Meski tertinggal empat poin, Tom Kim yakin Tim Internasional masih punya peluang menghadapi Tim AS yang unggul 11-7 pada ajang Presidents Cup.
Tom Kim mengaku dirinya kehabisan energi pada hari Sabtu (28/9) kemarin. Kondisi demikian menjadi tantangan mengingat Tim AS kembali menunjukkan dominasinya. Mereka menutup pertandingan hari Sabtu dengan keunggulan 11-7 atas Tim Internasional di Royal Montreal Golf Club. Meski demikian, Kim yakin ia dan teman-temannya tidak kehabisan semangat.
Pegolf berusia 22 tahun itu berpasangan dengan rekan senegaranya, Kim Siwoo, dalam dua sesi marathon pada hari ketiga. Kombinasi keduanya pada sesi Fourball pagi hari berhasil menyumbangkan satu poin setelah mereka menang 4&3 atas duet Keegan Bradley/Wyndham Clark. Meski demikian, Tim AS yang berstatus juara bertahan itu, sukses memenangkan tiga partai lainnya melalui Scottie Scheffler/Collin Morikawa, Tony Finau/Xander Schauffele, dan Patrick Cantlay/Sam Burns.
Belakangan, lewat sesi Foursome, dengan Tim AS sukses memenangkan dua dari tiga partai alternate-shot tersebut, duo Korea ini menampilkan perjuangan gigihnya menghadapi Schauffele dan Cantlay, sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan lawannya dengan 1-up. Putting Cantlay dari jarak 5 meter dalam kondisi nyaris gelap itu memastikan duel sengit. Meski kalah, duo Korea ini tidak serta-merta tunduk.
”Saya masih memiliki keyakinan dalam tim ini. Kami punya pendukung dan situasinya berbeda. Saya mempercayai rekan-rekan satu tim saya,” tutur Tom. ”Sekarang saya merasa lelah, tapi saya tidak bohong, saya sungguh termotivasi untuk bertanding besok (hari ini) dan menyumbangkan poin karena rasanya, lantaran kami sudah begitu sering kalah, akan ada saatnya kami memperoleh kemenangan. Saya yakin hal itu akan terjadi besok.”
Tim AS hanya membutuhkan 4,5 poin dari total 12 partai Tunggal hari Minggu (29/9) ini untuk memenangkan Presidents Cup untuk ke-10 kali secara berturut-turut. Meski demikian, Tom tak hendak menyerah begitu saja. Ia akan menghadapi Sam Burns pada partai Tunggal kedua, sedangkan Kim Siwoo menghadapi Keegan Bradley.
Siwoo sempat mencuri perhatian berkat sejumlah permainan penuh nyali dan selebrasi liarnya. Pegolf yang menjadi peraih poin terbanyak dengan tiga poin di Quail Hollow tiga tahun lalu ini sukses menaklukkan Bradley dan Clark dengan meyakinkan. Ia melepas topinya sebelum putting dari jarak 6 meter di hole 17 menyentuh dasar lubang. Sebelumnya, di hole 16, ia melakukan chip-in birdie, lalu berlari melintasi green sambil meniru pebasket NBA favoritnya, Stephen Curry, dengan mengatupkan kedua tangannya dan menempelkannya ke salah satu sisi wajahnya menunjukkan ia membuat tim lainnya tertidur. Ia dan rekan-rekannya serta para pendukung tuan rumah pun bergemuruh.
”Itulah yang kami butuhkan,” ujar Siwoo. ”Saya tidak mengira bolanya akan masuk, tapi saya sungguh bersemangat.”
Tom menambahkan, ”Sudah sangat, sangat lama, namun ada begitu banyak hal kecil yang tidak berjalan sesuai harapan kami. Ada begitu banyak bola yang sekadar mengitari bibir lubang. Rasanya tim lawan mendapat sejumlah keberuntungan. Bahkan di Charlotte, ada begitu banyak hal kecil yang tidak berjalan sesuai harapan kami. Saya rasa semua kami mesti bertanding dan melakukan yang terbaik. Kalau kami cuma nyaris menang, kami akan berusaha lagi. Begitulah kami. Akan ada saatnya ketika kami memegang trofi itu dan semoga hal ini bisa segera terwujud.”
Taylor Pendrith, satu dari tiga pegolf Kanada dalam Tim Internasional, juga bermain dengan pasangan yang sama dalam kedua partai hari Sabtu lalu. Bersama Adam Scott, ia kalah 2&1 dari Scheffler dan Morikawa pada pagi hari, namun berhasil meraih satu-satunya poin bagi tim mereka dengan kemenangan 2-up atas Brian Harman/Max Homa.
Ia sadar timnya menghadapi jalan yang terjal. ”Tim AS ini sangat, sangat solid, dan kami punya tugas besar,” ujarnya. ”Namun, kebanyakan partai berlangsung hingga hole-hole terakhir dan baru bisa dituntaskan di hole 18, jadi kami masih punya peluang.”
Kapten Tim Internasional Mike Weir juga memuji ketangguhan kubu Amerika, yang beberapa kali tertinggal pada partai sore itu, sebelum akhirnya membalikan keadaan. ”Kompetisi tim ini sungguh mengaduk-aduk perasaan, tidak diragukan lagi. Salut untuk para pemain AS. Mereka bermain luar biasa hingga hole-hole terakhir. Mereka memasukkan sejumlah putt kunci. Mereka memainkan hole 18 dengan sangat baik ketika partainya benar-benar sengit, dan itulah alasan mereka bisa memimpin berkat sejumlah hole penting,” jelas Weir.
”Akan tetapi, ke-12 pemain dalam tim kami adalah pemain hebat. Kami punya keyakinan luar biasa dalam diri mereka. Mereka sendiri memiliki keyakinan pada diri sendiri. Ini tim terbaik yang pernah ada. Kami menyayangi mereka, dan kami tahu mereka akan berjuang keras besok (hari ini).”
Pegolf veteran Australia Adam Scott, yang tampil untuk ke-11 kalinya pada ajang Presidents Cup ini akan menghadapi Collin Morikawa dalam partai ketiga sebelum partai terakhir. Ia mengajak rekan-rekannya untuk bangkit. Ia sendiri belum pernah menjadi bagian dari tim yang meraih kemenangan selama berkiprah pada ajang dua tahunan ini.
”Kami harus bermain dengan sangat gigih dan heroik besok (hari ini),” ujar Scott yang meraih dua poin dalam empat partai yang ia mainkan pekan ini. ”Besok menjadi format yang besar, 12 partai, 12 poin untuk diraih, menghadapi Tim AS yang luar biasa kuat. Para pemain kami harus membuang sikap khawatir mereka dan bermain gigih.”
Partai Tunggal Minggu
12:02: Jason Day vs. Xander Schauffele
12:14: Tom Kim vs. Sam Burns
12:26: Hideki Matsuyama vs. Scottie Scheffler
12:38: Sungjae Im vs. Russell Henley
12:50: Taylor Pendrith vs. Patrick Cantlay
13:02: Si Woo Kim vs. Keegan Bradley
13:19: Corey Conners vs. Tony Finau
13:31: Min Woo Lee vs. Wyndham Clark
13:43: Ben An vs. Sahith Theegala
13:55: Adam Scott vs. Collin Morikawa
14:07: Christiaan Bezuidenhout vs. Brian Harman
14:19: Mackenzie Hughes vs. Max Homa