Shubhankar Sharma menjaga peluangnya untuk mencatatkan prestasi Major terbaik dalam kariernya dengan penampilan solid hari ketiga di Royal Liverpool.

Bermain under dalam ajang Major jelas akan menghadirkan sensasi yang menyenangkan bagi pegolf mana pun, apalagi jika berada dalam posisi bersaing. Penampilan Shubhankar Sharma dalam tiga putaran di Royal Liverpool dengan skor total 4-under 209 menempatkannya di posisi T9 bersama Alex Fitzpatrick, delapan stroke di belakang Brian Harman yang memimpin dengan skor total 12-under.

Setelah dua kali finis T51 pada edisi 2018 dan 2019, pemegang dua gelar DP World Tour ini hampir pasti mencatatkan finis terbaiknya dalam ajang Major. Peluangnya untuk menciptakan kejutan pada hari Minggu (23/7) ini memang kecil, namun juga bukan mustahil. Terutama melihat bagaimana pegolf No.3 Dunia Jon Rahm mampu menorehkan skor 63 untuk menjaga peluangnya menjuarai gelar Major ketiganya—kedua setelah Masters Tournament tahun ini.

Kartu skor Sharma pada putaran ketiga memang tidak memperlihatkan banyak warna merah. Satu eagle dan satu bogey membuatnya bermain satu stroke lebih baik daripada putaran kedua, ketika ia harus bermain dengan skor 1-over 71.

Perjuangannya kemarin (22/7) dimulai dengan menunjukkan upaya penyelamatan par yang mengagumkan. Setelah pukulan tee-nya melenceng jauh ke sisi kiri, pukulan keduanya berakhir 16 meter dari green, sebelum ia melakukan up-and-down dengan sempurna.

 

 

”Saya merasa gelisah karena tidak yakin apakah hendak melakukan draw, dan ini salah satu lapangan di mana kalau mau meleset, sebaiknya meleset jauh. Jadi, saya meleset jauh ke kiri. Area rerumputan di sana sudah terinjak-injak sehingga saya bisa mendapat posisi bola yang lebih lega. Melakukan pull shot di sana, tapi bisa up-and-down untuk meredakan saraf. Main solid (di sana). Cukup senang,” jelas Sharma yang mencatatkan par di empat hole pertamanya.

Memasuki hole 5 par 5 dan menghadapi angin yang berlawanan arah, Sharma memainkan 3-wood dan 2-iron untuk mengantarkan bolanya hingga 10 meter dari lubang. Dari sana ia berhasil mencatatkan eagle pertamanya pada pekan ini.

”Sebenarnya saya melakukan dua pukulan yang hebat di sana. Memainkan 3-wood ke arah embusan angin, dan 2-iron dibutuhkan untuk memukul secara sempurna menembus angin. Kondisinya dingin, angin berembus mulai kencang dan hujan juga, jadi jarak saya sekitar 219 meter ke pin. Saya memukul rendah dengan 2-iron itu sekitar … 10 meteran. Itu salah satu putt yang saya yakin tidak bisa memukul agak ke kiri karena jalur bolanya akan break sebanyak mungkin. Jadi, saya memukul ke kiri sampai akhirnya bolanya masuk,” jelas Sharma lagi.

Bogey di hole 16 menjadi satu-satunya noda di kartu skornya, yang mencegahnya berada di posisi T4. Chipping yang ia lakukan dari belakang green itu sebenarnya menyisakan jarak 1,5 meter untuk mengamankan par. Sayangnya bolanya hanya menyentuh bibir lubang sehingga ia harus rela mencatatkan bogey di sana.

 

Jon Rahm, Round 3 The Open Championship 2023.
Jon Rahm mencatatkan skor terbaiknya selama bermain di lapangan links, sekaligus membawanya ke peringkat 3 klasemen sementara. Foto: The R&A.

 

”Sepanjang pekan ini saya bermain dengan berani. Saya sudah berlatih keras untuk menghadapi putt 1,5 meter untuk par. Hari ini saya berhasil memasukkan banyak putt serupa. Bahkan di hole 16 itu pukulannya sebenarnya tidaklah buruk. … Bahkan beberapa putt jarak jauh saya lakukan dengan sangat bagus hari ini: hole 17 itu putt yang bagus, 12 juga putt yang bagus. Dua-duanya mestinya masuk. Sejauh ini saya sudah berjuang dengan keras dan saya pikir hasilnya sudah terlihat,” tutur Sharma lagi.

Menghadapi putaran final hari Minggu ini, Sharma berniat untuk mengawali permainan dengan baik. Ia sadar bahwa semua pemain akan mengalami tekanan pada hari terakhir.

”Saya rasa begitu bisa melakukan beberapa putt dengan baik dan Anda melihat bolanya bergulir dan melihatnya akan masuk, akan lebih mudah melakukan putt di sembilan hole terakhir. Itulah yang akan menjadi strategi saya,” tuturnya.

Tom Kim menjadi wakil Asia terbaik berikutnya. Pemegang dua gelar PGA TOUR ini mencatatkan lima birdie dengan dua bogey untuk menorehkan skor total 210 dan akan memulai putaran final dari posisi T11.

Sementara itu, Rahm membuka peluangnya untuk memenangkan gelar Major keduanya pada tahun ini. Skor 63 yang ia torehkan menjadi skor terbaiknya selama bermain di lapangan links. Ia menjadi salah satu dari hanya lima pemain yang bermain tanpa bogey—pemain lainnya ialah Hideki Matsuyama (69), Rickie Fowler dan Patrick Cantlay (67), dan J.T. Poston (69). Dengan catatan delapan birdie, kini ia berada di posisi ketiga, enam stroke di belakang Harman dan satu stroke di belakang Cameron Young.

 

Brian Harman, Round 3 The Open Championship 2023.
Keunggulan lima stroke memberi peluang terbaik bagi Brian Harman untuk memenangkan gelar Major pertama sejak beralih profesional pada 2009. Foto: The R&A.

 

”Permainan masih panjang. (Tapi) sejujurnya saya hanya akan menikmati petang ini dengan keluarga. … Rasanya saya sudah melakukan banyak hal positif dalam beberapa pekan terakhir termasuk pekan ini, dan saya sudah melakukan hal-hal yang mesti saya kerjakan sehingga bisa punya kesempatan,” tutur Rahm.

Dengan keunggulan lima stroke, Harman terlihat sangat memegang kendali. Dan sebagian dari keberhasilannya untuk menguasai puncak klasemen dalam dua putaran terakhir bersumber dari pengalamannya di Skotlandia pekan lalu.

”Jelas sangat membantu berkat penyesuaian (dari sana), soal tidur dan menemukan irama suasana di sini. Mataharinya bersinar selama 18 jam sehari, jadi saya mulai membiasakan dengan kondisi tersebut dan merasakan suasana semuanya,” jelasnya.

”Saya tidak berfokus soal posisi saya. … saya memang membayangkan memenangkan Major sepanjang hidup saya. Itulah alasan mengapa saya berlatih segiat mungkin dan mengorbankan banyak hal. Besok, jika memang saya mewujudkannya, pastilah permainan golfnya yang bicara. Soal eksekusi dan tidak berpikir terlalu jauh.”