Hideki Matsuyama menciptakan sejarah dengan menjadi pegolf Asia pertama yang menjuarai ajang FedExCup Playoff pertama musim ini lewat kemenangannya pada FedEx St. Jude Championship.
Bintang golf asal Jepang Hideki Matsuyama kembali bersinar dan menorehkan sejarah baru. Perjuangan kerasnya pada putaran final FedEx St. Jude Championship kemarin (18/8) memberinya kemenangan dua stroke atas Xander Schauffele dan Viktor Hovland. Ia pun resmi menjadi pegolf Asia pertama yang menjuarai ajang FedExCup Playoff.
Dua birdie di dua hole terakhirnya di TPC Southwind, di Memphis mengamankan gelar keduanya pada musim ini, sekaligus sebagai gelar PGA TOUR ke-10 dalam kariernya. Dua birdie tersebut turut membantunya menuntaskan sembilan hole terakhir yang menegangkan, di mana keunggulan lima stroke-nya malah sirna dan ia malah tertinggal satu stroke setelah kehilangan empat pukulan di rentang hole 12-15.
Bermain dengan putter baru, ia memasukkan putt birdie yang krusial dari jarak 7,8 meter di green hole 17 guna mengembalikan keunggulannya. Ia kemudian melakukan pukulan approach yang menyisakan jarak 1,8 meter di hole terakhir, yang memudahkannya untuk mempertegas statusnya sebagai pegolf Asia dengan kemenangan PGA TOUR terbanyak.
”Saya khususnya sangat senang bisa memenangkan ajang FedExCup Playoff pertama. Saya sudah berusaha keras dalam sepuluh tahun, dan rasanya luar biasa puas bisa akhirnya mewujudkannya,” tutur Matsuyama melalui penerjemahnya.
”Ini pertama kalinya saya bekerja sama dengannya (Tabuchi). … Dia banyak membaca jalur putt buat saya. Banyak jalur putt yang dia berikan.”
Kemenangan ini turut membawa Matsuyama ke peringkat ke-3 pada klasemen FedExCup dengan sisa dua turnamen, BMW Championship dan TOUR Championship, pada musim ini. Ia pun berniat untuk menulis ulang sejarah golf mengingat belum pernah ada pegolf Asia yang menjuarai hadiah utama PGA TOUR, FedExCup, sejak pertama kali digulirkan tahun 2007.
Pegolf yang belum lama menjuarai Olimpiade Paris 2024 ini menyebut penggunaan putter baru dan bantuan kedi pengganti, Taiga Tabuchi, sebagai faktor pentingnya. Kedi regulernya, Shota Hayafuji, bersama Mikihityo Kuromiya, sang pelatih, terpaksa pulang ke Jepang untuk mengurus dokumen perjalanan mereka setelah paspor keduanya hilang ketika singgah di London. Hayafuji dijadwalkan akan kembali menemani Matsuyama pada ajang BMW Championship.
”Ketika bertolak ke Memphis, saya perlu mengubah langkah saya, jadi terasa lebih segar dengan putter ini. Saya sudah memikirkannya, dan rasanya—karena saya tahu lapangan, saya tahu kondisi green-nya. Saya pikir putter baru ini bisa membantu, dan ternyata benar. Putting saya luar biasa, dan saya bisa menang,” tutur Matsuyama, yang menjadi pegolf terbaik untuk kategori Strokes Gained: Putting sepanjang empat putaran, yang berbanding terbalik dengan posisinya di peringkat 133 ketika memulai pekan lalu.
”Ini pertama kalinya saya bekerja sama dengannya (Tabuchi). Di atas lapangan, pastilah Anda memiliki rutinitas tersendiri, tapi dengan kedi yang baru, rutinitas itu berubah, dan kami mengupayakan hal tersebut sepanjang pekan. Namun, dia juga sangat membantu saya. Dia banyak membaca jalur putt buat saya. Banyak jalur putt yang dia berikan.”
”Sepanjang pekan ini saya bisa memaksimalkan green, dan putting saya sepanjang pekan ini sangat bagus, dan saya berpikir kalau sebelumnya pernah melakukannya, kenapa tidak mencobanya lagi.”
Dengan Schauffele, yang telah menjuarai dua gelar Major musim ini melejit ke puncak klasemen berkat skor 63, dan juara bertahan FedExCup Viktor Hovland melakukan pergerakan sebelum bogey di hole 17 memberinya skor 66, Matsuyama sempat mempersulit posisinya sendiri ketika ia mendapatkan bogey di hole 12, lalu bolanya masuk ari di hole 14 par 3, dan mendapatkan double bogety di hole 15 karena melakukan sejumlah kesalahan.
”Setelah hole 14, saya masih unggul dua stroke, tapi saya tahu Viktor dan Xander tengah memainkan hole 15, 16 di depan saya. Permainan saya di hole 15 juga jelek, pukulan saya ke kanan dan saya tidak ingin memukul bola ke air (lagi), jadi malah memukul melewati green, melakukan dua chipping sehingga mendapat double bogey. Meski begitu, saya masih punya tiga hole lagi, dan rasanya saya masih punya peluang,” sambungnya.
”Rasanya kemenangan ini bakal sirna karena hole 17 dan 18 adalah hole yang sulit, jangankan mengincar birdie. Namun, saya cukup beruntung mendapat birdie di hole 17. Sepanjang pekan ini saya bisa memaksimalkan green, dan putting saya sepanjang pekan ini sangat bagus, dan saya berpikir kalau sebelumnya pernah melakukannya, kenapa tidak mencobanya lagi. Lalu saya berpikir tee di hole 18 akan sangat sulit dan harus menjaga bola agar bisa tetap di fairway. Saya bersyukur bisa melakukannya. Green di situ juga juga agak kasar.”
Sementara itu, pegolf Korea An Byeonghun (69) finis di posisi T33 dan berhak tampil pada BMW Championship yang eksklusif untuk 50 pegolf teratas pada klasemen FedExCup. An sendiri berada di peringkat 15. Rekan senegaranya, Im Sungjae, finis T40 dan kini menempati peringkat 10. Meskipun finis T50, Kim Siwoo masih bisa mengikuti BMW Championship karena berada di peringkat 44. Sayangnya, Tom Kim (71) harus gugur lantaran ia berada di peringkat 51.
Pegolf No.1 Dunia, sekaligus pemenang enam turnamen musim ini dan peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 Scottie Scheffler finis tiga stroke di belakang Matsuyama. Dengan demikian, ia masih memuncaki klasemen FedExCup, dengan Schauffele di tempat kedua.