Lee Kyounghoon memulai upayanya mempertahankan gelar AT&T Byron Nelson mulai Kamis (11/5) ini dengan kesadaran akan tekanan yang mesti ia nikmati.

Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director, Marketing & Communications APAC untuk PGA TOUR dan berdomisili di Malaysia.

Bisa menempatkan nama Anda dalam buku sejarah golf bersama nama besar, seperti Sam Snead, Jack Nicklaus, dan Tom Watson bukanlah hal yang lumrah. Dan Lee Kyounghoon mendapat kehormatan itu menyusul kemenangannya yang beruntun pada ajang AT&T Byron Nelson tahun lalu. Kemenangan keduanya pada ajang tersebut turut menempatkannya sebagai pegolf keempat yang bisa mempertahankan kemenangan sejak 1944.

Pekan ini, ia punya kesempatan untuk menciptakan lembaran baru dalam narasi PGA TOUR.

Dua kali mempertaankan gelar secara beruntun, atau memenangkan turnamen yang sama dalam tiga penyelenggaraan berturut-turut, merupakan hal yang lebih langka lagi. Dalam 40 tahun terakhir, hanya ada tiga pegolf yang mewujudkan hal tersebut. Pegolf Amerika Steve Stricker merupakan nama terakhir yang melakukannya tahun 2011 pada ajang John Deere Classic, ajang yang juga ia menangkan tahun 2009 dan 2010.

Sementara pegolf Australia Stuart Appleby menjuarai Sentry Tournament of Champions in Hawaii tahun 2004, 2005, dan 2006. Sementara Tiger Woods melakukan hal serupa dalam enam turnamen berbeda, dimulai dari Memorial Tournament (1999, 2000, 2001) pada masa keemasannya.

 

 

Lee, yang kini berusia 31 tahun, menyukai peluang tersebut setelah mendominasi TPC Craig Ranch dalam dua musim terakhir. Total ia telah bermain 51-under, delapan stroke lebih rendah daripada pegolf terbaik berikutnya dalam durasi yang sama. Dan kini ia jelas berniat menambah catatan sejarah untuk namanya.

”Saya selalu memiliki kenangan indah di sini, dan sungguh beruntung bisa memenangkannya tahun lalu. Main 9-under pada hari terakhir, dan kemudian menjadi pengalaman yang sangat keren buat saya,” tutur Lee, yang kini berada di peringkat 44 dunia. ”Sejujurnya, (kesempatan ini menjadi) tekanan yang sangat bagus buat saya. Saya sungguh bersyukur untuk kesempatan itu … (bisa mencoba menjadi) pemenang tiga kali secara berturut-turut. Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Jika bisa terjadi, rasanya akan keren.”

TPC Craig Ranch sering menjadi ladang birdie, yang memang cocok untuk permainan Lee. Total 2.228 birdie dan 104 eagle tercipta di TPC Craig Ranch tahun 2022 lalu. Angka ini lebih tinggi daripada lapangan mana pun yang menggelar ajang PGA TOUR musim lalu. Lee sendiri tercatat 81,3% menciptakan birdie atau lebih baik di hole-hole par 5 dalam dua tahun terakhir. Ia juga bermain 27-under di hole-hole tersebut. Angka ini juga menjadi yang terbaik kedua di antara para peserta lainnya.

Hanya saja, untuk turnamen pekan ini, hole 12 par 5 sepanjang 500 meter telah diubah menjadi hole par 4 yang menantang, yang dimainkan sepanjang 450 meter.

”Ketika berada di sini, putting saya sangatlah bagus dan saya punya percaya diri di sini, jadi itulah kuncinya buat saya.”

Dengan fairway yang lebar di lapangan yang didesain oleh Tom Weiskopf ini, Lee menyukai mengayunkan driver-nya dan membiarkan insting agresifnya yang alami mengambil alih. ”Saya suka lapangan golf ini. Bentuknya agak sedikit lebar, dan saya suka berusaha keras dengan driver, jadi saya memukul driver lebih keras. Saya menyukainya,” ujar Lee, yang menaklukkan jagoan tuan rumah Jordan Spieth dengan keunggulan satu stroke pada tahun 2022 itu.

”Ketika berada di sini, putting saya sangatlah bagus dan saya punya percaya diri di sini, jadi itulah kuncinya buat saya.”

Lee juga memiliki percaya diri ekstra soal dirinya dan kemampunnya jika dibandingkan kontingen kuat Korea pekan ini, yang juga mencakup Im Sungjae, Tom Kim, Kim Siwoo, Ahn Byeonghun, dan Kim Seonghyeon. Ia juga berbangga menyebut diri dan menyandang gelar sebagai ”Pegolf Terseksi di Dunia”.

Ia memasuki pekan ini dengan rasa percaya diri yang telah pulih, menyusul finis T8 pada ajang Wells Fargo Championship akhir pekan lalu. Pencapaian itu menajdi sepuluh besar pertamanya sejak Sentry Tournament of Champions bulan Januari lalu.

 

Lee Kyounghoon dan Keluarganya.
Lee Kyounghoon bersama Joo Yeong, sang istri, dan putri mereka, Celine Yuan Lee saat mengunjungi McKinney Hat Company, yang menjadi mitra AT&T Byron Nelson. Foto: Getty Images.

 

Langkah besar terjadi ketika ia memutuskan mulai berlatih dengan pelatih swing Grant Waite, yang mengajar di Orlando, kota yang menjadi tempat domisili Lee dan keluarganya. Jeda dua pekan sebelum Wells Fargo Champions turut membantunya kembali fokus untuk mengasah teknik putting-nya. Hasilnya, ia berada di peringkat ketiga untuk kategori Strokes Gained: Putting pekan lalu. Padahal musim sebelumnya ia berada di posisi 62.

”Beberapa bulan lalu saya mulai kesulitan dengan putting, tapi saya pikir pekan ini sudah jauh lebih baik. Saya punya percaya diri untuk putting dan iron, jadi saya pikir saya siap untuk pekan ini,” ujarnya. ”Ada banyak kenangan indah. Ketika berdiri di tee 1 dan 10 (saat putaran latihan), ada banyak kenangan di sini dan banyak percaya diri buat saya. Saya merasa lebih percaya diri daripda sebelumnya. Tahun 2021 itu rasanya kemenangan pertama sangatlah sulit. Semoga pekan ini hasilnya juga bagus.”

Sebagai juara bertahan, Lee pun mendapat kesempatan mengunjungi McKinney Hat Company, yang merupakan mitra untuk turnamen ini dalam memproduksi topi koboi bagi sang juara. Ia pun melangkah keluar dari toko itu dengan terlihat lebih mirpi koboi asal Texas, dengan peluang menciptakan kemenangan ketiga.

Lee pun berharap pada hari Minggu nanti ia bisa kembali menjadi pemenang, meskipun bakal menjadi persaingan menarik menghadapi pegolf No.2 Dunia Scottie Scheffler. Dan ia pun bisa bermimpi menyambut putrinya, Celine Yuna, berlari menghampirinya di green hole 18. ”Yuna sudah bisa berjalan dan berlari dengan baik sekarang, jadi jika bisa memasukkan putt kemenangan, saya berharap ia berlari dan memeluk saya. Saya bakal merasa sangat bahagia,” ujarnya.