
Bagaimana BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi 2023 kembali menegaskan statusnya sebagai turnamen golf terbesar di Indonesia?
Oleh Raka S. Kurnia/GolfinStyle.
Kemegahan BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi yang baru lalu kembali menegaskan sebuah hasrat besar untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari peta golf global. Slogannya Turnamen Golf Terakbar di Indonesia, atau The Biggest Golf Event in Indonesia mungkin baru menggema dalam dua edisi terakhir. Akan tetapi, status tersebut sebenarnya telah melekat sejak gelaran perdananya tahun 2011.
Saya jadi teringat pada perbincangan dengan Jimmy Masrin pada tahun 2013 silam. Kala itu saya masih bertugas pada Golf Asia Indonesia. Dalam perbincangan sekitar satu jam itu, beliau mengungkapkan kekagumannya pada perkembangan yang terjadi di China, Hong Kong, maupun Singapura, yang di antaranya didukung oleh golf sebagai kendaraan.
”Mengapa Indonesia tidak bisa bersaing di dunia, padahal ekonomi kita cukup besar?” ujarnya kala itu.
Dengan hasrat yang beliau akui sebagai reckless passion, beliau membangun jaringan dengan Asian Tour dan International Management Group (IMG) yang juga menyasar Indonesia untuk mengembangkan golf profesional. Maka lahirlah Indonesian Masters.
Nama Masters itu sendiri terinspirasi oleh ajang Major paling bergengsi di dunia, Masters Tournament yang kerap digelar di Augusta National Golf Club. Dengan cita-cita menjadi turnamen signature di Indonesia, Indonesian Masters pun menggandeng Royale Jakarta Golf Club yang baru diresmikan pada tahun 2008 untuk menjadi Augusta National bagi ajang yang baru lahir ini.

Memang ada beberapa elemen yang bisa menjadikan sebuah turnamen itu menjadi turnamen besar. Sejarah yang panjang; hadiah uang yang besar; dan yang terakhir ialah kualitas pesertanya. Dengan kata lain, deretan jawara dan pemain bintang yang ikut bersaing turut menempatkan turnamen ini sebagai turnamen berskala global.
Meskipun mengaku reckless, bersama timnya Jimmy melakukan kalkulasi yang tepat saat mengundang Lee Westwood pada edisi perdana tahun 2011. Dengan total hadiah yang ”hanya” US$750.000, bisa mendatangkan pegolf Inggris yang kala itu berstatus No.2 Dunia adalah hal besar yang tentunya menuntut adanya honor tampil alias appearance fee.
Kala itu pegolf Inggris lainnya, Luke Donald, menempati posisi teratas dunia. Dan Jimmy berhasil membuat perhatian dunia terbagi antara Amerika dan Indonesia. Donald bisa mempertahankan posisinya sebagai No.1 Dunia jika bisa menjuarai The Heritage Tournament. Namun, ia justru takluk dari Brandt Snedeker, sedangkan Westwood yang menjuarai Indonesian Masters bisa kembali ke No.1 Dunia.
Tradisi Mengundang Bintang
Sejak 2011, tradisi mengundang para pemain bintang menjadi upaya menginspirasi Masyarakat golf Indonesia untuk bermimpi menjadi juara golf kelas dunia. Selain Westwood, nama-nama besar seperti Thongchai Jaidee dan Thaworn Wiratchant. Prayad Marksaeng dan Boonchu Ruangkit, serta Jyoti Randhawa meningkatkan level kompetisi di Jakarta.
Tahun 2012 dua juara Major dan pemain legendaris mendapat undangan untuk edisi kedua Indonesian Masters. Juara U.S. Open 2005 dan pemegang 8 gelar DP World Tour Michael Campbell asal Selandia Baru, dan Juara Masters Tournament 1991 dan pemegang 29 gelar DP World Tour Ian Woosnam asal Wales ikut bertanding. Thongchai, Wiratchant, dan Randhawa yang juga pernah berstatus sebagai juara Order of Merit Asian Tour pun kembali meramaikan persaingan.

