Sejarah dan inspirasi yang tercipta belakangan ini memberi alasan penting mengapa golf merupakan olahraga yang sangat baik.
Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director, Marketing & Communications APAC untuk PGA TOUR dan berdomisili di Malaysia.
Dua peristiwa. Terjadi dalam rentang lima hari dan terpisahkan jarak sekitar 15.000 km. Kedua peristiwa itu kembali mengingatkan alasan mengapa golf terus memikat massa, di mana pencapaian yang tertoreh dengan sentuhan inspirasi dan proporsi sejarah membuktikan bahwa esensi sejati olahraga kita ini masih hidup dengan baik.
Di Los Angeles, di mana para bintang terkemuka olahraga ini berkumpul beberapa waktu lalu untuk ajang Genesis Invitational, turnamen dengan Tiger Woods sebagai tuan rumah, pegolf Jepang Hideki Matsuyama memecahkan batasan psikologi pribadinya ketika menciptakan kemenangan bersejarah dengan skor 62 pada putaran final. Ia kini menjadi pegolf kelahiran Asia dengan gelar PGA TOUR paling banyak.
Kemenangan ini bernilai US$4 juta, tapi bukan itu yang benar-benar ada dalam benak pegolf berusia 32 tahun yang mengakhiri puasa gelar dua tahunnya itu. Baginya, lebih penting untuk mengambil tempat dalam sejarah golf setelah sempat meragukan akankah ia bisa mengangkat trofi lagi setelah cedera leher yang mengganggu.
The putt that sealed the deal @TheGenesisInv! 🏆
A moment @HidekiOfficial_ will never forget. pic.twitter.com/Cy8Ce3YgLo
— PGA TOUR (@PGATOUR) February 18, 2024
Beberapa hari kemudian di Nairobi, sepotong sejarah golf lain turut tertulis tatkala pegolf tak dikenal berusia 31 tahun, Ronald Rugumayo, menjadi pegolf pertama dari Uganda yang lolos cut pada ajang DP World Tour. Gemuruh di green hole 18 dan perayaan sambutan tuan rumah menunjukkan betapa berartinya golf bagi bagian dunia yang satu ini.
Rugumayo finis di posisi 71 pada ajang Magical Kenya Open. Pencapaiannya jauh lebih bernilai ketimbang hadiah uang US$3.700 yang ia raih setelah penampilannya yang ajaib, maafkan istilah ini, bakal menggema ke seluruh negaranya dan Benua Afrika selama tahun-tahun mendatang.
Pada masa ketika ada lebih banyak uang yang mengalir dalam olahraga kita ini dan dengan frasa ”mengembangkan olahraga” berada di ambang bahaya karena terlalu mudah disebutkan, rasanya cukup melegakan dan memberi semangat ketika melihat pegolf elit seperti Matsuyama dan calon bintang Rugumayo mendapat dorongan alasan yang lebih besar lagi.
Setelah Matsuyama melampaui seniornya, Shigeki Maruyama yang memiliki tiga gelar PGA TOUR, pegolf gaek itu memberi tahu Matsuyama agar melampaui pencapaian K.J. Choi, yang kala itu memegang rekor kemenangan Asia dengan delapan gelar. Dengan kata lain, Matsuyama didorong oleh seniornya itu untuk mengejar sejarah golf.
”Setelah memenangkan gelar keempat, Shigeki berkata kepada saya, ’Hei, kamu mesti melampaui K.J. Choi. Saya sangat senang melakukannya dan pasti saya akan mengirim pesan kepadanya kalau saya mencapai kemenangan ini,” tutur Matsuyama. ”Meraih sembilan kemenangan merupakan salah satu target besar saya. Setelah yang kedelapan, saya mengalami kesulitan akibat cedera leher. Sering kali saya merasa kalau saya tak akan pernah menang lagi. Saya juga kesulitan mencapai sepuluh besar.”
Meskipun Matsuyama yang tengah kembali bangkit ini akan terus mengejar lebih banyak sejarah baru PGA TOUR, Rugumayo justru yakin bahwa prestasinya di Kenya akan menginspirasi pegolf lain untuk mengikuti jejaknya dan mulai bermain golf. Ia memasukkan putt birdie berjarak 3 meter yang penuh tekanan pada putaran kedua untuk bisa lolos cut.
“That is just brilliant” 👏
Ugandan Ronald Rugumayo makes the cut courtesy of this birdie at the 18th! 🇺🇬 #MKO2024 pic.twitter.com/aJA0LbAY0Q
— DP World Tour (@DPWorldTour) February 23, 2024
”Bagi semua orang di luar sana, yang memiliki impian, tolong jangan lekas menyerah, yakinlah pada diri sendiri dan berjuanglah semampunya. Dan bagi mereka yang menang adalah mereka yang berpikir bahwa mereka bisa (menang),” tutur pria asal Uganda, yang memulai pekan itu sebagai pegolf No.2901 di dunia.
”Yang mau saya bilang, ini pengalaman yang sukar dipercaya. Mimpi saya setelah Kenya Open ini ialah menginspirasi kaum muda di Uganda untuk bermain golf. Semua yang saya posting di media sosial, saya selalu mencantumkan hashtag ’Golfing to Inspire’. Beberapa tahun dari sekarang, saya ingin melihat lebih banyak pegolf Uganda bermain pada Tour ini. Tidak cuma masyarakat Uganda, tapi juga Afrika Timur.”
Kalau di Jepang ada lebih dari 2.300 lapangan golf, di Uganda hanya ada 20. Jalan Matsuyama dan Rugumayo mungkin tidak pernah berpapasan, tapi dengan hasrat yang sama dan dorongan untuk mengejar sejarah golf dan menginspirasi orang lain untuk memainkan olahraga ini, menumbuhkan golf menjadi esensi yang paling sejati. Keduanya memberi alasan yang cukup bagi para penggemar berat golf bahwa olahraga ini ada di tengah fairway dan menuju masa depan yang lebih cerah dan lebih baik.
CATATAN: Para penggemar golf di Indonesia dapat menyaksikan dan menarik inspirasi dari kancah PGA TOUR melalui Mola.