Pukulan Cameron Smith di hole 17 par 3 pada putaran final THE PLAYERS Championship menjadi momen krusial yang kemudian memberinya gelar THE PLAYERS 2022.
Oleh Chris Cox, PGA TOUR.
Waktu seakan berhenti ketika pukulan tee Cameron Smith di hole 17 TPC Sawgrass melayang ke arah green pulau yang terkenal itu.
Mengapa? Soalnya, lingkungan yang menakutkan plus kondisi berangin telah membuat 64 bola berbelok arah dan masuk air sepanjang empat putaran THE PLAYERS Championship, demikian juga kali ini. Dengan posisi pin pada hari Minggu itu, dan Smith di ambang kemenangan terbesar pertamanya, sekerumunan besar penonton menahan napas mereka ketika bola mulai jatuh.
”Ya, untuk sesaat jantung saya serasa mau melompat, ” ujar Smith. ”Namun, saya tahu kalau pilihan club saya tepat. ”
Bukankah demikian hasilnya? Pukulan 9-iron di hole par 3 berjarak 135 yard itu tepat sekali, lantaran bola mendarat hanya sekitar 1,2 meter dari lubang. Itulah pukulan terdekat kedua yang tercipta di hole 17 pada hari itu, yang sekaligus memberi satu birdie terakhir bagi Smith. Persis itu pulalah yang ia butuhkan untuk mengungguli Anirban Lahiri dengan satu stroke dan menjuarai ajang flagship PGA TOUR itu.
”Saya melakukan pukulan yang sangat bagus, ” ujarnya. ”Angin tidak banyak memengaruhi seperti yang saya bayangkan. Seakan membiarkannya selama beberapa saat dan pada akhirnya membantu saya (untuk menang). Bohon kalau saya bilang saya membidik di sana. Mungkin saya membidik sekitar 3 meter ke kiri dari titik tersebut. Namun, saya masih ingin tetap agresif, masih ingin membuat birdie.”
Itulah kunci dari pukulan tersebut di mata Todd Anderson, Direktur Instruksi pada PGA TOUR Performance Center di TPC Sawgrass. Terlepas dari situasinya yang mengerikan, Smith masih melakukan swing yang agresif pada jalur pukulan bola yang relatif konservatif—kunci untuk menguasai green pulau yang menggentarkan itu.
”Dia tidak berpikir, ’Ini untuk THE PLAYERS, ini untuk menjuarai US$3 juta,” ujar Anderson. ”Ia mengambil semua elemen yang menjadi bagian dari pukulan itu, mengambil club-nya dan berkata, ’Oke, ini swing tiga perempat dengan 9-iron, saya membidik 4,5 meter ke kiri lubang, saya akan sedikit memukul rendah fade melawan angin, berusaha untuk menjangkau slope dan membuat bola bergulir ke arah lubang.’
”Ia berada pada momen untuk mengesekusi pukulan yang ia hadapi, tidak berpikir, ’Astaga, ada air di mana-mana. Saya ragu menentukan club. Entah apa yang mesti saya lakukan,’ lalu melangkah dengan swing yang menetukan. ”
Bagaimana Memainkan Hole 17?
Ini pertanyaan paling umum yang Anderson hadapi dari mereka yang baru pertama kali berkunjung ke TPC Sawgrass, dan jawabannya selalu sama. Club mana pun yang Anda ambil, pastikan Anda melakukan swing yang agresif ke arah target.
”Seperti hendak berkelahi. Anda ingin memastikan kalau Anda melayangkan pukulan ke area yang dituju,” jelasnya. ”Ketika menghadapi pukulan yang secara mental menantang—karena yang Anda lihat adalah air—dan lingkaran kecil green ini—Anda harus agresif, puluh target yang spesifik, jarak pukul yang spesifik yang coba Anda pukul, dan lakukan swing yang menentukan.
”Anda tak ingin berada di sana dan melakukan swing yang takut-takut hanya untuk berusaha agar tidak memukul bola ke air. Anda perlu melakukan swing yang menentukan apa yang Anda lakukan untuk mencapai green. ”
Dan persis itulah yang Smith lakukan, melakukan backswing yang lebih pendek sambil masih melakukan swing agresif ke bola. ”Saat berada di bawah tekanan, Anda tak ingin berusaha melakuakn sesuatu yang terlalu mudah karena adrenalin Anda sudah sirna dan secara insting Anda akan berusaha memukul sedikit lebih keras,” tulis Anderson lagi.
Ketika sebagian besar pemain memainkan putaran final dengan berusaha main aman ke sisi kiri depan green, Smith dan Lahiri yang tengah mengejar, melakukan pukulan agresif ke pin. Rasa percaya diri menjadi kunci dari par 3 yang menakutkan itu, di mana pikiran sering mempermainkan para pemain.
”Saya pikir rata-rata pegolf ketika berada di sana merasa tidak yakin seberapa jauh pukulan mereka, itu yang pertama, dan mereka tidak yakin mereka akan memukul dengan solid, itu yang kedua,” ujar Anderson. ”Jadi, pada dasarnya yang mereka lakukan ialah melangkah ke sana dan melakukan swing tanpa komitmen. Mereka berusaha memukul ke green, bukannya memilih titik tertentu di green.”
Bayangkan seperti hendak menembak dengan busur dan anak panah, jelas Anderson. Kalau membidik titik pusatnya, akan mudah untuk meleset dari target tersebut. ”Namun, jika Anda hanya melihat ke target, ” ujarnya, ”seketika akan seperti pepatah: bidik target yang kecil, meleset pun akan sedikit juga.”
Rencana permainan adalah aspek yang sangat penting. Miliki titik tertentu untuk memukul bola, jarak pukul tertentu yang ingin Anda pukul, dan pola pikir spesifik saat mendekati bola. ”Ketimbang melangkah ke sana dan berpikir, ’Aduh, semoga bisa memukul ke green.’ Paham maksud saya ’kan? ” ujar Anderson.
Itulah elemen-elemen kunci untuk menguasai green pulau, seperti halnya Cameron Smith—strategi yang siap untuk melakukan pukulan yang nyaman Anda mainkan. Dan jika merasa ragu untuk memilih club, ambillah backswing yang lebih pendek, tapi ingatlah untuk tetap agresif memukul bola. Dengan begitu, Anda bisa mengendalikan bola dan memukulnya dengan solid.
Dan jangan lupa juga untuk memiliki pola pikir swing yang positif, imbuh Anderson lagi. Pola pikir itu mungkin ”Backswing setinggi bahu! Akselerasi melewati (bola)!” Apapun itu, pastikan agar Anda tidak mengurangi akselerasi ke bola dan hal ini akan membantu Anda mengekseuksi pukulan yang Anda bayangkan.
Setelah itu, senggol bolanya sedikit untuk birdie. Seperti halnya Cameron Smith.
Tentang Todd Anderson
Todd Anderson, Direktur Instruksi pada PGA TOUR Performance Center di TPC Sawgrass, rumah bagi THE PLAYERS Championship. National PGA Teacher of the Year 2010 ini telah melihat murid-muridnya mengemas lebih dari 50 kemenangan di sepanjang PGA TOUR dan Korn Ferry Tour, termasuk dua gelar FedExCup. Saat ini ia berpredikat sebagai salah satu dari 20 instruktur top di Amerika Serikat menurut Golf Digest.
