foot (U.S. Open 2020) membantu saya memahami bagaimana cara memenangkan turnamen-turnamen besar. Anda butuh banyak kesabaran, terutama di lapangan ini. Anda bisa merasa tiap hole bisa dicapai, melihatnya persis di depan Anda, tapi kenyataannya sungguh sulit. Seiring makin berkembangnya permainan saya, saya berusaha sedikit lebih cerdas dan tidak selalu main agresif dan menyerang pin,” tutur pegolf yang finis T21 pada tahun 2016 ketika masih amatir ini.

Pegolf No.1 Dunia Scottie Scheffler, yang bulan lalu menjuarai Arnold Palmer Invitational presented by Mastercard dan THE PLAYERS Championship, menjadi pesaing terdekat DeChambeau. Skor 66 miliknya menempatkannya hanya terpaut satu stroke.

Sementara itu, Tiger Woods, yang kembali tampil pada pekan ini menorehkan skor 1-under dalam 13 hole yang ia mainkan. Adapun Rory McIlroy yang mengincar kemenangan Masters pertamanya untuk melengkapi Grand Slam, mengawali ajang Major ini dengan skor 71.