Holly Victoria Halim berpeluang menjadi pegolf wanita Indonesia pertama yang menjuarai ajang nasional terbuka, Indonesia Women’s Open.

Sebagian besar pemberitaan media menyebutkan Indonesia Women’s Open sebagai ajang golf wanita profesional pertama di Indonesia. Akan tetapi, ajang ini bukanlah kompetisi nasional terbuka pertama bagi para pegolf profesional wanita di Indonesia.

Lebih dari tiga dasawarsa silam, para pegolf wanita di Indonesia sudah berkompetisi pada ajang yang disebut sebagai Ladies Indonesia Open—sebagian menyebutnya Indonesia Ladies Open. Ajang ini bahkan menjadi salah satu turnamen pertama yang digelar di bawah sirkuit yang kala itu bernama Kosaido Ladies Asian Golf Circuit, sebelum akhirnya bernama Ladies Asian Golf Tour pada tahun 2005.

Sirkuit ini merupakan hasil inisiatif dari Koichi Kato, yang kemudian berkembang menjadi sirkuit resmi bagi para pegolf wanita Asia setelah mendapat dukungan penuh dari Asia-Pacific Golf Confederation.

Hingga terakhir diselenggarakan pada tahun 2012 silam, Ladies Indonesia Open telah diselenggarakan sebanyak 19 kali. Penyelenggaraan sempat terhenti pada periode 2004-2009, sebelum kemudian kembali hadir pada tahun 2010. Edisi ke-19, terselenggara pada tahun 2012 setelah absen pada tahun 2011. Dan hingga terakhir digelar lebih dari 14 tahun silam, belum pernah ada pegolf wanita Indonesia yang menjuarai ajang ini.

Akan tetapi, catatan sejarah ini bisa berubah ketika putaran final Indonesia Women’s Open dimulai Minggu (26/1) besok. Pegolf berusia 19 tahun ini kini hanya berjarak dua stroke dari pegolf Korea Cho Jeongmin pada ajang yang berlangsung di Damai Indah Golf BSD Course ini.

”Setelah bermain di China pekan lalu, saya memang masih merasa lelah, jadi yang penting adalah saya bisa menampilkan permainan saya dan tampil konsisten.” — Holly Victoria Halim.

Lebih istimewa lagi, Holly menorehkan skor 4-under 68 setelah sempat mengawali putaran kedua hari Sabtu (25/1) tadi dengan bogey.

Kondisi cuaca yang sulit ditebak membuat penyelenggara memutuskan melakukan semi-shotgun untuk putaran kedua. Kondisi cuaca buruk pada hari pertama sempat menyebabkan 18 pegolf terpaksa menuntaskan 18 hole pertama mereka di satu-satunya lapangan Jack Nicklaus Signature pada Sabtu pagi. Dengan putaran kedua terpaksa dimulai pada pukul 09:30 WIB, seluruh peserta harus menghadapi situasi yang tidak lazim dan terpaksa bermain lebih dari enam jam.

Tiap hole terdiri dari 2-3 grup. Akibatnya, penumpukan pemain terpaksa terjadi di sejumlah hole. Selain menghadapi kondisi cuaca yang berubah menjadi terik pada hari kedua ini, tempo permainan pun harus terganggu. Bahkan beberapa pemain terpaksa memainkan hole 18 par 5 hampir selama satu jam.

Holly, yang memulai putaran keduanya dari hole 4, terpaksa mengawalinya dengan catatan bogey. Bukan skor ideal, tapi bogey tersebut akhirnya menjadi satu-satunya bogey yang mencoreng kartu skornya.

”Saya memulai hari ini dengan bogey di hole 4. Putting saya dari jarak setengah meter meleset. (Namun,) saya meyakinkan diri saya bahwa masih ada 17 hole lagi,” jelas Holly.

Persis itulah yang berhasil ia lakukan. Selain meminimalisasi kesalahan, ia berhasil memaksimalkan sejumlah kesempatan untuk mencatatkan birdie di hole 6, 8, 12, 18, dan akhirnya menuntaskan putaran keduanya dengan mencatatkan birdie kedelapannya pada pekan ini.

 

Kristina Natalia Yoko, Round 2 Indonesia Women’s Open 2025.
Meskipun membukukan skor 77 pada hari kedua, Kristina Natalia Yoko memastikan melangkah ke putaran final Indonesia Women’s Open 2025 dengan skor total 2-over 146. Foto: Yongki Hermawan/fotogolf.id.

 

Skor 4-under 68 ini praktis membawanya duduk di peringkat ketiga bersama tiga pegolf Korea—Hwang Yoona (68), Yun Hwayeong (68), dan Kim Sojeong (72). Keempatnya sama-sama mengumpulkan skor total 6-under 138.

Meski demikian, Holly memilih untuk tidak berpikir terlalu jauh. Meski di atas kertas ia sangat berpeluang meraih kemenangan, ia mengaku petualangannya untuk meraih keanggotaan pada China LPGA pekan lalu membuatnya merasa lelah secara fisik. Apalagi putaran kedua juga sangat menguras energi.

”Saya ingin main sebaik mungkin, tidak ada target untuk menang. Setelah bermain di China pekan lalu, saya memang masih merasa lelah, jadi yang penting adalah saya bisa menampilkan permainan saya dan tampil konsisten,” ujarnya.

Sementara itu, Yoko juga berhasil menemani Holly menuju putaran final. Meskipun permainannya pada hari kedua ini tidak semeyakinkan 18 hole pertamanya, ia berhasil menghindari membuang terlalu banyak pukulan.

Memulai putaran kedua dari hole 2, Yoko terpaksa bermain 5-over dalam sepuluh hole pertamanya. Usai mendapat double par di hole 3 par 3, ia harus menunggu hingga hole 17 untuk menorehkan satu-satunya birdie di kartu skornya tadi. Dan meskipun harus kembali mencatatkan bogey dari hole 18, skor par di hole terakhir sudah lebih dari cukup untuk membawanya memasuki 18 hole terakhir besok. Hanya saja, ia harus memulai putaran terakhir dari peringkat T43 lantaran menorehkan skor total 2-over 146.