Gabriel Hansel Hari menikmati proses belajar yang sangat berharga menyusul penampilannya pada ajang Jakarta International Championship.

Meskipun harus finis sebagai juru kunci, Gabriel Hansel Hari mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dalam karier profesionalnya yang bahkan belum genap dua bulan. Alumnus University of Oregon ini menuntaskan ajang International Series pertama dalam kariernya dengan mencatatkan finis di peringkat 79 setelah mengumpulkan skor total 9-over 289 pada ajang Jakarta International Championship, yang berlangsung di Damai Indah Golf PIK Course.

Setahun setelah finis T54 pada ajang Mandiri Indonesia Open untuk menjadi pemain amatir terbaik, Hansel yang kini berstatus profesional harus puas finis di peringkat 79 setelah mencatatkan skor 70-68-79-72.

”Dibandingkan tahun lalu kali ini lapangnya lebih susah. Bisa dilihat juga skornya tidak lebih baik daripada tahun lalu, walaupun banyak peserta yang lebih bagus. Green tahun ini juga lebih licin dan anginnya kencang dan cuacanya juga panas sekali sehingga tantangan kali ini sangat komplit,” tutur Hansel.

Pada putaran final hari ini (5/10), pegolf berusia 22 tahun ini sempat membuka peluang untuk mencapai finis yang lebih baik setelah membukukan birdie di hole 11, yang menjadi hole keduanya. Padahal pukulan tee-nya di hole par 4 itu gagal mencapai fairway.

”Saya akan memperbanyak latihan untuk aspek mental. Selain itu mempertajam scoring club, seperti wedge, short game, dan putting.”

”Di hole 11 itu pukulan (approach) saya menyisakan 4 meter dan putting-nya bisa masuk,” ujarnya.

Sayangnya, momentum tersebut seakan langsung kandas setelah ia mendapat bogey di hole 12, sebelum kemudian terulang lagi di hole 15. Kartu skornya pun kini menjadi 2-over setelah di hole 1 ia kembali mendapat bogey. Sayangnya, dalam delapan hole tersisa, ia gagal memanfaatkan sejumlah peluang birdie sehingga akhirnya harus puas dengan skor 2-over 72 untuk menutup putaran finalnya.

Bukan golf namanya jika tidak ada hal yang layak dibanggakan. Hansel menyebut penampilannya dalam dua putaran pertama layak menjadi modal bagus untuk melangkah ke depan. ”Dalam dua hari pertama permainan driver dan iron saya bagus banget,” ujar Hansel yang tercatat memenuhi 24 dari 36 green in regulation pada dua putaran pertama.

Akan tetapi, ia juga menyoroti permainan putter-nya, yang pada pekan ini memang jauh dari harapan. Ia bahkan menyebut kualitas putting dalam dua bulan ini kurang memuaskan sehingga memutuskan untuk menggunakan putter baru pada pekan ini. Sayangnya, waktu yang singkat tidaklah cukup baginya untuk menyesuaikan diri dengan putter tersebut. Alhasil sejumlah peluang birdie dari jarak 2-3 meter pada putaran final tadi gagal ia maksimalkan.

 

Gabriel Hansel Hari 2, Round 4 Jakarta International Championship.
Gabriel Hansel Hari membutuhkan kualitas scoring club dan putting yang lebih solid untuk mengarungi sisa musim 2025 ini. Foto: Yongki Hermawan/fotogolf.id.

 

Bagaimanapun juga, keberhasilannya lolos cut pada pekan ini memastikan ia menjaga tren positif di mana ia terus bermain penuh hingga putaran final sejak ajang The Indonesia Pro-Am presented by Combiphar & Nomura bulan September lalu. Meski Jakarta International Championship sudah berakhir, agenda kompetisi baginya masih panjang.

”Besok saya akan berangkat ke Vietnam, lalu ke Filipina (untuk mengikuti ajang Asian Development Tour). Kalau bisa masuk ke Aramco (Invitational Tournament) saya akan ikut. Dan masih ada Qualifying School Asian Tour bulan Desember, dan sebelumnya ada Qualifying School All Thailand Golf Tour,” tuturnya.

Dengan jadwal yang masih panjang, ia juga menyadari bahwa permainannya masih harus terus ditingkatkan. ”Saya akan memperbanyak latihan untuk aspek mental. Selain itu mempertajam scoring club, seperti wedge, short game, dan putting. Putting satu meter yang tidak langsung masuk otomatis sudah menambah jumlah pukulan, jadi harus lebih banyak melatih scoring club dan putting,” tandasnya.

 

Performa Gabriel Hansel Hari dalam Empat Ajang Official World Golf Ranking Terakhir