Taiga Semikawa bersinar lebih terang dan memenangkan Golf Nippon Series JT Cup sebagai gelar JGTO kedua pada musim 2023.
Taiga Semikawa menutup musim kompetisi 2023 pada Japan Golf Tour Organization (JGTO) dengan menang tipis atas Keita Nakajima dan Takumi Kanaya. Pada putaran final ajang Golf Nippon Series JT Cup yang berakhir hari Minggu (3/12) ini, ia mencatatkan skor 2-under 68 untuk skor total 15-under 265. Kemenangan ini melengkapi gelar Kansai Open yang ia menangkan bulan April 2023.
Kanaya (67) dan Nakajima (69) harus puas mengakhiri turnamen tutup musim itu di posisi kedua. Adapun pegolf Korea Selatan Song Younghan finis dengan skor 68 dan sendirian berada di tempat keempat dengan skor 12-under.
Kemenangan Semikawa ini sekaligus membuatnya kembali memenangkan dua gelar dalam semusim. Tahun lalu, secara sensasional, ia menjuarai Panasonic Open dan Japan Open, dalam statusnya yang masih amatir. Prestasinya kali ini, jelas layak membuatnya berbangga lantaran bisa kembali ke lingkaran para juara setelah delapan bulan.
”Sudah delapan bulan berlalu sejak kemenangan profesional pertama saya, dan meskipun sudah beberapa kali nyaris menang, rasanya ini menjadi penantian yang panjang, membuat sangat sulit untuk membayangkan kemenangan pada pekan ini. Jadi, kemenangan ini hadir sebagai kejutan yang memuaskan, dan saya sungguh amat senang,” ujar Semikawa.
Setelah memulai putaran final dengan berbagi puncak klasemen bersama Nakajima, Semikawa berhasil unggul satu stroke setelah dalam sembilan hole pertamanya ia mencatatkan dua birdie dengan satu bogey. Adapun Nakajima justru mencatatkan dua birdie dan dua bogey.
Meskipun Nakajima, yang merupakan raja pengumpul hadiah terbanyak pada JGTO musim ini, berhasil menorehkan birdie di hole 10, ia gagal mengejar pesaingnya itu.
”Bermain bersama para megabintang, seperti Ishikawa dan Nakajima sungguh luar biasa, dan jumlah penontonnya juga merupakan yang terbesar yang pernah saya alami.” — Taiga Semikawa.
Semikawa, yang berhasil menjaga ketenangan, malah menciptakan dua birdie lagi dengan satu bogey di hole 16, untuk memastikan kemenangan.
Tak ingin menyerah begitu saja, Kanaya juga berusaha utnuk bermain agresif dan mengejar ketertinggalannya. Namun, meskipun sukses mengemas tiga birdie di enam hole terakhirnya, ia tak dapat memaksakan play-off.
Hal yang sama juga terjadi pada Ryo Ishikawa, yang berniat meraih kemenangan ketiganya pada turnamen ini. Ia bahkan harus mendapat lima bogey di sembilan hole terakhir sehingga hanya bisa mencatatkan skor 73.
Prestasi ini jelas membuat Semikawa merasa bangga. Pasalnya, ia berhasil melampaui permainan para seniornya yang merupakan para pemain bintang. Apalagi kemenangan ini terjadi dengan disaksikan para penggemar golf di Jepang, yang meramaikan lapangan.
”Bermain bersama para megabintang, seperti Ishikawa dan Nakajima sungguh luar biasa, dan jumlah penontonnya juga merupakan yang terbesar yang pernah saya alami,” tutur Semikawa. ”Target saya sebenarnya melakukan sebanyak mungkin pukulan bagus dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi para penonton, jadi saya merasa bersemangat bisa meraih kemenangan.
Semikawa mengaku berfokus pada permainannya sendiri dan berusaha berkomitmen penuh untuk melakukan yang terbaik, apa pun hasilnya. ”Ada banyak orang yang mendukung saya selama bertahun-tahun, dan saya sangat gembira bisa memenangkan turnamen yang sesignifikan ini untuk mereka.
”Saya mesti meningkatkan performa saya saat berada di bawah tekanan karena sepertinya itulah yang menjadi pembeda antara Nakajima dan saya.” — Takumi Kanaya.
”Tahun ini saya banyak mendapatkan pengalaman berharga dengan bermain pada PGA dan DP World Tour. Mengakhiri musim ini dengan kemenangan jelas menjadi pencapaian yang teramat luar biasa. Ke depan, target saya ialah bisa terus meningkatkan permainan sebaai pemain dan berharap bisa menciptakan lebih banyak momen berkesan bagi para penggemar tahun depan.”
Meskipun gagal meraih gelar keempatnya pada tahun ini, Nakajima mengaku tidak kecewa. Ia bahkan memuji Semikawa yang menampilkan performa mengagumkan dan menilainya layak menjadi pemenang.
”Seperti kemarin, saya bermain dengan langkah saya sendiri, yang sebenarnya membuat saya cukup puas, dan senang dengan cara saya bermain. Putting saya dalam dua atau tiga hole terakhir sangat krusial, saya bisa membaca jalur putt dengan baik, tapi pukulan saya agak terlalu dipaksakan. Saya yakin putt-putt terakhir itulah yang menjadi pembeda antara Semikawa dan saya hari ini,” jelas Nakajima, yang kini telah lima kali finis di tempat kedua pada musim ini.
”Tahun ini sungguh fantastis buat saya. Lebih daripada tiga kemenangan saya, ada sensasi menegangkan bersaing hingga akhir dengan rival besar, seperti Kanaya, dan sungguh sangat menyenangkan. Bermain di hadapan begitu banyak penonton sepanjang tahun juga menjadi pengalaman yang indah. Sekarang, setelah berada di posisi yang saya kagumi waktu kecil, saya harap bisa memberikan pengalaman berkesan bagi anak-anak yang menyaksikan, persis ketika saya kecil.”
Kanaya juga mengaku hal senada dengan mengungkapkan semangatnya bisa bersaing dengan Nakajima, meskipun ia harus bisa menerima keunggulan sahabatnya itu untuk musim ini.
”Menurut saya, saya mesti meningkatkan performa saya saat berada di bawah tekanan karena sepertinya itulah yang menjadi pembeda antara Nakajima dan saya,” ujarnya. ”Pengalaman ini akan menjadi motivasi tambahan untuk tahun depan bermain pada DP World Tour. Saya menyadari bahwa tiap hari sangatlah krusial dan saya mesti mempersiapkan diri dengan lebih baik.”