Jonathan Xavier Hartono melengkapi pasangan Indonesia dalam Tim Internasional untuk Junior Presidents Cup, bersama Rayhan Abdul Latief.

Sejak pertengahan 2022, Jonathan Xavier Hartono sudah menjadikan Junior Presidents Cup sebagai target besar yang ingin ia raih.

”Junior Presidents Cup sebenarnya lebih sulit untuk bisa diikuti, tapi kalau bisa masuk Tim Internasional, akan menjadi kesempatan yang baik buat saya untuk bisa bermain dalam kompetisi kelas dunia. Target ini jauh lebih sulit daripada Asia-Pacific Amateur Championship, namun masih bisa diwujudkan kalau saya bisa main bagus dalam beberapa turnamen dalam dua bulan ke depan,” ujar pegolf yang akrab disapa Jojo ini.

Saat itu ia baru saja memenangkan Intercollegiate Golf Series 2, kurang dari sepekan usai memenangkan turnamen 54 Hole Philadelphia Junior Open di Amerika. Secara mengagumkan pula ia berhasil memenangkan empat turnamen junior berikutnya sehingga membuatnya memenangkan total enam turnamen secara beruntun.

Dengan kemenangan pada Taman Dayu Junior Golf Tournament dan Indonesia Junior Golf Premier League 2 pada bulan Maret 2022, Jojo memenangkan delapan turnamen junior hingga mendapat kepastian bergabung dalam Tim Internasional di bawah pimpinan Kapten Tim Clark asal Afrika Selatan.

Perjuangan kerasnya pada berbagai turnamen junior di Indonesia, plus keputusannya untuk mengambil gap year, menunda keberangkatannya untuk kuliah ke Amerika, menjadi dua langkah penting yang terbukti membantunya mewujudkan target besar ini.

”Sekitar awal Juni atau akhir Mei mereka (Komite Junior Presidents Cup) mengirimi e-mail kepada PB PGI yang memberi tahu bahwa ada dua pegolf junior Indonesia yang berpotensi untuk masuk tim. Keduanya adalah Rayhan dan saya,” ujar Jojo.

”Kalau tidak salah klasemen Tim Internasional pertama mulai dirilis awal Juni dan waktu itu saya masih ada di luar 25 besar, tapi saya melihat kalau saya bisa masuk ke 10 besar kalau bisa mendapatkan hasil yang cukup bagus dalam turnamen yang masuk WAGR.

 

Jonathan Xavier Hartono (2), Junior Presidents Cup 2022.
IGS Seri 2 di Surabaya menjadi gelar kedua dari enam gelar beruntun yang membantu Jonathan Xavier Hartono mendapat tempat dalam Tim Internasional. Foto: Yongki Hermawan/Ciputra Golfpreneur Foundation.

 

”Saya yakin kalau saya bisa melakukannya, tapi pada saat yang sama, satu hasil turnamen yang buruk, bisa memupus harapan. Sebab WAGR menghitung poin rata-rata, bukan total. Jadi, main jelek pada satu turnamen, ya sudah selesailah, semua harapan pun sirna.”

Sadar bahwa Junior Presidents Cup kali ini merupakan kesempatan satu-satunya untuk masuk Tim Internasional, Jojo bersikap strategis dengan menghindari turnamen yang bakal menyulitkannya untuk mencatatkan hasil bagus. Itu pula alasan mengapa ia tidak mengikuti beberapa turnamen yang diikuti oleh sejumlah pegolf terbaik Indonesia.

”Saya memilih bersikap strategis untuk bisa masuk Junior Presidents Cup. Soalnya, saya tahu kalau bisa finis dengan baik, saya akan mendapatkan poin yang cukup dan peringkat saya juga bisa naik,” jelasnya,

Meski bermain dalam level junior, memenangkan sebuah turnamen tidak pernah mudah. Apalagi jika melakukannya hingga enam kali berturut-turut.

Lalu ada pula keputusannya untuk menunda berkuliah ke Amerika. Tahun ini menjadi tahun kelulusannya dari SMA. ”Saya pikir keputusan mengambil gap year adalah keputusan yang baik juga. Saya sebenarnya mengambil gap year itu hanya karena saya masih belum bisa masuk ke sekolah yang saya incar,” jelas Jojo.

Hanya pegolf dengan maksimal 19 tahun dan belum memberi komitmen untuk masuk tim kampus di Amerikalah yang bisa mengikuti Junior Presidents Cup. Sementara Jojo, yang masih berusia 18 tahun juga belum bergabung dengan universitas mana pun sehingga ia memenuhi persyaratan untuk bergabung dengan Tim Internasional.

Kehadiran Jojo dalam Tim Internasional menciptakan sejarah baru bagi golf di Indonesia, lantaran untuk pertama kalinya Indonesia menyumbangkan dua pemain mudanya untuk menghadapi tim kuat Amerika. Tahun 2017 Naraajie Emerald Ramadhan Putra, yang kini sudah berstatus profesional, juga sempat membela Tim Internasional saat Junior Presidents Cup pertama kali dipertandingkan.

 

Jonathan Xavier Hartono (3), Junior Presidents Cup 2022.
Keputusan Jonathan Xavier Hartono mengambil gap year turut melancarkan keikutsertaannya untuk Junior Presidents Cup 2022. Foto: GolfinStyle.

 

Jojo pun merasa bersemangat bisa berduet dengan Rayhan dan berupaya menyumbangkan poin berharga bagi Kapten Tim Clark.

”Saya ingin bisa berpasangan dengan Rayhan karena menurut saya bermain dengan seseorang yang sudah kita kenal akan membuat kita merasa lebih nyaman. Dia tahu bagaimana permainan saya dan saya juga tahu permainannya, dan kami juga sudah saling kenal,” tutur remaja yang juga berlatih di bawah naungan Ciputra Golfpreneur Foundation ini.

Menjelang berangkat ke Amerika, Jojo juga mendapat pengalaman menarik sebagai bagian dari persiapannya. Untuk pertama kalinya, ia menjadi kedi dan pemain yang ia temani adalah pegolf No.4 Dunia Lydia Ko.

”Satu hal yang paling saya pelajari ialah betapa kuatnya mentalitas Lydia Ko. Betapa ia tidak terpengaruh akan apapun yang terjadi,” ujarnya lagi.

”Jadi, dia bisa melakukan tiga putt, tapi masih tersenyum; bolanya ke pepohonan, masih tersenyum. Dan dia selalu berada dalam suasana hati yang baik, sepanjang pekan itu seperti demikian. Selalu menyenangkan untuk diajak mengobrol dan saya pikir betapa luar biasanya dia bisa mempertahankan suasana hati yang seperti itu, terlepas dari situasi yang dia hadapi.”

Bagi Jojo, Junior Presidents Cup ini segera memberikan pengalaman pertama, baik dalam format beregu maupun match play. Namun, ia jelas memahami strategi yang dibutuhkan untuk bermain maksimal.

”Saya sangat menantikan bisa berpasangan dengan Rayhan. Dan akan jadi tajuk utama yang sangat bagus kalau Tim Indonesia ini bisa memenangkan satu partai dan semoga juga memenangkan partai lainnya,” ujar Jojo.