Para pegolf profesional menilai kemenangan Hideki Matsuyama pada ajang Masters Tournament pekan lalu akan memberi dorongan bagi Asia untuk menambah prestasi di kancah dunia.

Kemenangan Hideki Matsuyama pada Masters Tournament pekan lalu jelas merupakan prestasi besar yang sangat bersejarah. Efeknya bagi golf di Asia pun diperkirakan bakal sangat luar biasa. Pegolf Korea An Byeonghun menjadi yang pertama menyebutkan hal ini.

Ketika Y.E. Yang memenangkan Major pertama bagi Asia, menyusul kemenangan berkesannya pada PGA Championship 2009, An juga menjadi salah satu dari begitu banyak bocah Asia yang segera mendapat inspirasi dari peristiwa tersebut.

Dua pekan setelah menyaksikan Yang menaklukkan Tiger Woods dalam duel satu lawan satu di Hazeltine National itu, An menjuarai ajang bergengsi U.S. Amateur Championship di Southern Hills. Ia sendiri menciptakan sejarah dengan menjadi juara termuda dalam usia 17 tahun.

Pegolf yang kini menjadi pemain reguler pada kancah PGA TOUR ini berharap melihat lebih banyak anak di Jepang dan pegolf di seluruh Asia yang bakal merambah ke AS dan mengikuti jejak Matsuyama. Selama bertahun-tahun, sejumlah kecil pegolf Jepang telah menembus PGA TOUR. Selain Isao Aoki, nama tenar seperti Shigeki Maruyama, Ryuji Imada, dan Satoshi Kodaira telah meraih setidaknya satu kemenangan pada kompetisi level tertinggi itu.

”Setelah menyaksikan Y.E. Yang menjuarai PGA Championship tahun 2009, sejak saat itu ada 10 pegolf kelahiran Korea yang bermain pada PGA TOUR. Sekarang ada dua pegolf Jepang dan saya yakin akan ada lebih dan lebih banyak lagi yang datang karena kemenangan Hideki bakal mendorong hal tersebut. Pencapaian itu tidak hanya luar biasa bagi golf di Jepang, tapi juga bagi Asia,” tutur An, yang pekan ini akan bertanding pada RBC Heritage.

”Pencapaian ini hanya akan memberi dampak positif bagi industri golf di Jepang. …, anak-anak di seluruh Jepang akan melihat bagaimana Hideki baru saja menjuarai Masters dan akan berpikir kalau Hideki bisa menang, mereka juga bisa.” — Satoshi Kodaira.

An sendiri telah mengenak Matsuyama dengan lebih baik dalam beberapa tahun ini. Apalagi keduanya juga menjadi rekan satu tim pada Presidents Cup 2019 di Royal Melbourne. Menyaksikan bagaimana Matsuyama berjuang meraih kemenangan satu stroke di Augusta National jelas terasa spesial baginya.

”Sungguh sulit dipercaya. Ia menjadi pegolf Asia pertama yang mewujudkannya pada The Masters dan saya menyaksikannya di TV. Dia rekan satu tim saya pada Presidents Cup dan sangat menyenangkan bisa melihat seseorang dari Tim Internasional bisa menjuarai Masters. Golf yang ia pertunjukkan sungguh luar biasa,” sambung An, yang hingga sekarang masih berusaha mencari kemenangan pertamanya pada PGA TOUR.

Satoshi Kodaira menjadi pegolf Jepang kedua yang saat ini berkompetisi pada PGA TOUR. Ia sendiri mengakui keberhasilan Major rekan senegaranya itu akan disambut dengan sangat meriah di negara mereka. