Kim Joohyung membukukan finis terbaiknya di kancah PGA TOUR dan DP World Tour, lewat ajang Genesis Scottish Open 2022.

Bintang baru asal Korea Kim Joohyung mencatatkan finis terbaiknya pada ajang PGA TOUR dengan finis sendirian di tempat ketiga pada ajang Genesis Scottish Open. Menariknya lagi, inilah pertama kalinya ia bertanding di Skotlandia.

Bermain pada ajang yang menjadi kalender bersama PGA TOUR dan DP World Tour, sebagai bagian dari aliansi strategis kedua badan tersebut, pegolf berusia 20 tahun itu menorehkan skor 3-under 67 pada putaran finalnya di Renaissance Club, di North Berwick, untuk menorehkan skor total 5-under 275. Catatan prestasinya ini sekaligus menjadi pencapaian terbaiknya juga pada ajang DP World Tour.

Kim menampilkan permainan menawan pada putaran final itu. Ia bahkan sempat menjadi salah satu penghuni puncak klasemen setelah membukukan birdie keempatnya di hole 17. Sayangnya, di hole terakhir ia justru mendapat bogey lantaran putt berjarak sekitar 1,5 meternya meleset. Meskipun akhirnya harus mengakui keunggulan Xander Schauffele, yang bermain dua stroke lebih baik daripada dirinya, Kim jelas mendapat persiapan yang solid menuju debutnya pada ajang The Open Championship.

”Saya datang pekan ini cuma sekadar berusaha melakukan yang terbaik dan saya mencapai sesuatu. Ini finis terbaik saya pada ajang yang diakui oleh PGA TOUR dan Rolex Series. Jadi, pencapaian kali ini akan mendorong saya dan hasil kali ini hanya akan menjadi batu loncatan,” tutur Kim, yang telah menang tujuh kali di Asia.

Sebelumnya, ia juga sempat tampil dengan cukup baik. Setelah finis T17 ada ajang AT&T Byron Nelson bulan Mei silam, ia finis di posisi 23 pada ajang U.S. Open di The Country Club, Brookline bulan lalu. Itulah untuk pertama kalinya ia lolos cut dalam ajang Major. Dalam dua penampilan Major terdahulu ia hanya bisa bermain dua putaran.

”Mungkin kalau saya adalah pegolf No.1 Dunia saya akan merasa frustrasi, … saya merasa sudah bermain dengan sangat baik.” — Kim Joohyung.

Meski mendapat bogey sebagai penutup penampilan perdananya di Skotlandia ini, ia mengaku tidak terlalu kecewa. Menurutnya seluruh aspek permainannya terasa solid. ”Saya bermain tanpa bogey sampai hole terakhir dan hole 18 otu merupakan salah satu hole tersulit yang kami hadapi pekan ini dan putt terakhir itu meleset sedikit, tentu karena gugup. Pekan ini sangat solid dan menjadi pendorong semangat untuk pekan depan,” tutur Kim, yang mendapat julukan Tom, singkatan dari tokoh animasi kereta api bernama Thomas dari Thomas & Friends, film kegemarannya ketika masih kecil.

”Mungkin kalau saya adalah pegolf No.1 Dunia saya akan merasa frustrasi, dan faktanya bukan demikian. Ini menjadi batu loncatan dan saya rasa, meskipun putt saya meleset di hole terakhir, saya merasa sudah bermain dengan sangat baik. Saya suka main di sini. Anda mesti menaruh bola di posisi tertentu dan saya sering memukul hingga menyisakan jarak sekitar 6 meter. Rasanya saya benar-benar bisa memenangkan turnamen ini kalau main dengan sangat baik. Saya senang dengan hasil ini. Pencapaian ini bakal memberi energi tambahan untuk menuju pekan depan dan semoga saya bisa berusaha main lebih baik lagi (pada The Open).”

Kini ia tak sabar untuk menuju ajang Major terakhir tahun ini, The Open, yang tahun ini memasuki edisi ke-150. Ia bahkan telah membayangkan hendak berfoto di mana di St. Andrews nanti.

”Sudah pasti di jembatan (Swilcan) itu!” ujarnya, ”Saya sudah bermain dengan sangat solid menuju pekan ini dan sudah pasti, bisa finis di tempat ke-23 pada U.S. Open merupakan prestasi besar buat saya di mana saya merasa bisa bersaing dengan para pemain lainnya. Pekan ini, di hole terakhir, sebelum melakukan pukulan kedua, saya merasa agak merinding. Saya berlatih seumur hidup untuk hal ini, memainkan hole-hole terakhir di mana para pemain top dunia mengejar saya, berbagi tempat teratas menuju hole terakhir memberikan sensasi yang luar biasa. Ini batu loncatan buat saya dan jelas satu langkah kecil ke depan.

”Saya kehilangan kesempatan pertama saya di St. George’s, tapi saya pikir justru menjadi penantian untuk yang satu ini. Edisi ke-150 di St. Andrews, dan saya hanya mendengar hal-hal yang baik mengenainya. Hari ini saya akan menuju ke sana dan berharap bisa melihat lapangannya besok. Cuma melihatnya dan meresapinya.”