Para pemain bintang berharap kualitas penyelenggaraan dan kompetisi pada BNI Indonesian Masters bisa terus meningkat dari tahun ke tahun.
Para pegolf top yang berlaga pada ajang BNI Indonesian Masters pekan ini mengaku menikmati kualitas penyajian turnamen yang telah berkembang menjadi turnamen terbesar dan termegah di Indonesia ini.
Ajang yang menjadi bagian dari International Series ini segera bergulir pada Kamis (31/10) ini di Royale Jakarta Golf Club, dengan kembali menghadirkan sejumlah pegolf papan atas dunia.
Juara Masters Bubba Watson, juara Major senior Richard Bland, pemuncak Order of Merit Asian Tour dan International Series John Catlin, juara bertahan Gaganjeet Bhullar, serta bintang golf tuan rumah Jonathan Wijono hanya menjadi sebagian dari sejumlah jawara Asia, Eropa, dan Amerika yang sudah berkumpul di Jakarta untuk ajang bergengsi ini.
Watson, yang telah menjuarai Masters Tournament pada 2012 dan 2014, jelas menjadi salah satu daya tarik utama pada pekan ini. Meskipun pegolf Amerika Serikat yang Selasa (5/11) mendatang genap berusia 46 tahun ini bertolak ke Jakarta dalam kondisi permainan yang kurang ideal setelah berada di zona degradasi dari LIV Golf, ia mengaku bersemangat untuk melakoni debutnya di Indonesia.
”Setiap kali bisa bertanding di luar Amerika dan melihat berbagai budaya, saya selalu kagum melihat senyuman dan dedikasi yang dicurahkan untuk menghadirkan sebuah turnamen. Mereka selalu menyambut saya dengan tangan terbuka, sangat menyenangkan menerima perlakuan yang sangat baik,” ujar pemegang 12 gelar PGA TOUR ini.
”Saya melihat skor kemenangan tahun lalu, 24-under, entah saya bisa menyamainya atau tidak, tapi lapangannya bagus dan saya tak sabar untuk menantang mereka dan bersaing pada hari Minggu nanti.”
Bagi Bhullar dan Catlin, berada di Indonesia bukan hal baru bagi merek. Bhullar telah mengukuhkan posisinya sebagai salah satu legenda setelah menjadi satu-satunya pegolf yang menjuarai Indonesia Open sebanyak tiga kali (2013, 2016, 2022). Bahkan ia meraih gelar internasional dan Asian Tour pertamanya di Indonesia pada tahun 2009.
”Sebuah privilese yang besar bisa kembali ke Indonesia. Saya ingat tahun lalu saya bisa terus berada di posisi teratas dan finis dengan 24-under. Negara ini sungguh Istimewa bagi saya. Dari 11 turnamen Asian Tour yang saya menangkan, 5 di antaranya saya menangkan di sini. Indonesia seperti negara keberuntungan bagi saya,” tutur Bhullar, yang mulai menemukan kembali permainannya setelah finis T7 dan T17 dalam dua turnamen terakhirnya.
Catlin juga meraih gelar internasional pertamanya di Indonesia ketika menjuarai Combiphar Golf Invitational 2016. Musim ini ia mencatatkan sejumlah penampilan mengesankan dengan menjuarai International Series Macau presented by Wynn dan Saudi Open presented by PIF. Selain itu, ia juga tiga kali finis di tempat kedua. Ia bahkan sempat mengikuti sejumlah ajang LIV Golf dan mengikuti enam kompetisi dengan finis T7 pada LIV Golf Nashville sebagai prestasi terbaiknya.
”Senang bisa kembali ke sini. Tidak ada rahasi dalam diri saya, saya masih orang yang sama, hanya saja saya banyak berlatih. Putting saya belakangan ini bagus karena lebih banyak latihan. Musim lalu saya mengalami kesulitan dengan putter dan saya kira itu bagian permainan yang mesti saya perbaiki,” tuturnya.
Adapun Bland, menjadi salah satu pegolf fenomenal setelah memecahkan rekor sebagai pegolf tertua yang menjuarai ajang DP World Tour tatkala memenangkan British Masters 2021. Tahun ini ia mengemas dua kemenangan Major pada sirkuit senior, KitchenAid Senior PGA Championship dan U.S. Senior Open. Ia juga tiga kali finis di sepuluh besar ajang DP World Tour dan sekali pada ajang Asian Tour. Ia juga tiga kali finis di sepuluh besar pada LIV Golf.
”Permainan saya sedikit di luar prediksi, terutama setelah melakoni LIV Golf musim ini. Saya sempat jeda sedikit dan mungkin begitu besok bermain saya bisa mengembalikan bentuk permainan saya lagi,” tegasnya.
Sebagai wakil tuan rumah, perasaan Jonathan Wijono cukup campur aduk. Meski merasa gugup berada di jajaran bintang dunia, ia juga mengaku tak sabar untuk memulai kompetisi.
”Tentunya bangga bisa menjadi pegolf Indonesia yang bermain pada ajang ini, di salah satu lapangan favorit saya. Sangat menyenangkan, dan tak sabar untuk segera bermain!” tuturnya.
Konsistensi Menuju Level Selanjutnya
Terlepas dari persaingan yang bakal berlangsung sepanjang empat hari di Royale Jakarta Golf Club, kelima pegolf ini tak sekadar terkesan pada konsistensi gelaran turnamen yang sudah bergulir sejak 2011 ini.
Catlin, yang mengawali kariernya di Asia dari level Asian Development Tour, memuji tim di balik BNI Indonesian Masters. ”Saya beruntung bisa mengikuti turnamen ini, mungkin pekan ini kali yang kelima saya bermain di sini, dan saya sangat melihat pertumbuhanya. Jimmy (Masrin—pendiri Indonesian Masters) menjalankan tugas yang luar biasa lewat ajang ini dan mengembangkan golf di Indonesia. Saya tak sabar melihat masa depan untuk ajang ini dan berharap turnamen ini juga bisa terus berkembang ke level berikutnya,” jelas Catlin.
Sentimen serupa juga diungkapkan Bhullar, yang sangat merasakan perbedaan iklim kompetisi selama bertahun-tahun kembali ke Indonesia.
”Saya datang ke Indonesia untuk pertama kalinya tahun 2003 dan sejak saat itu, saya sudah melihat banyak orang yang mulai bermain golf. Level energinya juga bisa terlihat saat pro-am, di mana anggota korporasi merasa sangat bersemangat untuk menjadi bagian dari turnamen ini, dan turnamen lainnya. Melihat ini semua, saya kira golf berada di jalan yang tepat di Indonesia,” tuturnya.
Watson dan Bland memberikan pandangan yang sedikit berbeda, sebagai debutan pada ajang yang pekan ini memperebutkan total hadiah sebesa US$2 juta atau sekitar Rp31,5 milyar ini.
”Mungkin hanya ada 8-10 turnamen per tahun di sini, jadi pekan ini saya kira akan banyak anak yang bisa menonton. Sebagian dari diri saya berharap bisa ikut berkontribusi pada pertumbuhan golf di sini, terutama ketika saya bisa besaing pada hari Minggu nanti,” tuturnya.
”Asia mungkin menjadi wilayah dengan pertumbuhan golf terbesar,” timpal Bland. ”Beberapa diskusi dengan LIV melihat bagaimana Asia menjadi pasar yang ingin dijangkau. Seperti yang Bubba sampaikan, kalau kami bisa main bagus dan bersaing pada hari Minggu ini, mungkin kami ikut mendorong pertumbuhan golf Asian Tour dan Indonesia ke depannya.”