Yuan Yechun meyakini medali emas akan membuat sebuah pengorbanan menjadi sangat berarti demi menghadirkan revolusi golf di negeri sendiri.

Prestasi besar pada panggung yang besar jelas bakal memberi dampak yang luar biasa. Carl Yuan meyakininya. Dan tidak ada panggung yang melebihi Olimpiade sehingga ia meyakini medali emas akan menghadirkan pertumbuhan dan pengembangan golf secara revolusioner di negaranya.

Pegolf bernama asli Yuan Yechun ini telah menempatkan negaranya di atas diri sendiri dengan berkomitmen untuk bertanding mewakili China pada Olimpiade Tokyo 2020, yang akan dimulai hari Kamis (29/7) mendatang di Kasumigaseki Country Club. Keputusan ini sebenarnya membuat peluangnya menuju PGA TOUR dari Korn Ferry Tour menjadi hampir sirna.

Bersama rekan senegaranya, Wu Ashun yang akan tampil untuk kedua kalinya, Yuan yang baru berusia 24 tahun menegaskan takkan melewatkan kesempatan untuk mengusung bendera China pada pekan ini. ”Kami bermain tiap pekan, tapi mungkin inilah pertandingan yang paling menegangkan dan membuat saya gugup, ujarnya.

”Biasanya saya bermain untuk diri sendiri, tapi kali ini untuk semua orang di negara saya, mereka yang berada di belakang dan mendukung saya. Mengenakan bendera ini, saya siap menunjukkan kepada dunia siapa kami. Kami memulai olahraga ini lebih terlambat, tapi saya yakin jika ada yang bisa melakukannya, kamilah yang akan melakukannya.”

Meskipun pegolf wanita China, Feng Shanshan telah mempersembahkan medali perunggu di Rio lima tahun silam, Yuan nmengakui bahwa prestasi di podium yang diraih, entah oleh dirinya, entah oleh Wu, akan menciptakan dorongan baru bagi golf untuk memikat para pemain dan penggemar baru di China.

”Ada pengorbanan yang harus dilakukan. Bisa melakukan hal ini untuk negara saya, yang hanya terjadi sekali dalam empat tahun merupakan sebuah pengalaman yang takkan pernah saya sesali.”

”Bakal menjadi revolusioner bagi industri kami di China dan akan memberi banyak harapan kepada generasi kami bahwa mereka bisa bermain dengan baik dalam olahraga ini, bahwa kami bisa bersaing menghadapi para pegolf Eropa dan Amerika,” ujarnya lagi. ”Jika kami berlatih keras, sangatlah mungkin prestasi itu bisa diraih oleh pegolf China. Ada lebih banyak orang yang akan tertarik untuk memainkan olahraga ini dan akan lebih dikenal lagi oleh lebih banyak orang.

Untuk memenuhi tugas negaranya ini, Yuan harus kembali ke China untuk melakukan pemusatan latihan pada akhir bulan Juni lalu. Itu berarti ia harus melewatkan banyak turnamen pada kancah Korn Ferry Tour. Ia berada hanya sedikit di luar 25 besar, yaitu jajaran pemain yang nantinya berhak meraih kartu PGA TOUR dari Musim Reguler.

”Mungkin saya harus melewatkan hingga akhir musim. Ada pengorbanan yang harus dilakukan. Bisa melakukan hal ini untuk negara saya, yang hanya terjadi sekali dalam empat tahun merupakan sebuah pengalaman yang takkan pernah saya sesali,” tuturnya lagi.

”Mungkin saya akan mencoba mengikuti Monday Qualifying pada ajang PGA TOUR atau berharap bisa mendapat sejumlah spot sebelum Korn Ferry kembali dimulai tahun depan.”

Sejauh ini, Yuan telah menikmati pengalaman yang takkan bisa dibeli oleh uang. Pengalamannya itu ia mulai dengan menjadi bagian dari kontingen Tim China dalam seremoni pembukaan pada malam Sabtu yang lalu. ”Ini sesuatu yang belum pernah saya alami. Saya sudah bermain pada Asian Games, tapi yang ini berbeda. Bisa menghadiri dan berbaris dalam seremoni pembukaan dengan tim saya sangatlah luar biasa.”

”Lapangan ini amat menantang. Ada begitu banyak pohon dan rough-nya juga cukup tebal. … Bakal lebih sulit lagi jika angin mulai berembus.”

”Bisa disaksikan melalui TV oleh jutaan masyarakat, menjadi salah satu atlet dalam pertemuan olahraga akbar seperti itu memberi rasa percaya diri pada apa yang sudah saya lakukan dan sungguh merupakan sesuatu yang sangat berarti bagi saya. Bisa bermain di lapangan ini bersama 60 pegolf terbaik dunia menunjukkan berapa banyak yang sudah saya korbankan unutk mencapai titik ini. Saya sungguh bersemangat untuk memulai pekan ini.”

Yuan, yang tumbuh di Dalian, mengenal golf sejak berusia 9 tahun. Sang ayah mendorongnya bermain golf sebelum pindah ke AS pada usia 14 tahun dan masuk sekolah menengah atas. Pada saat itulah hasratnya untuk golf bertumbuh dan memutuskan untuk menjadi jalur karier baginya. Perjalanannya juga terbantu mengingat sang istri, Luo Ying, juga pegolf profesional. Mereka bertemu ketika berkuliah dengan Yuan berkuliah pada University of Washington. Sejauh ini sang istri telah menjdai pilar penopangnya dalam meraih impian.

Yuan juga memprediksi bakal banyak skor rendah di East Course Kasumigaseki Country Club pekan ini.

”Lapangan ini amat menantang. Ada begitu banyak pohon dan rough-nya juga cukup tebal. Jika tidak memukul ke spot yang benar, lapangan ini bakal menantang, bahkan hanya untuk melakukan dua putt. Ini lapangan bagi pemukul tangguh, dan Anda mesti banyak memukul ke fairway dan green dan memanfaatkan peluang ketika berada di sekitar jarak 6 meter. Bakal lebih sulit lagi jika angin mulai berembus,” jelas Yuan.

”Ada banyak pemain terbaik dunia saat ini dan saya membayangkan mereka akan main dengan skor yang rendah. Saya harus memainkan permainan saya sendiri dan mengambil peluang di hole-hole yang lebih mudah. Saya merasa sangat siap dengan permainan saya dan memiliki strategi yang bagus tentang bagaimana cara menyerang tempat ini.”