Keputusan Collin Morikawa melakukan perubahan pada perangkatnya terbukti menciptakan perbedaan dan memberinya gelar Champion Golfer of the Year.

Salah satu kunci keberhasilan Morikawa menjuarai gelar Major keduanya ialah keputusannya untuk melakukan perubahan pada perangkat yang ia gunakan. Menjelang memulai putaran pertama dalam debutnya pada The Open Championship, ia setidaknya melakukan dua perubahan, yaitu pada spesifikasi iron dan putter yang ia gunakan.

Keputusan tersebut ia ambil setelah mengevaluasi permainannya di The Renaissance Club sepekan sebelumnya. Kala itu, untuk pertama kali dalam kariernya Morikawa mengikuti ajang European Tour, abrdn Scottish Open. Ia sadar bahwa ia harus menyesuaikan diri dengan lapangan jenis links, yang belum pernah ia mainkan.

Petualangannya di Skotlandia pekan lalu memang hanya membawanya finis di peringkat T71. Namun, pengalaman itulah yang kemudian mendorongnya untuk melakukan penyesuaian pada isi tasnya menjelang bersaing di Royal St. George’s.

Pegolf yang berasal dari almamater yang sama dengan George Gandranata ini sebenarnya terbiasa menggunakan iron jenis blade dan biasa memainkan iron TaylorMade P730, model iron yang membantunya memenangkan gelar PGA TOUR pertamanya, Baracuda Championship 2019, dan gelar Major pertamanya pada PGA Championship 2020. Namun, untuk pekan sepenting The Open Championship ini, untuk pertama kalinya ia beralih ke iron P7MC. Karakter pada iron model ini memungkinan Morikawa untuk memiliki interaksi dengan rumput dan lebih sering membantunya memukul bola dari sweetspot clubface. Salah satu karakter unggulan dari iron cavity back ialah elemen forgiveness yang lebih besar daripada iron muscle back atau blade.

”Saya mengubah 9-7-iron saya, yang biasanya blade dan menggantinya menjadi (P7)MC benar-benar karena saya tidak bisa menemukan sweetspot (pada iron P730),” tutur Morikawa. ”Ketiga iron itu adalah club yang krusial dan beberapa club favorit saya. 8-iron merupakan club favorit saya, dan beitu saya tak bisa memukulnya dengan baik pekan lalu, saya tahu kalau saya harus mencoba sesuatu yang berbeda.”

Menjelang tiap turnamen, termasuk ajang sebesar Major, perwakilan dari merek-merek perangkat golf selalu hadir di lokasi pertandingan untuk membantu para pegolfnya melakukan penyesuaian yang dibutuhkan. Adrian Rietveld, Sports Marketing Representative TaylorMade, menjadi sosok yang ikut membantu Morikawa pada pekan The Open itu.

 

TaylorMade TP Juno
Putter TaylorMade TP Juno ini ikut membantu Collin Morikawa mencatatkan 19 birdie untuk membawa pulang Claret Jug. Foto: TaylorMade Golf.

 

”Menariknya, ketika ia melakukan pemanasan, suara impact dari iron P730 itu tidak seperti yang biasa Collin hasilkan. Memang unik mengatakan hal ini, tapi ada sepersekian beda dari yang biasa saya dengar,” tutur Rietveld. ”Lalu ia mencoba P7MC dan Anda bisa mendengar suara impact-nya yang biasa kembali terdengar.

Rietveld menambahkan bahwa faktor spin yang dihasilkan menjadi salah satu kunci penting lain mengapa Morikawa perlu melakukan perubahan perangkat.

”Sebuah 7-iron memiliki spin di kisaran 7.000 RPM dan menciptakan launch bola 14-15, lalu ketika ia memukul draw, spin pada iron P7MC sekitar 6.600 RPM. Namun, dengan P730, ia mendapat sekitar 6.200-6.300 RPM, yang terlalu sulit dikendalikan. Spin pada P7MC itu membantu kontrol jarak pukulnya. Itulah sesuatu yang perlu ia ketahui,” jelas Rietveld lagi.

Semula, Morikawa mengombinasikan 4-iron P770 dengan 5-6-iron P7MC, dan 7-PW P730. Namun, Rietveld kemudian menyadari bahwa transisi dari 6-iron P7MC ke 7-iron P730 menimbulkan kendala baru, mengingat geometri sole kedua model iron ini berbeda. Maka untuk bermain di Royal St. George’s itu, Morikawa menggunakan iron TaylorMade P770 untuk 4-iron, sedangkan iron TaylorMade P7MC ia gunakan pada 5-9-iron, dan TaylorMade P730 untuk pitching wedge.

Selain melakukan perubahan pada kombinasi iron yang ia gunakan, Morikawa juga menambahkan berat pada putter TP Juni miliknya. Putter model blade ini berbentuk persegi dengan kontur yang ringkas dengan konstruksi mekanisme yang presisi dan biasanya dilengkapi dengan dua pemberat, masing-masing 10 gram di bagian sole untuk membantu memberikan stabilitas secara keseluruhan.

Ketika bertanding di Skotlandia, ia mendapati bahwa kecepatan green di sana lebih lambat ketimbang pada ajang PGA TOUR. Akibatnya, ia kesulitan untuk melakukan putting. Itulah sebabnya, ia kemudian mengubah berat 2,5 gram di heel dan 2,5 gram di toe menjadi lebih berat 7,5 gram di heel dan toe sehingga berat keseluruhannya menjadi 10 gram.

Untuk driver-nya, Morikawa menggunakan driver SIM 8,0 dengan fairway wood SIM 14,0 dan SIM2 19.0. Selain itu, ia menggunakan wedge TaylorMade MG2 50 dan MG2 Hi-Toe 60 denga memainkan bola TP5 edisi 2021.

Hasilnya? Morikawa mencatatkan 19 birdie dan 4 bogey untuk menyandang status Champion Golfer of the Year 2021.