Tradisi seperti ini terus berlanjut hingga edisi ke-11 yang baru berlalu pada 19 November 2023 lalu. Nama-nama, seperti Ernie Els (tampil pada edisi 2013 dan 2022); Darren Clarke dan Simon Dyson (2013); Arjun Atwal (2014, 2015, 2018, dan 2019), Louis Oosthuizen dan Victor Dubuisson (2014); Y.E. Yang dan Thomas Bjorn (2015); Justin Rose (2017 dan 2018); Brandt Snedeker (2017); Henrik Stenson (2018); Wang Jeunghun dan Alex Cejka (2019); Graeme McDowell dan Andy Ogletree (2022 dan 2023); Patrick Reed dan Thomas Pieters (2023) menjadi sederet pemain bintang yang menciptakan perhatian publik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Strategi Jadwal dan Peningkatan Status
Tahun 2013 itu saya menulis bahwa ”… pengalaman bukanlah segalanya. Malah passion itulah yang kemudian menghadirkan pengalaman (bagi Jimmy Masrin).” Dan seiring waktu, kebijakan untuk menggeser jadwal turnamen dari semula April-Mei ke Oktober hingga ke Desember terbukti ikut membawa turnamen ini menjadi destinasi bagi para juara Asian Tour.
Mereka yang ingin mempertahankan statusnya pada Asian Tour; mereka yang berniat mendapatkan hadiah tambahan; sampai yang terakhir, mengincar posisi pada LIV Golf.
Untuk pertama kalinya pada tahun 2017, Indonesian Masters resmi menjadi ajang terakhir pada kalender Asian Tour. Kala itu ajang ini sekaligus menjadi seri terakhir dari Panasonic Series, rangkaian turnamen yang memberikan bonus tambahan dari sejumlah turnamen yang disponsori Panasonic.
Penempatan turnamen pada penghujung kompetisi turut meningkatkan perhatian global lantaran di sinilah juara Order of Merit Asian Tour dinobatkan.

Lalu dengan meningkatnya status turnamen sebagai International Series, seri turnamen premium baru dari Asian Tour menyusul kerja sama dengan Public Investment Fund dari Arab Saudi, membuat Indonesian Masters sebagai medan penentuan bagi mereka yang berhak menuju LIV Golf.
Selain itu, dengan mayoritas Tour telah menuntaskan jadwalnya, jauh lebih mudah mendatangkan para pegolf yang berbasis di Amerika maupun Eropa, seperti Rose dan Stenson, atau Els dan McDowell.
Meskipun edisi 2023 kali ini tidak menjadi turnamen tutup musim bagi Asian Tour, BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi menjadi turnamen terakhir dengan total hadiah terbesar, yaitu US$1.500.000 (dengan Taiwan Glass Taifong Open senilai US$400.000 dan Saudi Open presented by Public Investment Fund senilai US$1.000.000 sebagai dua turnamen terakhir).
Dari dalam negeri, status baru ini turut meningkatkan level kompetisi. Dalam dua edisi terakhir, hanya 12 pegolf teratas pada Order of Merit PGA Tour of Indonesia yang bisa otomatis mengikuti BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi. Sisanya harus melalui jalur lain, yaitu jalur undangan, yang jelas sepenuhnya menjadi hak sponsor. Artinya, bisa mengikuti ajang ini saja sudah menjadi prestasi tersendiri.
Mempersatukan Berbagai Korporasi
Satu hal penting lain dari gelaran BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi ini ialah betapa ajang ini sukses mempersatukan berbagai korporasi di Indonesia untuk ikut membangun golf di negeri ini.

Setelah bisa dibilang ”berjalan sendiri”, pada edisi 2012 Indonesian Masters menggandeng PT Pelayaran Nasional Tanjungriau Servis (PNTS) sebagai presenting sponsor. Lalu dari periode 2013-2015 giliran CIMB Niaga tampil sebagai sponsor utama. BNI menjadi sponsor utama untuk pertama kalinya pada tahun 2016.
Edisi 2017 mungkin menjadi edisi yang paling tepat menggambarkan peran serta korporasi besar, di mana BNI bersama Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BTN, dan Telkom Indonesia ikut menghadirkan mantan pegolf No.1 Dunia Justin Rose. Bahkan hingga edisi 2023, BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi masih terus mengajak berbagai korporasi di Indonesia untuk menyukseskan ajang ini.
Silvano Rumantir, Direktur Wholesale & International Banking BNI, yang saya jumpai pada kesempatan berbeda, sempat mengungkapkan, ”Untuk membangun olahraga prestasi, kita tidak bisa bergerak sendiri. Memang tiap korporasi tentu mengincar profit, akan tetapi ada hal lain yang sebenarnya bisa dicapai bersama-sama.”
Sementara dalam jumpa pers pertama yang mengumumkan kembalinya BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi, Jimmy mengaku cukup puas dengan kerja kerasnya selama ini, terutama dalam hal menempatkan Indonesia di peta golf global.
Dari modal seseorang dengan reckless passion, ajang ini terus berkembang untuk terus menyemangati para pegolf Indonesia, sambal menebar benih Impian bagi para pegolf junior untuk menuju panggung dunia. Dari disupervisi oleh organisasi ternama, seperti IMG hingga sukses menyelenggarakan turnamen ini sendiri . Sungguh perjalanan yang kaya dan mengagumkan, yang layak mendapat dukungan penuh dari insan golf di Indonesia untuk tahun-tahun ke depan.