
Kristina Natalia Yoko mempertegas statusnya sebagai salah satu pegolf papan atas Indonesia dengan memimpin kubu tuan rumah lewat catatan 3-under 69 pada Indonesia Women’s Open.
Kristina Natalia Yoko menjawab harapan publik dengan mencatatkan skor terendah di antara para pegolf tuan rumah pada ajang Indonesia Women’s Open. Skor 3-under 69 pada hari pertama kemarin (24/1) praktis menempatkannya di jajaran sepuluh besar bersama sepuluh pegolf lainnya.
Dua pegolf Korea, Cho Jeongmin dan Kim Sojeong, untuk sementara menduduki posisi teratas klasemen putaran pertama. Keduanya sama-sama membukuan enam birdie dan tanpa bogey untuk skor 6-under 66, yang membuat keduanya unggul dari rekan senegara mereka, Park Sujin2 dan Patcharajutar Kongkraphan asal Thailand.
Bagi Patcharajutar, posisinya saat ini membuka peluang untuk mengulangi prestasinya sekitar 14 tahun silam, tatkala ia menjuarai gelaran terakhir Ladies Indonesia Open.

Permainan Yoko di hole-hole awal sebenarnya terbilang jauh dari ideal. Ia harus bermain 2-over dalam dua hole pertamanya. Meski demikian, ia berhasil bangkit dengan mencatatkan birdie di hole 5 dan 6, sebelum kemudian menciptakan tiga birdie berturut-turut dari hole 11-13.
Langkahnya sempat tersandung di hole 14, namun birdie di hole 18 memastikan start yang sangat positif baginya.
Catatan mengesankan juga ditampilkan oleh Holly Victoria Halim, yang membukukan skor 70 dan untuk sementara berada di posisi T20. Pegolf yang baru saja menjuarai Qualifying School pada China LPGA ini mengemas tiga birdie dengan satu bogey.
Adapun Patricia Sinolungan, yang tahun ini akan berkiprah di panggung China LPGA dan WPGA Tour of Australasia, harus puas bermain 1-over 73 berkat catatan tiga birdie dan empat bogey. Rekannya, sesama atlet Ciputra Golfpreneur Foundation, Caithlyn Darlene Ong, kemudian menyamakan skor Patricia pada sesi siang dengan kombinasi skor dua birdie dan tiga bogey.

Tidak ada pegolf lain yang menikmati putaran sesempurna Cho Jeongmin dan Kim Sojeong. Kedua pegolf Korea ini mencatatkan enam birdie dan tanpa bogey.
”Permainan saya hari ini (kemarin) berjalan sesuai game plan. Birdie pertama baru terjadi di hole 6. Lima hole sebelumnya saya terlalu fokus dengan permainan sehingga cukup sulit untuk buat birdie. Namun, saya punya rekan pairing yang nyaman sehingga saya bisa bermain lebih lepas selanjutnya,” ujar pegolf berusia 24 tahun yang beralih profesional pada 2019 ini.
Kondisi cuaca yang buruk pada hari pertama menyebabkan 18 pegolf harus menuntaskan putaran pertama pagi ini (25/1).