Bagaimana Genesis Invitational memiliki ikatan erat dengan Riviera Country Club? Dan bagaimana para pegolf internasional sekali pun menjadikan ajang dan lapangan ini menjadi salah satu favorit mereka? Meskipun Genesis Invitational 2025 dipindah ke Torrey Pines menyusul kebakaran besar di Los Angeles, patutlah kita menyimak betapa istimewanya Riviera Country Club dan Genesis Invitational, sebagaimana dipaparkan oleh Jim McCabe berikut ini.

Oleh Jim McCabe.

Musim baru PGA TOUR masih terasa segar buat kita. Suasananya ceria dan penuh dengan antisipasi. Seolah-olah setiap pegolf melihat papan peringkat dan melihat bahwa mereka berada di posisi yang sama.

Namun, jika sebagai penggemar perhatian Anda lekas beralih ke THE PLAYERS Championship bulan Maret atau sihir Augusta National bulan April, yang lekas diikuti oleh tiga Major berikutnya, saran ini mungkin perlu Anda perhatikan. Ada turnamen besar bulan Februari ini yang lebih dulu memikat perhatian para pegolf elit.

 

Tiger Woods dan Adam Scott, Inside the Ropes Februari 2025.
Tuan rumah Genesis Invitational Tiger Woods menyerahkan trofi kepada Adam Scott yang menjuarai edisi 2020. Foto: Getty Images.

 

Kita membahas soal Genesis Invitational, yang berlangsung pekan ini pada 13-16 Februari. Dan untuk menangkap esensi turnamen ini, kita perlu merasakan kecintaan para pemain kepada lapangannya, Riviera Country Club di Los Angeles. Ada sentuhan istimewa, layaknya ikatan dengan pemilik klub tersebut, Noboru Watanabe, dan kehangatan budaya yang menyambut para pegolf Jepang dan Korea.

”Memang,” ujar Adam Scott, yang dua kali meraih kemenangan di Riviera, ”selalu menjadi sorotan tiap tahun saya berkompetisi di sini. Saya suka lapangan ini dan suka ajang ini.”

Scott tidak sendirian. Faktanya, pegolf Australia yang sangat populer ini ditemani oleh tuan rumahnya, yang tak lain dan tak bukan adalah Tiger Woods. Tidak perlu jauh-jauh, nama lain dari pegolf yang melakukan pukulan klinis untuk meraih kemenangan pada edisi tahun lalu, ialah Hideki Matsuyama.

”Bisa menjuarai turnamen ini adalah salah satu target saya sejak menjadi profesional,” ujar Matsuyama. ”Dan sejak Tiger menjadi tuan rumahnya, target itu menjadi lebih besar lagi.”

Bisa dibilang tidak ada penampilan yang lebih mengesankan di panggung PGA TOUR ketimbang kemenangan Matsuyama di Riviera. Tertinggal enam stroke dalam 54 hole membalikkan apa yang semua orang bayangkan bakal menjadi persaingan sengit Patrick Cantlay vs Xander Schauffele pada putaran keempat. Sebaliknya, justru pegolf Jepang itulah yang membukukan 32 pukulan di sembilan hole pertamanya, kemudian menciptakan dua kali ia menciptakan tiga birdie berturut-turut di sembilan hole berikutnya (hole 10-11-12 dan 15-16-17) untuk menorehkan skor 62 dan menjuarai ajang ini dengan kemenangan tiga stroke.

 

Hideki Matsuyama dan Timnya, Inside the Ropes Februari 2025.
Hideki Matsuyama merayakan kemenangan Genesis Invitational sebagai gelar PGA TOUR kesembilan, yang membuatnya menjadi pegolf Asia dengan gelar PGA TOUR terbanyak. Foto: Getty Images.

 

Melebihi birdie dari jarak 13,8 meter di hole 12; lebih daripada approach dari jarak 173 meter yang menyisakan jarak hanya 8 inchi dari lubang di hole 15; dan lebih daripada approach dari jarak 155 meter yang menyisakan jarak 6 inchi di hole 16. Justru sepenggal sejarah yang ia ciptakanlah yang membuat Matsuyama bisa tersenyum. Ia menjadikan Genesis Invitational 2024 itu sebagai kemenangan PGA TOUR kesembilan dalam kariernya. Jumlah ini merupakan gelar terbanyak yang pernah diraih oleh seorang pegolf Asia. Meskipun ia mengaku bahwa pencapaian ini merupakan target dirinya, Matsuyama tak segan memuji pegolf Korea K.J. Choi yang rekor delapan gelarnya berhasil ia lampaui, dan termasuk juga mentornya, Shigeki Maruyama.

”Meraih sembilan kemenangan merupakan salah satu target besar saya,” ujar Matsuyama. ”Saya sangat senang bisa meraih kemenangan ini.”

