Ludvig Aberg, Camillo Villegas, dan Erik Van Rooyen menampilkan kemenangan yang memukau dan emosional pada bulan November 2023.

Oleh Helen Ross.

Ludvig Aberg terbukti menjadi seorang pembelajar yang ligat setelah ”lulus” dari PGA TOUR University sebagai pemain No.1 dalam peringkat tersebut.

Dalam partisipasinya yang ke-11 sebagai pegolf profesional pada ajang PGA TOUR, pegolf 24 tahun asal Swedia ini menjuarai RSM Classic dengan kemenangan empat stroke. Ia membukukan dua putaran 61 pada akhir pekan. Kita tidak perlu kaget juga—dia sudah menang dalam enam penampilannya pada DP World Tour, yang membuat Luke Donald memilihnya dalam Tim Eropa pemenang Ryder Cup.

Aberg berada di posisi T6 dalam rekor turnamen pada PGA TOUR berkat kemenangannya atas MacKenzie Hughes. Di antaranya, skor total 253 dalam empat putaran itu menyamai raihan Justin Thomas pada ajang Sony Open 2017 sebagai skor 72 hole terendah dalam sejarah PGA TOUR. Ia juga memecahkan rekor turnamen dalam kategori tersebut dengan bermain tujuh stroke lebih baik.

 

 

Kedua skor 61 itu menjadi skor terbaiknya di kancah PGA TOUR. Dan skor 61 pada hari Minggu itu menyamai rekan Ryder Cupnya, Viktor Hovland (saat menjuarai BMW Championship) sebagai putaran final terendah yang dilakukan oleh seorang juara pada tahun ini. Pegolf Swedia itu kini telah menorehkan skor 65 atau lebih baik sebanyak 12 kali dalam 42 putaran PGA TOUR sebagai pegolf profesional.

Aberg, yang kalah dalam play-off bulan Oktober pada ajang Sanderson Farms Championship, hanya mencatatkan satu bogey dalam 72 hole di Sea Island itu. Catatan ini menjadi bogey paling sedikit yang dibukukan oleh seorang juara PGA TOUR musim ini. Adapun Tom Kim bermain tanpa bogey untuk mempertahankan gelar Shriners Children’s Open.

Ia menampilkan semuanya dengan baik, berada di peringkat empat untuk Putts per Green in Regulation, peringkat lima untuk Driving Distance, T5 untuk GIR dan peringkat enam untuk Fairways Hit. Aberg, yang sempat membela Texas Tech di level universitas, bermain 3,52 putt lebih baik daripada para pesaingnya dan menjadi pegolf terbaik ketiga yang pernah menjuarai turnamen tersebut.

Ia mencatatkan 18 dari 26 birdie di hole-hole par 4 di Sea Island. Ia menorehkan 39,13% birdie atau lebih baik di hole-hole par 4, yang menjadi catatan terbaik dari para pegolf yang pernah menjuarai RSM Classic.

 

Camillo Villegas, Juara Butterfield Bermuda Championship 2023.
Camillo Villegas butuh 3.374 hari untuk meraih gelar pertamanya sejak menjuarai Wyndham Championship 214 lewat kemenangannya pada Butterfield Bermuda Championship 2023. Foto: Getty Images.

 

Kemenangan untuk Sosok yang Dikenal Baik
Pada sisi yang lain lagi, Camillo Villegas menuju Butterfield Bermuda Championship dengan siap mengikuti Qualifying School. Namun, ia mendapatkan momentum setelah finis di tempat kedua pada ajang World Wide Technology Championship di Meksiko pada pekan sebelumnya.

Jadi, ada banyak mometum bagi pegolf populer asal Kolombia ini. Dengan 30 birdie atatu lebih baik yang ia ciptakan di Meksiko merupakan jumlah terbanyak yang ia raih dalam kariernya. Patut disebut juga bahwa ia menorehkan empat putaran dengan skor 60-an untuk ke-11 kalinya dalam kariernya, sekaligus yang pertama sejak Wyndham Championship 2017.

Dan di Port Royal Golf Course itu, Villegas berhasil kembali melakukan catatan serupa untuk kedua kalinya secara berturut-turut, empat kali bermain di bawah skor 70, termasuk dua putaran dengan skor 65 pada akhir pekan. Ia menyamai rekor turnamen dengan skor 24-under dan mengalahkan Alex Noren dengan dua stroke untuk menjuarai gelar PGA TOUR kelima dalam kariernya.

Kemenangan itu tercipta persis 3.374 hari sejak ia menjuarai Wyndham Championship 2014. Nico Echavarria, pegolf Kolombia lain yang meraih gelar PGA TOUR tahun 2023 ini, menghampirinya dan menyiram Villegas dengan sampanye. Villegas pun menjadi pegolf ketiga yang berusia 40-an yang berhasil meraih kemenangan pada musim ini.

Villegas memimpin untuk urusan Green in Regulation dengan catatan sukses memenuhi 59 dari 72 GIR. Ia menciptakan 27 birdie dan memainkan 32 hole terakhirnya tanpa membuang-buang pukulan dan menorehkan bogey.

 

Eric van Rooyen, Juara World Wide Technology Championship 2023.
Permainan putter yang tajam membantu Eric van Rooyen menjuarai World Wide Technology Championship 2023 dan mempersembahkan kemenangannya ini untuk sahabatnya yang tengah sekarat akibat melanoma. Foto: Getty Images.

 

Van Rooyen Menang untuk Sahabatnya yang Tengah Sekarat
Bogey di hole 1 par 5 di El Cardinal menjadi awal yang meragukan bagi Eric van Rooyen. Namun, ia memasukkan putt birdie sejauh 10,5 meter di hole 2 yang membuatnya berpikir ”ini permainan yang konyol”, dan ia membuka peluang kemenangan dengan skor 28 di sembilan hole terakhirnya.

Skor 63 van Rooyen pada putaran final, yang membuatnya menang dua stroke atas Camillo Villegas dan Matt Kuchar, termasuk finis birdie-birdie-eagle, yang membuatnya menjadi pegolf pertama yang memainkan tiga hole terakhir dengan 4-under atau lebih baik sejak Rickie Fowler melakukannya pada THE PLAYERS Championship 2015.

Pegolf Afrika Selatan, yang mendedikasikan kemenangannya kepada sahabatnya yang sekarat akibat melanoma, ini juga menjadi pegolf pertama yang menorehkan eagle di hole ke-72 dan meraih kemenangan sejak Hideki Matsuyama pada ajang ZOZO CHAMPIONSHIP 2021. Skor 63 pada putaran hari Minggu itu juga menjadi putaran di bawah par yang ke-13 secara berturut-turut baginya. ”(Saya) hanya bertahan di lapangan dan memasukkan sejumlah putt yang teramat luar biasa di hole 16, 17, dan 18,” tutur Van Rooyen.

Putter jelas menjadi kunci bagi gelar PGA TOUR keduanya. Ia berada di posisi T3 untuk total putt dengan 118 putt, termasuk jumlah terbaiknya pada pekan itu, yaitu 25 putt pada putaran final. Van Rooyen, yang menjadi pegolf internasional ketiga yang memenangkan ajang tersebut, juga berada di tempat kedua untuk kategori Putts per Greens in Regulation.