Im Sungjae berniat untuk mengubah konsistensi permainannya menjadi kemenangan pada ajang AT&T Pebble Beach Pro-Am.

Setelah tampil cemerlang pada awal tahun baru ini, bintang golf Korea Im Sungjae berharap bisa mengubah narasinya pada musim ini. Ia berniat untuk mengubah konsistensi permainannya menjadi kemenangan dalam turnamen yang ia ikuti.

Im telah mendapat reputasi sebagai ”Tuan Konsisten” setelah meraih rata-rata satu kali finis di sepuluh besar di panggung PGA TOUR sejak debutnya tahun 2019. Ia juga selalu lolos untuk mengikuti TOUR Championship dalam enam musim terakhir. Kembali ke ajang pamungkas FedExCup Playoff itu juga sangat mungkin melihat bagaimana ia bisa finis meyakinkan awal 2025 ini. Selain finis sendirian di tempat ketigap ada ajang The Sentry, ia finis T4 pada ajang Farmers Insurance Open.

Meski begitu, pegolf berusia 26 tahun ini berniat untuk mengubah cara penyebutan namanya ketika ia hendak mengawali permainannya pada tiap turnamen. ”Saya sangat ingin meraih gelar ketiga,” ujar pegolf yang telah mengoleksi tiga kemenangan PGA TOUR ini.

”Dalam golf, selalu ada kalanya ketika semuanya berjalan dengan baik, dan ada kalanya sebaliknya.”

”Tidak mudah untuk menjuarai ajang PGA TOUR. Prestasi itu bukan hal yang bisa saya raih meskipun sangat menginginkannya. Jadi, saya kira kalau bisa mempertahankan permainan yang konsisten dan menunjukkan hasil yang bagus, kesempatan (untuk menang) itu akan datang pada suatu saat.”

Kemenangan terakhir yang ia rasakan terjadi pada ajang Shriners Children’s Open di Vegas, yang melengkapi kemenangannya pada ajang Cognizant Classic in the Palm Beaches 2020 (sebelumnya bernama The Honda Classic). Selain dua gelar itu, ia telah 45 kali finis di sepuluh besar dalam 187 turnamen yang ia ikuti. Semuanya berkat kemampuan memukul bola yang menempatkannya sebagai salah satu yang terbaik di panggung PGA TOUR.

”Ini tahun ketujuh saya dan sepertinya saya bisa mempertahankan konsistensi sepanjang karier saya. Sangatlah penting bagi seorang pemain untuk bisa konsisten. Dalam golf, selalu ada kalanya ketika semuanya berjalan dengan baik, dan ada kalanya sebaliknya. Salah satu target saya ialah bisa melewati pasang-surut tersebut dan selalu mewakili Korea dengan baik,” paparnya.

Bersama rekan senegaranya Kim Siwoo, An Byeonghun, dan Tom Kim, Im segera bertanding di Pebble Beach untuk ajang AT&T Pebble Beach Pro-Am bersama para pegolf elite lainnya. Ia juga bersemangat untuk menghadapi Signature Event yang menyediakan US$20 juta ini. Apalagi pekan ini pegolf No.1 Dunia Scottie Scheffler akan tampil untuk pertama kalinya pada tahun ini setelah sempat mengalami cedera. Selain itu, Juara The Sentry 2025 Hideki Matsuyama juga ikut meramaikan persaingan.

 

Im Sungjae, Juara Shriners Children’s Open 2021.
Trofi pada ajang Shriners Children’s Open 2021 menjadi trofi terakhir yang Im Sungjae menangkan, sesuatu yang ia harap segera berubah pada musim 2025 ini. Foto: Getty Images.

 

”Ajang seperti ini terasa lebih besar daripada turnamen-turnamen lainnya, jadi Anda mesti lebih fokus. FedExCup poinnya juga lebih besar daripada ajang yang biasa, jadi tiap pukulan sangatlah penting. Saya sudah menikmati awal yang baik dan berniat untuk selalu tampil bagus pada awal musim. Sepertinya semua berjalan sesuai rencana,” ujar Im, yang tahun lalu hanya bisa finis di posisi T66 pada ajang yang sama, serta gagal lolos cut pada penampilannya tahun 2019.

”Sepertinya, saya belum pernah main bagus di Pebble Beach, tapi ini lapangan yang sangat terkenal dan lapangan yang seluruh penggemar golf ingin datang dan memainkannya. Saya berharap bisa mempertahankan momentum pada pekan ini dan main bagus.”

Im masih ingat bagaimana Tiger Woods mendominasi Pebble Beach. Ia pun berharap bisa menjuarai trofi pada akhir pekan di hole 18 yang terkenal itu. ”Saya ingat menonton Tiger menang di sini ketika saya masih kecil. Lapangan ini sangat indah. Ketika masih kecil, saya bermimpi untuk bisa ke sini suatu hari dan ketika bisa masuk PGA TOUR, jadi ini sungguh luar biasa,” ujarnya lagi.

”Kalau bukan menjadi pemain, saya mungkin merasa lebih bisa menikmati lapangan ini dan pemandangannya. Namun, sebagai pemain kami menjadi sangat fokus dan tak terlalu menikmati pemandangannya. Ketika bermain di sini, rasanya saya makin dan makin mencintai lapangan ini.”