Asian Swing dari DP World Tour akan menjadi dorongan bagi golf di Benua Asia.

Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director, Marketing & Communications – APAC untuk PGA TOUR dan menetap di Kuala Lumpur.

Ketika Asian Swing dari DP World Tour dimulai pekan ini di Singapura sebelum bertolak ke Thailand dan India, rangkaian ajang di Asia ini akan menjadi anugerah yang besar bagi para pegolf Asia yang bermimpi mengejar sejarah dan menciptakan warisannya sendiri.

Pemain-pemain besar Asia yang terdahulu, termasuk Thongchai Jaidee dari Thailand, Zhang Lian-wei dari China, Arjun Atwal asal India, dan Mardan Mamat dari Singapura telah menorehkan kemenangan bersejarah untuk negara mereka masing-masing dalam turnamen-turnamen yang disokong oleh DP World Tour di Asia. Mereka pun memetik memetik langsung hadiah berupa hak bermain

Taruhannnya akan lebih tinggi lagi karena total ada 10 kartu PGA TOUR yang bisa diraih melalui DP World Tour tahun 2023 ini sebagai hadiah utama untuk memasuki level permainan golf profesional kaum pria.

”Sepuluh kartu PGA TOUR itu (hadiah yang) bagus,” ujar Kiradech Aphibarnrat asal Thailand. Ia telah menghabiskan lima tahun berkompetisi pada PGA TOUR sebelum akhirnya kehilangan statusnya musim lalu. ”Hal ini menciptakan kesempatan-kesempatan baru generasi pegolf yang baru untuk bermain di Tour yang lebih tinggi lagi. Buat saya, saya berusaha bermain golf dengan baik lagi pada DP World Tour, mungkin memenangkan beberapa gelar dan kembali ke PGA TOUR,” tutur pegolf Thailand berusia 33 tahun, yang telah mengemas empat gelar DP World Tour dan dua gelar di Asia.

Aliansi Strategis antara DP World Tour dan PGA TOUR, yang dimulai sejak 2020 dan kini kian menguat, telah menciptakan jalur karier yang jelas bagi para pemain, seperti pegolf China Wu Ashun dan Li Haotong, Shubhankar Sharma dari India, Gavin Green dari Malaysia, Masahiro Kawamura asal Jepang, dan Wang Jeunghun dari Korea yang semuanya merupakan pemain reguler pada DP World Tour. Kini mereka pun bisa mencapai impian Amerika mereka. Bahkan bagi pegolf amatir berusia 23 tahun asal Singapura, Ryan Ang, yang akan tampil dalam ajang Singapore Classic berhadiah total US$2 juta di Laguna National Golf Club, bisa bermimpi mencapai liga golf yang lebih besar lagi.

Pada akhirnya, hanya butuh satu pekan dalam golf profesional untuk mengubah kehidupan seorang pemain.

 

Wu Ashun, Singapore Classic 2023.
TRUCKEE, CALIFORNIA – JULY 14: Ashun Wu of China plays his shot from the seventh tee during the first round of the Barracuda Championship at Tahoe Mountain Club on July 14, 2022 in Truckee, California. (Photo by Sean M. Haffey/Getty Images)

 

”Saya pikir ini kesempatan yang luar biasa bagi para pemain,” ujar pegolf berusia 26 tahun, Shubhankar Sharma, yang telah menikmati dua gelar DP World Tour serta finis di peringkat 29 pada peringkat Race to Dubai musim lalu. ”Masuk ke PGA TOUR sudah menjadi impian bagi kebanyakan pemain. Itulah Tour terbesar di dunia, jadi aliansi antara DP World Tour dan PGA TOUR bisa menjadi perubahan yang sangat berarti.”

China telah menempatkan Marty Dou dan Carl Yuan yang bermain penuh pada PGA TOUR setelah lulus dari Korn Ferry Tour. Sementara rekan senegara mereka, Li Haotong dan Wu Ashun berharap bisa mengikuti jejak keduanya melalui rute DP World Tour. Tahun 2018, Li bahkan sempat finis di peringkat 9 pada peringkat Race to Dubai dengan tiga gelar DP World Tour.

