Im Sungjae mempertahankan persaingannya di jajaran atas ajang Genesis Scottish Open menyusul skor 67 pada putaran kedua.

Karakter lapangan links yang unik dan khas itu bukanlah sesuatu yang disenangi oleh Im Sungjae. Namun, skor 3-under 67 pada putaran kedua Genesis Scottish Open kemarin mungkin bisa mengubah pandangannya. Skor tersebut tak hanya membawanya lolos cut untuk pertama kalinya pada ajang tersebut, tapi juga mempertahankan peluang bersaing di jajaran atas.

Dua putaran dalam kondisi yang nyaris sempurna di The Renaissance Club, di North Berwick itu menjadi faktor besar bagi permainan pegolf berusia 26 tahun tersebut. Dengan skor total 10-under 130, Im kini hanya terpaut dua stroke dari pegolf Swedia Ludvig Aberg yang bermain dengan skor 64 dan tanpa bogey.

Im, yang tampil untuk ketiga kalinya pada ajang ini, sebenarnya memiliki rekam jejak yang mengecewakan. Dalam dua penampilan terdahulunya, ia tidak pernah berhasil lolos cut. Malahan belum sekali pun ia bermain under! Kini ia menjadi wakil Korea dan Asia di posisi terbaik untuk menjadi penantang gelar.

”Pada awal musim ini saya tidak mendapatkan hasil yang saya harapkan, jadi kondisi saya cukup sulit. Namun, sejak bulan April lalu, rutinitas putting saya mulai berubah sedikit, dan swing saya perlahan-lahan sampai ke posisi yang saya inginkan, dan sepertinya pukulan saya juga menjadi konsisten. Begitu skor saya makin bagus, saya pun mendapatkan rasa percaya diri dan terus yakin pada diri sendiri. Sekarang saya bisa bermain dengan baik,” tuturnya.

”Sejauh ini permainan saya bagus. Rasanya kami memiliki rencana permainan yang sangat bagus dan mengeksekusi tiap pukulan dengan baik. Kami berusaha untuk tidak memaksakan segalanya.” — Ludvig Aberg.

Dengan juara Major, seperti Collin Morikawa dan juara bertahan Rory McIlroy yang meramaikan posisi kelima dan hanya tertinggal tiga stroke di belakangnya, Im siap untuk melanjutkan fokusnya menjadi pegolf Asia kedua yang menjuarai ajang ini setelah Jeev Milkha Singh melakukannya tahun 2012 silam.

”Saya akan mempercaya permainan sendiri dan fokus pada permainan saya. Ada banyak pemain tangguh di jajaran atas klasemen, jadi saya tidak mau terlalu serakah dan bermaksud melakukan yang terbaik pada tiap pukulan,” ujarnya.

Sementara itu, Aberg melanjutkan kariernya yang melejit sejak finis di posisi teratas dalam program PGA TOUR University, yang mengakui bakat-bakat terdepan dari para pegolf universitas di AS. Pegolf Swedia ini telah mengoleksi satu gelar DP World Tour dan PGA TOUR. Kini ia memegang keunggulan satu stroke dari Antoine Rozer (64).

”Sejauh ini permainan saya bagus. Rasanya kami memiliki rencana permainan yang sangat bagus dan mengeksekusi tiap pukulan dengan baik. Kami berusaha untuk tidak memaksakan segalanya. Kami juga banyak menerima (hasil) permainan kami dan meyakinkan agar melakukan swing dengan baik sehingga menciptakan banyak peluang,” tandas pegolf berusia 24 tahun ini.