Im Sungjae masih bermimpi meraih kemenangan di Augusta National usai mencatatkan sepuluh besar ketiga dalam kariernya pada ajang Masters Tournament.

Im Sungjae mungkin tak sampai menyamai prestasinya ketika melakoni debut di Augusta National pada November 2020 silam. Hanya saja, sepuluh besar ketiga dalam penampilan keenamnya pada Masters Tournament, yang berakhir Minggu (13/4) lalu memiliki arti yang sangat besar baginya.

Pegolf Korea berusia 27 tahun itu mencatatkan skor 3-under 69 untuk menuntaskan ajang Major perdana tahun ini sebagai pegolf Asia terbaik. Catatan skor tersebut tak hanya menjadi skor terbaiknya sepanjang pekan, tapi juga membawanya finis T5 dengan skor total 7-under 281. Permainannya itu menempatkan ia hanya empat stroke di belakang Rory McIlroy, yang secara dramatis mengalahkan Justin Rose lewat birdie di hole pertama play-off, dan meraih gelar Masters pertama, sekaligus mewujudkan Grand Slam dalam kariernya.

Prestasi Im pekan lalu membuatnya sejajar dengan seniornya, K.J. Choi, yang juga tiga kali masuk sepuluh besar pada ajang Masters ini. Pencapaian ini sekaligus membuat impiannya memenangkan turnamen prestisius ini tetap menyala dalam dirinya.

”Pekan yang sangat bagus dan bisa finis di lima besar menunjukkan kalau saya bisa bersaing di sini,” ujar Im, yang finis T2 pada 2020 dan T8 pada 2022. ”Lapangan golf ini sangat sulit dan saya bisa bermain dengan baik dan meminimalisasi kesalahan. Saya benar-benar suka kembali dan bermain di sini dan tak sabar untuk tahun depan agar bisa kembali bersaing. Rory mewujudkan mimpinya hari ini dan semoga saatnya akan tiba bagi saya. Saya hanya bisa berjuang keras dan berlatih agar bisa main lebih baik.”

”… tahun ini agak berbeda. Saya sudah main di bawah par pada hari pertama, jadi rasanya senang sekali.” — Im Sungjae.

Dalam penampilannya yang keenam, pemegang dua gelar PGA TOUR ini perlahan-lahan mulai bisa menguasai kerumitan Augusta National. Ia melesakkan empat birdie dan sebuah eagle di hole 13. Semua itu ia lakukan, sebagian besarnya, dengan melakukan sejumlah pukulan yang menuntut pemahaman yang mendalam mengenai cara bola bereaksi terhadap green di Augusta National.

Misalnya saja di hole 7, ketika ia menciptakan spin yang membuat bolanya bergulir kembali dan berhenti 1,2 meter dari lubang untuk menciptakan birdie keduanya. Kemudian ia melakukan pukulan approach yang sangat cemerlang dengan long iron-nya di hole 13 par 5. Bolanya berhenti di slope yang kemudian membuat bola bergulir hingga menyisakan 1,5 meter dari pin.

”Eagle di hole 13 itu jelas menjadi sorotan dan sangat menyenangkan bisa mengamankan par dari bunker di hole terakhir,” tutur Im, yang musim ini telah tiga kali finis di lima besar, yang sekaligus membawanya ke peringkat 15 pada klasemen FedExCup. ”Tahun lalu (ketika gagal lolos cut), saya merasa kecewa, dan permainan saya tidaklah memadai, tapi tahun ini agak berbeda. Saya sudah main di bawah par pada hari pertama, jadi rasanya senang sekali.”

Sementara itu, Juara Masters 2021 Hideki Matsuyama asal Jepang, menjadi salah satu pegolf yang membukukan skor terendah pada putaran final, 6-under 66. Ia pun berhasil menuntaskan penampilan ke-14 di Augusta National dengan finis di posisi T21 bersama pegolf Korea lainnya, An Byeonghun (71). Adapun Tom Kim hanya bisa menutup hari terakhir dengan skor 79 dan harus puas finis di posisi T52.

McIlroy mungkin sukses mewujudkan Grand Slam dambaannya, namun ia justru menciptakan drama sejak awal. Keunggulan dua stroke saat memulai putaran final sempat sirna lantaran membuat double bogey di hole 1. Akan tetapi, pegolf No.2 Dunia ini lekas bangkit dan menciptakan empat birdie yang sekaligus membuatnya kembali memegang kendali. Lalu ia harus membuang empat pukulan dalam empat hole, termasuk double bogey di hole 13 par 5. Toh dua birdie yang cemerlang di hole 15 dan 17 membuatnya kembali menjaga peluang.

 

Rory McIlroy, Juara Masters Tournament 2025.
Rory McIlroy menuntaskan ambisi Grand Slam usai menjuarai Masters Tournament 2025 lewat play-off dengan Justin Rose. Foto: Getty Images.

 

Dengan keunggulan satu stroke ketika melangkah ke hole 18, McIlroy menghadapi putt sejauh 1,5 meter. Sayangnya, ia justru gagal memasukkan bola tersebut sehingga harus melanjutkan pertandingan dengan Rose, yang juga membukukan skor total 11-under 277.

Kali ini McIlroy tak lagi melakukan kesalahan. Pukulan wedge-nya yang presisi membuat bolanya berhenti 1,2 meter dari lubang di hole play-off pertama. Birdie di sana praktis memupus harapan Rose. Rose sendiri sebenarnya bermain luar biasa dalam 72 hole reguler. Pada putaran final itu ia menorehkan skor 66 untuk memaksakan play-off. Sayangnya, peluang birdie yang ia dapatkan dari jarak 4,8 meter gagal ia maksimalkan.

”Ini mimpi yang menjadi kenyataan. Saya sudah memimpikan momen ini sejak begitu lama. Ada saatnya dalam karier ketika saya tak tahu kalau saya bakal bisa mengenakan jaket ini, tapi saya harus berjuang keras hari ini. Saya merasakan kegugupan itu. Hari ini menjadi salah satu hari tersulit yang pernah saya jalani di lapangan golf,” tutur McIlroy, yang sebelumnya telah mengoleksi gelar U.S. Open 2011, PGA Championship 2012 dan 2014, Open Championship 2014.

Pegolf Irlandia Utara ini memang menjadi favorit bagi banyak kalangan. Terutama mengingat untuk pertama kali dalam kariernya ia menuju Augusta National dengan modal dua gelar PGA TOUR. Kini ia resmi bergabung dengan Gene Sarazen, Ben Hogan, Gary Player, Jack Nicklaus, dan Tiger Woods lantaran telah memenangkan empat kejuaraan Major.

Ia mungkin hanya bermain dengan skor 73, lantaran mendapat dua double bogey dan bogey di hole terakhirnya, tapi menunjukkan ketangguhan yang luar biasa pada hole tambahan untuk secara layak memenangkan Masters Tournament.