Usai kemenangan telak 19-19 pada Ryder Cup atas Tim Eropa, Tim Amerika kini mengincar dominasi serupa di Quail Hollow.

Oleh Chris Cox, PGA TOUR.

Davis Love III menyadari keuntungan terbesar Tim Presidents Cup AS yang telah mereka nikmati menyusul kemenangan atas rivalnya selama bertahun-tahun. Namun, kapten untuk perhelatan tahun 2022 itu tidak enggan mengungkapkan fakta bahwa, terlepas dari apa yang diperkirakan oleh para pengamat, jurang di antara kedua tim itu makin menipis.

”Selama beberapa gelaran Presidents Cup terakhir, mereka telah mengetahui hal ini,” ujar Love.

Kapten Tim Internasional Trevor Immelman sudah ”melangkah maju” sambungnya. ”Mereka membangun timnya. Kami mempelajari hal ini tahun 2015 (ketika Tim AS menang tipis 15,5-14,5). Kami memang menikmatinya, dan kami selalu akrab, tapi kami belum membangun sebuah program untuk menang, dan saya pikir, sejujurnya, mereka mulai mengejar.”

Dalam gelaran terakhir pada tahun 2019 di Royal Melbourne Golf Club, Australia, Tim Internasional memimpin menuju partai tunggal hari Minggu. Sampai akhirnya Kapten Tim AS Tiger Woods memimpin kebangkitan timnya untuk meraih kemenangan 16-14 atas Ernie Els pada hari terakhir.

Amerika Serikat telah mendominasi sejarah Presidents Cup yang masih muda ini. Dari 13 edisi mereka hanya luput meraih kemenangan pada dua kesempatan. Mereka bermain imbang dengan Tim Internasional pada tahun 2003, dan satu-satunya kekalahan terjadi tahun 1998, ketika Kapten Tim Internasional Peter Thomson memimpin timnya meraih kemenangan 20,5-11,5.

 

Davis Love III dan Tiger Woods
Davis Love III (kanan) menjadi asisten bagi Kapten Tiger Woods dalam membalikkan ketertinggalan mereka pada edisi 2019 di Royal Melbourne Golf Club, Australia. Foto: Getty Images.

 

Namun, Love, yang segera ditugaskan membangun Tim Presidents Cup AS berikutnya, menyadari bahwa sejarah tidak akan mendikte masa depan. Ia telah menyaksikan sendiri bagaimana Tim Internasional—dan keseluruhan ajang ini—telah bertumbuh sejak gelaran pertama tahun 1994 di Robert Tren Jones Golf Club.

Love sendiri bisa dianggap sebagai pemain terbaik dalam sejarah timnya lantaran meraih poin 4,5 dalam kemenangan 20-12 Tim AS kala itu.

”Sudah jelas kami ikut berbagian (menumbuhkan Presidents Cup) karena lebih sering memenangkan ajang ini daripada Ryder Cup,” ujar Love, ”tapi sungguh mengagumkan bisa melihat bagaimana pertumbuhannya sejak 1993, dan ajang ini menjadi salah satu favorit bagi para penggemar dan pemain kami, dan sudah menjadi target besar bagi para pemain kami untuk menjadi bagian dari tim. Saya senang bisa melihat ajang ini dimulai, dan sekarang saya berharap edisi ini akan mengakhiri karier Presidents Cup saya. Saya sudah menjadi bagian di dalamnya sejak lama. …

”Namun, sungguh menjadi suatu kehormatan bisa melihatnya berkembang sejak 1993.”

Love merupakan perwakilan terbaik untuk Presidents Cup. Ia telah bersaing mewakili Tim AS sebanyak enam kali dalam rentang kariernya yang cemerlang, termasuk dalam ajang perdana tahun 1994. Kala itu ia menorehkan rekor 4-0-1. Ia sendiri memegang rekor sepanjang masa 16-8-4 selama mengikuti Presidents Cup, sambil mengumpulkan 18 poin dari total 28 poin yang ia mainkan.

Ia juga telah menjalankan perannya dalam tiga edisi terakhir sebagai asisten kapten, termasuk pada tahun 2019 di bawah Kapten Tiger Woods.

