Bagaimana Kevin Na nyaris absen dan keluar sebagai juara Sony Open in Hawaii dengan keunggulan satu stroke.

Oleh Ben Everill, PGATOUR.COM

Kemenangan ini nyaris tak terwujud! Kevin Na nyaris harus mundur dari Sony Open in Hawaii untuk tiga tahun berturut-turut. Ia sempat merasakan nyeri di rusuknya, sehari sebelum turnamen ini dumulai. Pada dua penyelenggaraan sebelumnya, ia juga absen lantaran cedera di leher dan jari, justru setelah tiba di lokasi turnamen.

Kali ini, dengan bantuan trainer yang ikut mendampinginya, pegolf berusia 37 tahun ini berjuang untuk bisa tampil. Dan pada Minggu (17/1) sore itu, ia memasukkan bola untuk birdie di hole terakhir dan mengklaim kemenangan PGA TOUR kelimanya.

”Pada Rabu pagi, ketika pemanasan untuk Pro-Am, saya melakukan pukulan dengan keras dan rusuk saya rasanya tertarik. Sulit mengharapkkan untuk bisa main … saya sampai berpikir, ’Astaga, lagi-lagi (harus cedera menjelang turnamen)!’” ungkap Na.

”Saya baru saja menambahkan seorang trainer dalam tim saya, Cornel Driessen. Ia sangat membantu. Kami berlatih, melemaskannya lagi, dan besoknya begitu bangun, saya merasa lebih baik. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kalau saja ia tidak bersama saya, entahlah, ceritanya pasti akan berbeda.”

Bagi pegolf Korea-Amerika ini, prestasinya kali ini membuatnya telah meraih kemenangan dalam empat musim terakhir. Dengan demikian, ia bergabung dengan Dustin Johnson, Jon Rahm, Justin Thomas, dan Bryson DeChambeau sebagai pemain yang berhasil menorehkan rentetan prestasi berturut-turut seperti itu. Peringkatnya pun melambung ke posisi 10 pada klasemen FedExCup dan 23 pada Official World Golf Ranking. Prestasi ini juga menjadi kemenangan keempat dalam 55 turnamen sejak kemenangan pertama yang ia raih dalam 369 turnamen yang ia mainkan sebelumnya.

 

 

”Luar biasa. Rasanya luar biasa bisa memulai tahun yang baru seperti ini dan kembali ke Maui (untuk Sentry Tournament of Champions tahun depan). Semuanya sangat positif. Namun, saya ingin menang sekali lagi sebelum musim ini berakhir,” ujarnya.

”Saya terbiasa menjadi pemain yang sangat konsisten, sering masuk sepuluh besar, sering lolos cut. Menang masih menjadi sesuatu yang penting, tapi kemenangan terasa sedikit jauh buat saya. Saya tahu saya bisa mewujudkannya; sebelumnya juga saya pernah melakukannya …, tapi selama bertahun-tahun saya bermain tanpa meraih kemenangan sampai saya lupa bagaimana rasanya, dan ketika bisa mewujudkannya di Greenbrier, kemenangan itu membuat saya merasa lebih lapar lagi.

”(Jadi) saya pikir pengalaman menjadi alasan mengapa saya bisa terus menang. Pengalaman dan percaya diri. Ketika bisa melakukannya lagi, rasanya kemenangan berikutnya bisa datang dengan lebih mudah. Semua penantian selama ini pun terbayarkan sudah.”

Jelas tidak semudah itu. Na meninggalkan hole 12 pada hari Minggu itu setelah mendapat bogey dan tertinggal tiga stroke dari Brendan Steele. Tampaknya peluangnya pun lepas dari genggamannya. Namun, mengingat bahwa Steele juga telah melepas posisi memimpin di Waialae Country Club setahun silam, Na menolak untuk menyerah.

Ia lekas memberi tanggapan dengan membukukan tiga birdie berturut-turut dan kembali ke persaingan. Ketika ia menuju hole 18 par 5, ia tahu birdie sudah cukup untuk mengamankan kemenangan atau setidaknya tempat untuk play-off.

Ia menghajar 5-wood dari rough yang membuat bola berhenti melewati pin dan melintasi green. Namun, ia tak melakukan kesalahan lagi dengan pukulannya yang berikut, yang turut membantunya memastikan kemenangan, menyusul upaya Steele dan Joaquin Niemann yang gagal dalam mencatatkan eagle.

”Target saya sekarang ialah menembus 20 besar dunia sebelum tahun ini berakhir, bersaing dalam ajang Major, dan sudah tentu kembali main pada ajang TOUR Championship dan Ryder Cup.” — Kevin Na.

”Mungkin saya bermain sedikit lebih agresif menjelang hole-hole terakhir. Saya tak terlalu khawatir mau finis di tempat kedua atau ketiga. Tiap tahun saya berharap bisa menang, dan saya berharap bisa menang di lapangan yang tepat,” imbuhnya.

”Terkadang bermain agresif justru memberi tekanan tambahan, tapi juga menjadi pola pikir bahwa jika berhasil, jika semuanya berjalan dengan baik dan saya main bagus, saya punya peluang.

”Target saya sekarang ialah menembus 20 besar dunia sebelum tahun ini berakhir, bersaing dalam ajang Major, dan sudah tentu kembali main pada ajang TOUR Championship dan Ryder Cup.”

Adapun Niemann harus kembali finis di tempat kedua untuk kedua kalinya bermain di Hawaii. Pegolf Chile berusia 22 tahun ini kalah pada babak play-off pada ajang Sentry Tournament of Champions sebelumnya, dan hanya terpaut satu stroke di Honolulu. Satu-satunya rasa bangga yang bisa ia rasakan mungkin karena ia telah mengemas total 41-under dalam delapan putaran yang ia mainkan. Ia kini menempati peringkat 3 klasemen FedExCup dan peringkat 25 dunia.

Chris Kirk juga hanya berselisih satu stroke, sedang Steele harus menelan pil pahit lantaran gagal menang dalam dua tahun berturut-turut setelah sempat unggul dengan posisi yang aman. Ia bergabung dengan Marc Leishman dan Webb Simpson, dua stroke dari sang juara. Posisi T4 bagi Leishman, di satu sisi, menjadi sepuluh besar pertama baginya sejak PGA TOUR harus menghentikan turnamen akibat COVID-19 pada bulan Maret. Prestasi ini juga berhasil ia raih dua pekan sebelum upayanya mempertahankan gelar pada ajang Farmers Insurance Open.