Tim AS memastikan kemenangan beruntun untuk ke-10 kalinya pada ajang Presidents Cup usai menaklukkan Tim Internasional 18,5-11,5.
Dominasi Tim AS pada ajang Presidents Cup berlanjut. Pada partai Tunggal di Royal Montreal Golf Club kemarin (29/9), mereka memastikan kemenangan untuk ke-10 kalinya secara berturut-turut dengan skor akhir 18,5-11,5 atas Tim Internasional.
Tim yang dipimpin Jim Furyk ini memenangkan 7,5 dari total 12 poin yang diperebutkan untuk mempertahankan dominasi mereka pada kompetisi dua tahunan ini. Xander Schauffele, Russell Henley, Patrick Cantlay, Collin Morikawa, Max Homa, dan Keegan Bradley memenangkan duel masing-masing. Bradley, yang tampil untuk kedua kalinya pada Presidents Cup ini, menyumbangkan satu poin setelah menang 1-up atas Kim Siwoo.
”Yah, ini sungguh luar biasa,” ujar Bradley emosional. ”Sepanjang pekan ini saya terus mengatakan kalau saya tidak yakin bakal mendapat kesempatan serupa. Bisa bermain dalam turnamen ini dan memenangkan poin, astaga …. Jika ini putaran terakhir saya sebagai pemain, mungkin memang demikian, saya merasa senang.”
Memasuki hari terakhir dengan tertinggal empat poin membuat Tim Internasional berjuang dengan berani sepanjang hari. Schauffele, yang telah menjuarai dua gelar Major musim ini, meraih kemenangan meyakinkan 4&3 atas Jason Day. Namun, Tim Internasional menampilkan perjuangan luar biasa lewat bintang Korea Tom Kim yang mengatasi ketertinggalan 2-down untuk memaksa Sam Burns berbagi poin.
Adapun dalam duel yang disebut-sebut sebagai duel Jawara Masters antara pegolf Jepang Hideki Matsuyama dan pegolf No.1 Dunia Scottie Scheffler, berakhir dengan kemenangan 1-up Matsuyama pada partai ketiga hari Minggu itu. Meski demikian, kekalahan itu tidak membuat Tim AS melemah. Russel Henley memastikan kemenangan 3&2 atas Im Sungjae, sedang Patrick Cantlay menaklukkan Taylor Pendrith 3&1, yang sekaligus mendorong Bradley untuk meraih kemenangan menyusul kegagalan Kim Siwoo memasukkan putt birdie dari jarak 2,4 meter di green hole 18.
”Suatu kehormatan (bisa tampil dalam partai pembuka),” ujar Schauffele yang memenangkan empat poin pada pekan ini bersama Morikawa dan Cantlay. ”Kapten (Furyk) mendatangi dan meminta kesediaan saya untuk menjadi yang pertama turun ke lapangan. Kalau melihat para pemain kami, bisa siapa saja yang memimpin dan pegang peranan. Saya menyambutnya sebagai kesempatan istimewa untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Saya ingin menyumbangkan poin sejak awal untuk menyemangati yang lain.”
Wajah Furyk jelas berbinar-binar setelah ke-12 pemainnya bisa mempertahankan dominasi yang meyakinkan pada ajang Presidents Cup ini. ”Entah apakah saya bisa menunjuk salah satunya, tapi melihat kembali pekan ini, pada hari Kamis kami menang 5-0 (Tim AS memenangkan seluruh sesi Fourball), kelimanya itu partai yang ketat. Jumat ceritanya berbeda lagi (Tim Internasional memenangkan seluruh sesi Foursome), namun pertandingannya benar-benar sampai pada sejumlah momen yang istimewa. Entah mengapa, mereka biasanya bermain lepas pada Presidents Cup, dan kami bisa memenangkan sejumlah poin krusial, melakukan sejumlah putt krusial.”
Meski demikian, salah satu partai paling memikat, tentunya, kemenangan Matsuyama atas pemegang sepuluh gelar PGA TOUR yang mendominasi musim 2024. Bintang Jepang itu unggul 1-up berkat approach memukau yang menyisakan jarak 1,5 meter di hole 17 par 3. Lalu ia memastikan kemenangan lewat putt kurang dari semeter di hole terakhir.
”Putt terakhir itu merupakan salah satu putt terbaik. Saya luar biasa gugup. Tangan saya sudah gemetar. Saya sangat senang bisa memenangkan partai ini,” ujar Matuyama, yang menyumbangkan dua poin bagi Tim Internasional pada pekan itu. ”Kemenangan ini sangat berarti. Saya sangat senang dengan hasilnya. Ada beberapa kesalahan di lapangan, tapi sangat senang dengan permainan saya.”
Pegolf Korea Tom Kim, yang sepekan itu menyumbangkan 1,5 poin, kembali tampil cemerlang dengan sejumlah permainan memukau dan semangatnya. Pegolf berusia 22 tahun ini yakin bahwa Tim Internasional kelak bisa mengalahkan Tim AS, yang sepanjang sejarah hanya kalah sekali, yaitu pada tahun 1998.
”Saya pikir kami merasa lapar. Saya yakin Tim Amerika juga merasa demikian. Namun, ketika &a sering kalah, rasanya selalu ada kisah di mana orang akan bangkit. Kemenangan tidak akan berlangsung selamanya. Ada saatnya bola yang hanya mengitari bibir lubang itu memberi keuntungan bagi kami. Sejumlah break, sejumlah pantulan bola akan mengarah kepada kami, dan membuat semuanya berbeda. Kami sudah bermain dengan luar biasa dan terkadang kami gagal, tapi saya tidak kehilangan harapan,” tegasnya.
Hasil Akhir Partai Tunggal Hari Minggu (29/9)
Partai 19: Xander Schauffele (AS) vs Jason Day (INT), 4 & 3
Partai 20: Sam Burns (AS) vs Tom Kim (INT), Tied
Partai 21: Hideki Matsuyama (INT) vs Scottie Scheffler (U.S.), 1-up
Partai 22: Russell Henley (AS) vs Im Sungjae (INT), 3 & 2
Partai 23: Patrick Cantlay (AS) vs Taylor Pendrith (INT), 3 & 1
Partai 24: Keegan Bradley (AS) vs Kim Siwoo (INT), 1-up
Partai 25: Corey Conners (INT) vs Tony Finau (AS), 5 & 3
Partai 26: Wyndham Clark (AS) vs Minwoo Lee (INT), Tied
Partai 27: Sahith Theegala (AS) vs An Byeonghun (INT), Tied
Partai 28: Collin Morikawa (AS) vs Adam Scott (INT), 2 & 1
Partai 29: Christiaan Bezuidenhout (INT) vs Brian Harman (AS), 2 & 1
Partai 30: Max Homa (AS) vs Mackenzie Hughes (INT), 2 & 1