Im Sungjae mulai menyiapkan menu untuk Champions Dinner pada ajang Masters Tournament kelak.

Pemain debutan Im Sungjae tahu persis apa yang akan ia hidangkan dalam Champions Dinner seandainya ia kelak menjuarai Masters Tournament.

”Iga asin,” ujar Im, yang mengaku penggemar kuliner ini. ”Saya rasa para pemain dari berbagai negara akan menyukainya dan sudah pasti saya akan memasaknya dengan gaya Korea.”

Bintang asal Korea yang berusia 22 tahun ini segera tampil untuk pertama kalinya di Augusta National. Ia mendapatkan hak tampilnya dengan memenangkan The Honda Classic bulan Maret lalu. Sejak menjadi Player of the Year Korn Ferry Tour 2018, ia telah berkembang sampai pada titik di mana para komentator golf di seluruh dunia meyakini dirinya sanggup menjuarai kejuaraan Major.

Seperti pemain lainnya, ia bermimpi bermain pada The Masters sejak ibunya memberinya club plastik ketika ia masih berusia 3 tahun. Dan meskipun ia tidak terlalu akrab dengan beberapa tradisi di klub papan atas Augusta National Golf Club, termasuk Pimento Cheese Sandwich yang banyak dicari, pegolf Korea ini cukup detail mengetahui bahwa ajang ini bakal membawanya melangkah lebih jauh lagi dalam kariernya yang sudah gemilang ini.

”Sebenarnya, saya hanya tahu soal Jaket Hijau. … Saya selalu bermimpi bermain pada The Masters dan sulit mempercayai kalau saya akan bertanding di sini. Menyenangkan sekali bisa mewujudkan impian saya sejak lama.”

”Sebenarnya, saya hanya tahu soal Jaket Hijau,” ujarnya menyinggung tradisi penyerahan hadiah kepada sang juara dari tahun ke tahun. ”Saya sebenarnya bersemangat untuk mengalami semua yang ditawarkan oleh turnamen ini. Saya tidak akrab dengan Pimento Cheese Sandwich, tapi saya suka semua jenis makanan, jadi saya bakal mencicipinya. Saya sering menonton ajang ini waktu masih kecil. Saya selalu bermimpi bermain pada The Masters dan sulit mempercayai kalau saya akan bertanding di sini. Menyenangkan sekali bisa mewujudkan impian saya sejak lama. Cukup keren dan saya tak sabar untuk bertanding.”

Im sendiri sedang melakoni tren yang kurang meyakinkan pada PGA TOUR musim ini. Dalam enam turnamen yang ia mainkan, hasil terbaiknya ialah T13. Lalu dalam dua kejuaraan Major terakhir, ia finis T22 pada ajang U.S. Open bulan September setelah gagal lolos cut pada PGA Championship bulan Agustus. Pekan lalu ia finis di peringkat 50 pada ajang Vivint Houston Open.

Para penggemar Asia memang tengah menantikan kemenangan Major kedua setelah Y.E. Yang menjuarai PGA Championship 2009. Tampil untuk pertama kalinya dalam ajang The Masters, Im sangat sadar akan tekanan untuk tampil secara konsisten di level kompetisi tertinggi ini. ”Mengingat ini adalah ajang Major, pertama-tama saya ingin lolos cut. Setelah itu, saya sudah puas bisa masuk 15 besar atau 20 besar,” ujar pegolf yang kini merupakan pegolf No.25 Dunia ini.

”Saya harap bisa lekas menyesuaikan diri dengan lapangan dan main bagus,” sambungnya. ”Dari pemain lain saya dengar kalau angin di sini cenderung berputar, jadi saya bakal mendapat embusan angin dari berbagai arah secara konstan. Saya juga tahu kalau gelombang di permukaan green akan menyulitkan dan harus mempertimbangkan semua itu.”

Juara FedExCup 2017 Justin Thomas sudah sering bermain dengan Im dan tahu kalau pegolf Korea ini pemain yang tangguh.

”Mengingat ini merupakan debut saya, saya merasakan tekanan bersaing dalam sebuah ajang Major, tapi saya harap bisa mengatasinya dan memainkan permainan saya sendiri.”

”Saya pikir kata mengesankan kurang tepat. Dia jauh lebih dewasa daripada usianya sekarang, apalagi melihatnya menangani situasi yang ia hadapi,” ujar Thomas. ”Pukulan yang ia lakukan, bisa memiliki begitu banyak variasi dalam permainan dan bisa memukul bola dengan tinggi, benar-benar tinggi dengan spin dan memukul rendah dan menerbangkannya melawan angin, kanan ke kiri dan kiri ke kanan, benar-benar sangat mengesankan.”

Namun, Im harus sekali lagi menguasai semua jenis pukulan itu agar memiliki peluang mencapai impiannya. Augusta National belum pernah menyambut pemain debutan sebagai pemenang Jaket Hijau, sejak terakhir Fuzzy Zoeller menjuarai Masters dalam debutnya tahun 1979, 18 tahun sebelum Im lahir. Toh ia berniat untuk menguji kreativitasnya di Augusta National. Ia sendiri sangat ingat chip-in birdie Tiger Woods yang begitu terkenal di hole 16, yang membantunya menjuarai ajang ini tahun 2005.

”Pukulan chip melengkung dari belakang green itu sangat memukau saya. Kalau tak salah usia saya 8 atau 9 tahun ketika menyaksikannya,” ujar Im, yang kariernya diwarnai dengan sumbangan 3,5 poin dalam debutnya bagi Tim Internasional untuk Presidents Cup bulan Desember 2019 lalu.

”Saya merasa sangat bangga bisa bertanding sebagai pemain Korea. Mengingat ini merupakan debut saya, saya merasakan tekanan bersaing dalam sebuah ajang Major, tapi saya harap bisa mengatasinya dan memainkan permainan saya sendiri. Saya berharap bisa mengakhirinya dengan hasil yang bagus.”

Sepanjang sejarak The Masters, hanya K.J. Choi, yang benar-benar nyaris menjuarai ajang Major ini. Ia melakukannya tahun 2004 ketika finis di peringkat ke-3.