”Tahun ini akan ada banyak pemain yang menargetkan hal tersebut, termasuk saya,” ujar Wu, yang kini berusia 37 tahun dan telah berada di Singapura bersama rekan rekan senegaranya. ”Saya punya peluang. Saya sudah bermain dengan baik dan berlatih dengan baik pula pada jeda kompetisi,” imbuh pemegang empat gelar DP World Tour, yang berniat memgikuti jejak senirnya, Zhang dan Liang Wen-chong dalam meraih kemenangan di Singapura.

With other Strategic Alliances forged recently between the DP World Tour/PGA Tour and Japan Golf Tour, Korean PGA Tour, Professional Golf Tour of India (PGTI) and PGA of Australia, players from the various domestic circuits will now enjoy various pathways onto the DP World Tour, and subsequently have a legitimate chance to get onto the PGA Tour so long as they can perform at the highest level.
Dengan Aliansi Strategis yang diciptakan belum lama ini antara DP World Tour/PGA TOUR dan Japan Golf Tour, Korean PGA Tour, Professional Golf Tour of India (PGTI), serta PGA of Australia, para pemain dari beragam sirkuit domestik kini bisa menikmati beragam jalur menuju DP World Tour, dan kemudian berpeluang melangkah ke PGA TOUR, sejauh mereka bisa tampil di level tertinggi.

Kiradech, yang sempat menghuni peringkat tertingginya di posisi No. 29 Dunia, berniat untuk menjadikan Bangkok sebagai tempat domisilinya sembari berusaha mendapatkan kembali penampilan terbaiknya. Selama menetap lima tahun di Amerika, pegolf Thai ini mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan jauh dari keluarganya.

”Getting onto the PGA Tour has been the dream for most players. It is the biggest Tour in the world, so this alliance between the DP World Tour and PGA Tour could be a huge game changer.” — Shubhankar Sharma.

”Tinggal di rumah sekarang terasa luar biasa. Ada keluarga di sekitar saya sepanjang waktu … ini budaya kami, kami tetap bersama, makan, meluangkan waktu bersama dan tinggal di area yang sama. Saya juga bisa meluangkan waktu dengan mobil-mobil saya,” ujar Kiradech yang menggemari mobil-mobil berkecepatan tinggi.

Dengan Thailand Classic yang akan digelar di Amata Spring Country Club pada 16-19 Februari, pegolf Thailand berbadan besar dan pernah dijuluki sebagai John Daly Asia lantaran gaya bermainnya ini, berharap bisa kembali ke jalur kemenangan di negerinya sendiri. ”Saya menantikan bermain di negeri sendiri karena akan ada banyak dukungan dari para penggemar dan anggota keluarga,” ujarnya.

Sharma pun berharap bisa melihat lebih banyak pegolf India yang bergabung dengannya pada DP World Tour setelah rekan senegaranya, Manu Gandas, menjadi pemain PGTI pertama yang meraih kartu keanggotaan melalui aliansi baru ini. Manfaat dari aliansi baru ini termasuk gelaran dua ajang Challenge Tour baru yang akan digelar di India bersama gelaran Hero Indian Open pada akhir bulan ini.

”Aliansi DP World Tour dengan Indian (PGTI) Tour untuk pemenang Order of Merit bisa membawa perubahan. Akan ada spot juga untuk Qualifying School. Artinya, dalam dua atau tiga tahun ke depan, kami akan punya lebih banyak pegolf India yang memegang kartu DP World Tour,” ujarnya.

Demikian pula dengan Gavin Green. Peluang untuk bersaing meraih kartu PGA TOUR melalui DP World Tour juga memikatnya, terutama dengan kesempatan besar untuk bersinar melalui turnamen-turnamen Asian Swing. Setelah tiga turnamen, DP World Tour akan kembali ke Timur Jauh pada bulan April dengan turnamen-turnamen baru yang dimainkan di Jepang dan Korea.

”Hal itu menjadi motivasi yang besar dan pastinya sesuatu yang layak diikuti. Berada di Asia rasanya membawa saya kembali ke asal saya, saya merasa nyaman. Saya masih melatih permainan dan beberapa hal yang belum mengena, tapi saya berlatih keras untuk tiga turnamen ini. Akan sangat bagus bila membuat kesempatan (menang) untuk diri sendiri.”