Bryson DeChambeau memastikan kemenangan PGA TOUR ke-8 dalam kariernya, sekaligus menjadi pemain pertama yang meraih lebih dari satu gelar pada musim 2020-2021.

Segala sesuatu yang terkait dengan Tiger Woods kerap memberi inspirasi. Lebih istimewa lagi ketika sang legenda mengirimkan pesan teksnya kepada Anda. Itulah yang dialami oleh Bryson DeChambeau menjelang putaran final Arnold Palmer Invitational presenetd by Mastercard kemarin (8/3), WIB.

Pada pagi hari putaran final di Bay Hill Club & Lodge itu, Woods, yang masih dalam perawatan pasca-kecelekaan pekan lalu, mengirimkan pesan kepada DeChambeau, yang juga merupakan satu tim, yang menggunakan bola golf dari perusahaan yang sama.

”Tiger jelas telah tampil dengan luar biasa di sini. Kami membahas soal bagaimana agar kami terus berjuang dan bermain dengan berani, seperti halnya Tn. Palmer, dan hati saya merasa berat melihat apa yang Tiger alami, bukan soal berapa kali Anda harus tersingkir atau terjatuh, melainkan berapa kali Anda bisa bangkit dan terus melangkah,” ujar DeChambeau.

Dorongan untuk bermain berani tersebut jelas menyulut semangat pegolf berusia 27 tahun ini. Apalagi ia juga berada di posisi yang ideal, hanya satu stroke dari Lee Westwood sang pimpinan klasemen, untuk mewujudkan gelar ke-8, menyusul kemenangannya pada U.S. Open tahun lalu yang, lantaran pandemi, menjadi bagian dari musim 2020-2021.

Namun, Bay Hill pada putaran final itu menjadi ladang pembantaian, yang mengingatkan banyak orang pada brutalnya lapangan yang kerap menjadi tuan rumah untuk U.S. Open. Tidak satu pemain pun berhasil membukukan skor di bawah 70. Wakil Asia Tenggara, Jazz Janewattananond, yang diharapkan bisa tampil solid dalam dua putaran sebelumnya bahkan harus puas dengan enam bogey, dua double bogey, sebuah triple bogey, dan hanya satu birdie di hole 16, satu-satunya hole yang selalu memberinya birdie selama empat putaran.

 

 

DeChambeau sendiri harus mengawali putaran final itu dengan bogey di hole pertama, sebelum mencatatkan dua birdie di hole 4 dan 6, dan harus berjibaku untuk mempertahankan skornya. Skor 71 milik DeChambeau menjadi satu dari hanya dua skor under yang tercipta pada putaran final itu. Sementara Westwood, yang terakhir menjuarai ajang PGA TOUR sebelas tahun silam pada St. Jude Classic 2010, hanya bisa membukukan dua birdie dan tiga bogey.

”(Kondisi lapangan ini) benar-benar mengingatkan pada U.S. Open dan saya terus mengingat banyak pukulan pada U.S. Open waktu itu, momen-momen ketika Anda harus bangkit dan melakukan pukulan yang hebat, seperti yang saya lakukan di hole 18. Saya tidak melakukan drive yang bagus di hole tersebut dalam beberapa hari terakhir dan saya berkata pada diri sendiri, ini saatnya untuk bangkit dan melakukan drive yang hebat, dan saya sanggup melakukannya dan melakukan pukulan penenti pada momen yang tepat dan pada saat yang tepat,” tutur DeChambeau.

Dan DeChambeau jelas merupakan sosok yang lekas berterima kasih kepada semua orang yang mendukungnya. Ia memberi kredit kepada Chris Como, yang meluangkan waktu sepuluh menit untuk membahas swing-nya. Sudah jelas ia pun bersyukur atas obrolan pesan teks dengan Woods.

”Jadi, ada sejumlah orang yang membantu saya meraih kemenangan ini. Kedi saya, Tim Tucker, bekerja sangat keras, Brett, sudah jelas agen saya, manajer, Connor, semua kami bekerja keras setiap hari. Kami tinggal di sini sampai larut kemarin, persis seperti ketika U.S. Open, berlatih keras mencari tahu soal swing saya. Meskipun tidak menemukan apa yang saya cari, pada akhirnya saya bisa mengatasinya dan mengeksekusi pukulan-pukulan yang saya butuhkan untuk menjuarai turnamen golf ini,” tandasnya.

Sementara itu, hasil terbaik dari wakil Asia diberikan oleh Hideki Matsuyama yang meraih finis T18. Hasil ini menjadi finis 20 besar yang kedua bagi Matsuyama, menyusul finis T15 pada World Golf Championships-Workday Championship at The Concession sepekan sebelumnya.

1 Comments

Comments are closed.