Jazz Janewattananond kini memimpin kontingen Asia pada cabang olahraga golf sekaligus menghidupkan peluang meraih medali Olimpiade.

Jazz Janewattananond bertanding layaknya pemain yang sudah mengenal East Course di Kasumigaseki Country Club dengan sangat baik. Statusnya sebagai pemain debutan pada Olimpiade Tokyo ini tidak menjadi halangan untuk tampil gemilang. Skor 7-under 64 yang ia torehkan pada putaran pertama hari ini (29/7) menempatkannya sendirian di peringkat kedua, satu stroke di belakang pegolf Austria Sepp Straka.

Pegolf berusia 25 tahun ini tampil luar biasa dan mencatatkan tujuh birdie tanpa satu bogey pun di lapangan bersejarah ini. Perjalanannya untuk memenangkan medali bagi Thailand pun mendapatkan awal yang sangat positif.

Jazz, yang sempat menjadi atlet renang bagi Thailand sebelum akhirnya beralih ke golf, menyadari betapa besar arti mengusung bendera Thailand pada ajang besar pekan ini. Pemegang enam gelar Asian Tour ini benar-benar terpacu oleh prestasi atlet Thailand lainnya, Panipak Wongpattanakit, yang menjuarai medali emas pada cabang olahraga taekwondo di kelas wanita 49kg. Sukses itulah yang memberinya semangat dan dorongan ekstra untuk tampil luar biasa pekan ini.

”Sudah jelas rasanya sangat istimewa bisa bermain dan mewakili Thailand,” tutur Jazz. ”Medali emas dari taekwondo itu masih terbayang dalam benak saya dan sudah jelas memainkan peranan yang besar, yang mengingatkan alasan kami bermain bagi Thailand, bermain bagi negara kami.

”Saya tahu kalau saya tampil gugup pada ajang Masters, tapi turnamen pekan ini juga tidak berbeda jauh. Saya malah berpikir ajang ini lebih membuat saya gugup ketimbang Masters. Ketika mereka mengumumkan nama saya, Jazz Janewattananond dari Thailand, rasanya kami harus segera bermain sekarang. Anda tidak bermain untuk diri sendiri, Anda bermain untuk negara, bermain untuk meraih medali, berusaha mewujudkannya, bermain dengan segenap hati. Rasanya sangat berbeda. Anda tak bisa memenangkan sebuah turnamen pada hari pertama, tapi bisa berada di posisi yang bagus. Jadi, saya pikir saya sudah menempatkan diri di posisi yang bagus.”

”Saya pikir saya bermain dengan sedikit gugup di beberapa hole pertama, saya tak bisa menemukan irama saya dengan lebih awal.” — Anirban Lahiri.

Wakil Asia lainnya yang juga layak mendapat sorotan ialah pegolf senior Filipina, Juvic Pagunsan. Kemenangannya pada ajang Mizuno Open pada bulan Mei lalu, yang memberinya gelar Japan Golf Tour pertama setelah bermain selama sepuluh tahun di sana, ikut memberinya tempat untuk bertanding mewakili negaranya pada Olimpiade Tokyo pekan ini.

Meski ia meyakini bahwa dirinya tak pernah terlalu tua untuk memenuhi impian, Pagunsan mengaku sangat gugup, tapi juga bersemangat ketika bermain di East Course tadi. Namun, ia berhasil mencatatkan enam birdie dan hanya satu bogey untuk skor 66, yang membuatnya menjadi salah satu penghuni peringkat kelima.

”Saya menangani putaran ini dengan sangat baik, putting saya juga sangat bagik hari ini,” ujarnya. ”Saya membuat birdie di hole pertama, yang sangat membantu. Saya sangat gugup. Inilah pertama kalinya saya mewakili negara saya sejak sekian lama. Sungguh berbeda daripada turnamen biasanya.”

Sementara itu, Anirban Lahiri berada satu stroke di belakang Pagunsan dan menempati posisi T8. Pegolf reguler pada kancah PGA TOUR ini juga sempat merasa gugup, namun berhasil menutaskan hari pertama ini dengan skor 67. Ia sempat mendapat bogey di hole pertamanya, namun berhasil menciptakan empat birdie di sembilan hole pertamanya itu. Ia menambah dua birdie lagi dan satu bogey untuk mengakhiri hari ini.

”Bagus juga. Saya pikir saya bermain dengan sedikit gugup di beberapa hole pertama, saya tak bisa menemukan irama saya dengan lebih awal. Namun, saya bisa bermain dengan tenang. Saya pikir saya bermain dengan cukup bagus,” ujar Lahiri yang finis di posisi 57 pada Olimpiade Rio 2016.

 

Juvic Pagunsan membukukan skor 66 pada putaran pertama Olimpiade Tokyo 2020.
Juvic Pagunsan tampil solid dalam debutnya mewakili Filipina setelah sekian lama. Foto: Ben Jared/PGA TOUR/IGF.

 

”Mungkin saya harusnya mengambil lebih banyak peluang, beberapa kesempatan di sembilan hole terakhir juga tidak saya manfaatkan untuk mendapat birdie sebagaimana semestinya. Namun, saya bermain dengan baik, jadi mesti melanjutkan momentum ini dan seperti yang bisa Anda lihat, ada begitu banyak kesempatan jika lapangannya masih seperti sekarang, empuk, tidak banyak hujan hari ini, lalu Anda tinggal keluar dan bermain dan agresif untuk memasukkan banyak putt (birdie).”

Seperti halnya para peserta lainnya, ia sangat berharap bisa naik podium setelah hasil mengecewakan lima tahun silam. Menyusul performa terbaiknya pada ajang PGA TOUR, 3M Open, belum lama ini, Lahiri merasa bersemangat untuk bisa bersaing pekan ini.

”Saya benar-benar merasa seperti pemain veteran sekarang ini karena tak banyak kompetisi yang belum pernah saya ikuti,” ujarnya. ”Pada taraf itu, saya rasanya malah sangat tenang dan riles dan fokus pada apa yang mesti saya lakukan. Jadi, tak begitu banyak berubah sebab hal itu menjadi pertanda yang baik. Sebab saya ingin bisa bermain dengan sikap tersebut sepanjang pekan ini dan main sebaik mungkin.”

Sementara itu, wakil Asia Tenggara lainnya harus mendapatkan beragam hasil berbeda. Pegolf Malaysia, yang seperti halnya Lahiri kembali melakoni Olimpiade untuk kedua kalinya, harus puas berada di posisi T57 setelah bermain 3-over 74. Adapun Gunn Charoenkul harus puas bermain even par 71 dan menempati peringkat T41.

Putaran kedua akan kembali dilangsungkan pada hari Jumat (30/7) besok mulai pukul 07:30 waktu setempat atau pukul 05:30 WIB. Para penggemar golf di Indonesia juga bisa menyaksikan siaran langsungnya melalui aplikasi Vidio.