
Ayaka Furue memenangkan gelar Major pertamanya dalam tahun kelimanya sebagai pegolf profesional.
Ayaka Furue membutuhkan lima tahun karier profesional dan empat kali berkunjung ke Evian Resort Golf Club untuk mewujudkan kemenangan Major pertamanya. Pegolf Jepang berusia 24 tahun ini tak pernah memimpikan menjuarai ajang Major. Namun, penampilannya sepanjang pekan pada satu-satunya ajang Major yang berlangsung di Benua Eropa berhasil membawanya keluar sebagai juara The Amundi Evian Championship.
Pertandingan pada putaran final berlangsung sangat menegangkan. Kyriacou, yang mengawali putaran final sebagai pimpinan klasemen dan unggul hanya satu stroke dari Furue masih memegang kendali hingga hole 16. Setelah dua birdie dari hole 3 dan 7, pegolf Australia ini sempat memperbesar keunggulannya menjadi dua stroke, sampai Furue mencatatkan birdie ketiganya di hole 9.
Bogey di hole 12 sempat membuat Furue kembali tertinggal dua stroke, sampai akhirnya ia mencatatkan tiga birdie berturut-turut dari hole 14, yang membuat jaraknya hanya menjadi satu stroke. Pada titik tersebut, Kyriacou telah menorehkan 18-under berkat birdie di hole 15 dan 16.
Petaka terjadi di hole 17, tatkala pukulan tee Kyriacou masuk ke rough di sisi kiri fairway dan memaksanya mengembalikan bola ke fairway. Sayangnya, ketika mencapai green dalam pukulan ketiga, ia membutuhkan dua putt yang membuahkan bogey sehingga kini ia harus berbagi posisi dengan Furue dengan catatan 17-under.

Persaingan juga mulai bertambah seru lantaran pegolf Thailand Patty Tavatanakit mengakhiri putaran finalnya dengan skor 63 kedua pada pekan ini—Sung Yujin mencatatkan skor 63 pertama pada putaran kedua—berkat eagle di hole terakhir. Skor tersebut membuatnya menjadi salah satu pemuncak klasemen dengan 17-under, bersama Furue dan Kyriacou.
Ketika Tavatanakit bersiap untuk kemungkinan play-off, Furue memastikan kemenangannya dengan menorehkan eagle di hole 18. Birdie bagi Kyriacou tak lagi cukup untuk mengimbangi sehingga pemegang dua gelar Ladies European Tour ini harus mengakui keunggulan rekan mainnya itu dengan satu stroke.
”Sebelum memulai putaran final ini saya merasa perlu bermain agresif hari ini, tapi ketika mulai bermain rasanya jadi sedikit frustrasi karena tidak mendapat peluang birdie yang cukup. Namun, setelah hole 15 saya mendapat momentum dan rasa percaya diri saya mulai kembali,” tutur Furue.
”Saya menjadi penggemar Star Wars sekitar sebulan yang lalu dan saya suka kalimat ’May the force be with you.’ Ketika berada di hole 15 itu saya meyakini kalimat tersebut, kalimat tersebut muncul dalam benak saya dan saya bisa terus melangkah berkat kutipan tersebut.”

Kemenangan ini menjadikan Furue sebagai pegolf Jepang keempat setelah Hisako Higuchi (LPGA Championship 1977), Hinako Shibuno (AIG Women’s Open 2019), dan Yuka Saso (U.S. Women’s Open 2024) yang menjuarai ajang Major.
Ia juga menjadi pegolf Jepang ketiga setelah Hiromi Kobayashi (1997) dan Ai Miyazato (2009 dan 2011) yang menjuarai ajang ini, namun menjadi pegolf Jepang pertama yang mengangkat trofi sejak ajang ini menjadi kejuaraan Major sepuluh tahun silam.
”Saya merasa terhormat bisa menjuarai kejuaraan Major, tapi juga merasa telah berjuang keras untuk memenangkan tiap turnamen. Rasanya saya merasa sangat nyaman dengan kemenangan ini, tapi bisa meraih satu kemenangan Tour sudah sangat bagus buat saya,” ujarnya lagi.
Furue sempat berpeluang meraih kemenangan ketika melakoni debutnya di Evian Resort Golf Club tahun 2021 lalu. Kala itu ia finis sendirian di tempat keempat. Dan setelah dalam dua penampilan berturut-turut finis T19 (2022) dan T36 (2023), penampilan keempat kali ini berhasil ia maksimalkan.

”Saya sama sekali tidak pernah membayangkan kemenangan seperti ini karena saya tidak pernah memenangkan gelar Major apa pun di Jepang lewat JLPGA, dan tidak pernah berpikir bakal mewujudkannya di panggung LPGA!” tandasnya.
Bagi Kyriacou, pencapaiannya sejauh ini turut menjadi prestasi terbesar dalam 14 pengalamannya mengikuti kejuaraan Major dan penampilan keempatnya pada The Amundi Evian Championship. Meski punya kebanggaan karena bisa bersaing ketat, ia jelas merasa kecewa lantaran tak dapat memaksimalkan peluang terbaiknya kali ini.
”Pekan yang bagus dengan banyak hal positif yang bisa saya ambil. Sepanjang pekan ini saya main dengan baik, kesal memang tidak bisa mengangkat trofi, tapi kalau sejak awal bakal tahu finis di tempat kedua saya sudah sangat senang,” ujarnya.
Sementara itu, Celine Boutier harus mengakhiri perjuangannya di peringkat T39 setelah hanya bermain even par 71 pada hari terakhir. Sedangkan Nelly Korda akhirnya mencatatkan skor terbaiknya sepanjang pekan dengan skor 68 dan skor total 279 untuk menjadi salah satu penghuni peringkat ke-26.