Sekarang Matsuyama telah mengoleksi 11 gelar, setelah memenangkan ajang FedEx St. Jude Championship bulan Agustus 2024, diikuti oleh kemenangan yang memecahkan rekor pada ajang pembuka musim 2025, The Sentry, di mana ia menang tiga stroke berkat skor total 35-under yang ia bukukan dalam empat putaran. Skor itu menjadi rekor skor terendah dalam kaitannya dengan nilai par dalam ajang 72 hole PGA TOUR.

Bahwa Matsuyama meraih kemenangan di Riviera dengan cara memukau, menyalip dari belakang, yang membuat Cantlay (72) dan Schauffele (70) harus finis di posisi T4 membuatnya pantas tersenyum lebar. Namun, ia menambahkan bahwa ia merasa bersyukur karena ”Riviera sebenarnya merupakan lapangan yang amat istimewa buat saya. Saya mengenal pemiliknya (Watanabe). Dia orang Jepang (dan) saya sudah mengenalnya sejak lama sekali.”

Ternyata hal ini menjadi ciri khas bagi para pegolf yang kerap mengikuti turnamen ini setiap tahunnya. Ada aspek dari ajang Genesis Invitational dan Riviera Country Club yang membuat mereka terpikat.

 

Kang Sung, Inside the Ropes Februari 2025.
Komunitas dan restoran Korea menjadi salah satu alasan mengapa Kang Sung mencintai Riviera Country Club dan Genesis Invitational. Foto: Getty Images.

 

Bagi Kang Sung, pegolf Korea yang finis di tempat kedua di belakang Scott pada tahun 2020, alasannya adalah masyarakat setempat. ”Tentunya, (Los Angeles) terasa lebih baik (bagi para pegolf Korea) karena cuacanya lebih bagus, ada banyak (penggemar) Korea dan perusahaan Korea juga ikut membantu.”

Yang turut menyinggung elemen makanan. Makanan amatlah penting bagi para pemain dan itulah yang juga ia sukai soal Los Angeles. ”Kami bisa pergi ke mana pun untuk makan di sini; kami bisa menemukan restoran-restoran Korea di mana-mana. Banyak penggemar Korea yang menyoraki kami, yang tentunya membantu.”

Tentunya, faktor yang membuat nyaman di Riviera ini sungguhan, begitu pula soal sejarahnya. Riviera tak hanya menjadi tempat di mana Ben Hogan menjuarai U.S. Open 1948 dan tiga gelar Los Angeles Open. Atau di mana Fred Couples meraih tiga kemenangannya dalam 35 tahun penampilannya. Di sini pula T.C. Chen, yang pada 1987, menjadi pegolf Asia kedua yang menjuarai ajang PGA TOUR. Dan di sinilah pegolf muda Korea bernama Tom Kim datang sebagai penggemar pada tahun 2020.

Pada saat itu, Kim bermimpi suatu hari kelak bisa bersaing menghadapi para pegolf terbaik PGA TOUR di Riviera. Hal ini kemudian menjadi kenyataan. Kim finis T24 dalam penampilan keduanya tahun lalu, tapi ajang Genesis Invitational ini sudah menjadi ajang yang sangat ia nantikan.

”Menurut saya tempat ini magis,” tutur Kim. ”Menurut saya hal terbesarnya ialah ajang ini diadakan di LA, di mana ada banyak komunitas Asia. Saya besar di Asia, jadi saya tahu betapa sulitnya mencoba dan datang ke AS (dan masuk PGA TOUR). Namun, saya berusaha untuk menjadi anutan dan menunjukkan kepada mereka bahwa masuk PGA TOUR adalah hal yang sangat mungkin dicapai.”

 

Tom Kim, Inside the Ropes Februari 2025.
Tahun 2020 Tom Kim berada di Riviera sebagai penggemar dan kini ia mengikuti Genesis Invitational dan bersaing dengan para pegolf terbaik dunia. Foto: Getty Images.

 

Ikon-ikon Amerika sangat mencintai Riviera. Dari Hogan ke Arnold Palmer ke Billy Casper ke Johnny Miller. Dan hal ini turut dirasakan oleh bintang-bintang internasional, seperti Nick Faldo dan Ernie Els yang meraih kemenangan di sini. Demikian pula Scott, yang merayakana tiap kunjungannya ke Riviera dan bisa menawarkan alasan mengapa rekan-rekan senegaranya, seperti Robert Allenby dan Aaron Baddeley, bisa meraih kemenangan di lapangan yang didesain George Thomas ini, dan yang telah menjadi tempat tinggal bagi bintang-bintang Hollywood, mulai dari zaman Humphrey Bogart.

”Jelas, saya bermain bagus di sini, jadi saya sudah merasakan hal positifnya,” ujar Scott. ”Saya merasa berada di Australia ketika memainkan hole 12, 13, 14, dan 15.

”Pohon-pohon eukaliptus memberi aroma layaknya di Australia, rumputnya juga persis, dan cuacanya juga bisa mirip. Saya pun merasakan level kenyamanan di sini.”

Tentu saja Scott tidak hendak mewakili semua orang, namun realitanya memang demikian. Demikianlah Riviera dan Genesis Invitational sangat dicintai secara universal.