”Kami sudah sebagian menjalani program pembangunan ulang untuk Ryder Cup, tapi kami mengubahnya menjadi lebih menjadi Tim Golf AS.”

”Saya sedang berada di pesawat bersama Hugh Culverhouse dari Tampa dan (mantan Komisioner PGA TOUR) Tim (Finchem) untuk mengikuti rapat, dan Tim berkata, ’Hei, saya punya ide yang akan saya ajukan saat rapat untuk menggelar Presidents Cup pada tahun yang menyelingi Ryder Cup,’” kenang Love. ”… saya cukup beruntung bisa menjadi bagian dari tim pertama dan melihat awal mulanya.”

Pengalaman Love yang luas sebagai pemain dan asisten kapten pada beberapa ajang Presidents Cup turut dilengkapi dengan pengetahuannya untuk memainkan pemain top. Ia telah telah dua kali menjadi kapten untuk ajang Ryder Cup, keduanya di AS, dengan rekor 1-1. Ia kalah dari ”Keajaiban Medinah” Tim Eropa tahun 2012, sebelum kemudian kembali empat tahun berikutnya dan memberikan kemenangan di Hazeltine.

Ia mendapat kesempatan langka sebagai kapten untuk kedua kalinya, meskipun sempat mengalami kekalahan, sebagian besar sebagai bagian dari satuan tugas yang dibentuk setelah kekalahan Tim AS di Skotlandia tahun 2014. Satuan tugas itu sendiri didesain untuk menilai kelemahan yang telah menggerogoti kubu Amerika.

”Kami sudah sebagian menjalani program pembangunan ulang untuk Ryder Cup, tapi kami mengubahnya menjadi lebih menjadi Tim Golf AS,” jelas Love. ”Kami beruntung bisa melakukan hal ini tiap tahun. Kami baru saja selesai mengikuti Ryder Cup dan para pemain menanyakan, ’Apakah Anda bakal pulang? Apa rencana Anda?’ Saya membalas, ’Tidak, saya akan (fokus) ke Presidents Cup. Tengah malan itu menjadi awal dari tahun Presidents Cup.

”Jadi, seperti itulah para pemain kami melihatnya. Mereka melakukannya tiap tahun, mereka beralih fokus, tapi kami berusaha membangun Tim Golf AS sepanjang tahun.”

 

Edisi 2022 hampir pasti akan menjadi edisi terakhir keterlibatannya dalam ajang yang menyelingi Ryder Cup ini. Foto: PGA TOUR.

 

Strategi itu mungkin bakal memberikan masalah bagi Tim Internasional, seperti halnya Tim Eropa yang baru saja kalah 19-9 di Whistling Straits. Tim AS telah memiliki sejumlah pemain paling dominan di dunia, dengan anggota tim untuk Ryder Cup terdiri atas 8 dari 10 pegolf terbaik dunia, dan inti dari tim itu bakal menjadi bagian dari skuad Presidents Cup yang akan diadakan di Quail Hollow Club, bulan September 2022.

Usia rata-rata Tim Amerika ialah 29,1, dengan Dustin Johnson yang berusia 37 tahun sebagai yang tertua dalam tim tersebut. Demikian pun ia masih bisa menyumbangkan rekor 5-0 menghadapi Tim Eropa.

”Saya pikir Jordan (Spieth) atau Justin (Thomas) yang menyebut hal ini dalam jumpa pers—banyak di antara mereka telah bermain bersama sejak lulus sekolah. Ini sekelompok pemain yang masih muda dan telah sering bermain bersama, mereka nongkrong bersama. Saya pikir kami memiliki rata-rata 8,9 pada ranking dunia atau sekitar itu. Yang ingin saya bilang, Anda jelas tak dapat mengharapkan yang lebih baik daripada apa yang ada saat ini.

”Sekarang, tentunya, kita punya poin selama setahun, ada banyak poin untuk musim baru ini. Kami tidak akan mendapatkan 12 pemain yang sama, tapi kami memiliki grup inti yang bisa kami andalkan.”

Pemain inti itu mungkin tidak bakal sama pada bulan September 2022, tapi target utama Love dan Tim AS tetaplah sama: memenangkan Presidents Cup, apapun harganya.