Gaganjeet Bhullar meneruskan tongkat estafet dalam memotivasi generasi golf berikutnya lewat kemenangannya pada BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi.
Oleh Raka S. Kurnia/GolfinStyle.
Bisa meraih kemenangan pada ajang yang seakbar BNI Indonesian Masters presented by Tunas Niaga Energi dengan tidak melepas posisi teratas sejak hari pertama jelas menjadi sebuah prestasi istimewa. Apalagi kemenangan ini seakan melengkapi prestasi istimewa di negeri kelahiran sang nenek.
Penampilan memukau pegolf India Gaganjeet Bhullar di Royale Jakarta Golf Club pada 16-19 November 2023 ini memang membuatnya layak disebut Raja Golf di Indonesia. Sejak memenangkan Indonesia President Invitation 2009, Bhullar menjadi pegolf tersukses pada ajang Indonesia Open dengan tiga kemenangannya (2013, 2016, dan 2022). Dan pada hari Minggu (19/11), ia melengkapi prestasinya dengan memenangkan turnamen golf paling bergengsi di Indonesia.
Kemenangan ini turut menempatkan Bhullar sebagai pegolf internasional tersukses di Indonesia. Ia menjadi satu-satunya pegolf yang menjuarai turnamen utama terbanyak di negeri ini, setidaknya dalam satu dasawarsa terakhir.
”Saya masih belum tahu (kenapa saya bisa main bagus dan menang hingga lima kali di Indonesia), tapi yang saya tahu nenek saya lahir di Indonesia dan mungkin itu menjadi salah satu alasannya,” ujar Bhullar.
”Namun, saya memang sudah bermain dengan sangat baik di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan saya kira saya merasa nyaman degan cuacanya. Meski sudah bermain selama tujuh tahun pada DP World Tour, saya selalu merindukan bermain di wilayah ini. Ketika datang ke sini, ada saja yang terjadi; saya kira kualitas pukulan saya menjadi lebih baik, putting menjadi bagus, mungkin itu alasan mengapa saya bisa main bagus di wilayah ini.”

Kualitas Permainan Seorang Juara
Sepanjang pekan, Bhullar menunjukkan kualitas short game dan putting yang luar biasa. Pada putaran final itu, pegolf berusia 35 tahun ini mengemas empat birdie dan sebuah eagle di hole 18, plus dua bogey untuk kembali menorehkan skor 67. Skor tersebut ia raih dengan kembali melakukan total 26 putt, seperti halnya pada putaran ketiga. Dan, seperti tiga putaran pertamanya, Bhullar tak pernah melakukan tiga putt atau lebih.
Penampilan prima dengan putter itu tidak lepas dari kerja keras yang sudah ia curahkan sepanjang tahun ini.
”Saya tahu persis kesalahan-kesalahan saya dan saya tahu bagaimana memperbaikinya. Namun, semua itu butuh waktu. Terkadang butuh 8-9 bulan buat saya untuk bisa memecahkannya dan saya terus berlatih keras,” ujar Bhullar, yang juga menghabiskan banyak putaran latihannya di atas green.
”Sepanjang musim panas di India, ketika mengambil jeda beberapa pekan, segera saja saya tahu kalau saya bakal main bagus pada semester kedua ini. Namun, kesabaran juga punya peranan yang sangat penting. Jadi, saya terus mengingatkan diri saya kalau saya sudah mengetahui permasalahan pada putting saya, sekarang saatnya untuk menerapkannya dan saatnya akan tiba bagi saya. Saya datang ke sini dengan pemikiran tersebut, yaitu putting saya sudah bagus dan hanya tinggal soal waktu dan saya senang hal itulah yang terjadi.”
Meski posisinya tampak tak tergoyahkan, bogey di hole 15 sempat membuka peluang bagi para pesaingnya. Saat itu selisih skornya menjadi hanya tiga, dengan tiga hole tersisa.
Akan tetapi, justru di situlah ia menunjukkan kelasnya. Ia melakukan chip-in dari pinggir green, sebelum akhirnya melesakkan eagle di hole terakhir untuk menutup pekan istimewa di Royale Jakarta Golf Club.

”Chip-in di hole 16 itu mungkin menjadi titik balik karena bisa dibilang saya pernah melakukannya beberapa kali sebelum ini dan karena itulah pengalaman tersebut tersimpan di alam bawah sadar. … Saya kira pada saat berada di bawah tekanan Anda perlu megingat kembali semua kenangan positif, pukulan yang telah Anda mainkan selama bertahun-tahun ketika hendak memenangkan sebuah turnamen, dan persis itulah yang saya lakukan,” jelas Bhullar.
Dengan skor total 24-under 260, Bhullar memastikan kemenangan lima stroke atas rekan senegaranya, Karandeep Kochhar, yang menorehkan skor 8-under 63 pada putaran final dan menutup pekan di Jakarta itu dengan total 19-under.
India yang Terus Berkibar
Kemenangan Bhullar itu menjadi kian istimewa lantaran Kochhar dan Veer Ahlawat menambah panjang catatan prestasi wakil India pada gelaran prestisius ini. Kecuali pada tahun 2011 dan 2015, India selalu terwakilkan di jajaran sepuluh besar.
Bhullar tidak segan menyebut sejumlah nama besar, seperti Jeev Milkha Singh (pemegang 6 gelar Asian Tour, 4 gelar DP World Tour—dua di antaranya ajang co-sanction dengan Asian Tour, dan 4 gelar Japan Golf Tour Organization), Jyoti Rhandawa (pemegang 8 gelar Asian Tour dan satu gelar Japan Golf Tour Organization), serta Arjun Atwal (peraih 8 gelar Asian Tour—3 di antaranya ajang co-sanction dengan DP World Tour; satu gelar Nationwide Tour, yang kini dikenal sebagai Korn Ferry Tour; dan satu gelar PGA TOUR).
”Kalau melihat sejarah ke belakang, Jeev Milkha Singh, Jyoti Rhandawa, dan Arjun Atwal, ketiganya mulai bermain secara global pada saat yang sama. Dan hasilnya sama, mereka mulai menang di Asia, di Jepang, pada European maupun Asian Tour. Dan mereka terus memotivasi diri sendiri.

”Lalu generasi berikutnya datang: Anirban Lahiri, saya. Dan kami saling bergantian menang tiap tahun dan hal itu terus menjadi motivasi bagi kami. Dan menurut saya generasi pegolf India sekarang mulai muncul, seperti Chikkarangappa, Karandeep Kochhar yang finis di tempat kedua; kami melakukan putaran latihan bersama.
”Kemenangan ini menjadi momen buat diri saya untuk mendorong generasi pegolf India berikutnya agar menjadi siap. Dan senang rasanya melihat mereka semua, kami semua main bagus. Jadi, saya yakin sekarang kami menginspirasi para pegolf lain yang tidak bermain dengan baik pada pekan ini, para pegolf India lainnya, dan pegolf India yang bermain pada Indian Tour, berusaha bersaing untuk menuju ke sini (Asian Tour).
”(Saling mendorong seperti ini) sangatlah penting. Dan secara pribadi saya merasa sangatlah penting untuk memiliki pahlawan nasional Anda sendiri. Kami sudah belajar dari para senior kami, dan saya senang kami mendorong generasi berikutnya juga.”
Bhullar, seperti halnya Anirban Lahiri, juara edisi 2014 yang kini berkiprah pada LIV Golf, jelas berhasil melanjutkan tongkat estafet dari para seniornya.
Sebelum akhirnya menutup jumpa pers dengan media, Bhullar memberikan apresiasinya kepada seluruh media yang hadir. Ia menegaskan pentingnya peran media untuk menjaga konsistensi dan kesinambungan kompetisi, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di level Asian Tour.
”Tidaklah mudah bagi olahraga mana pun untuk bisa bertahan dan berkesinambungan kalau tidak karena dukungan dari media. Jadi, saya rasa terima kasih banyak juga untuk kalian semua!” tandasnya.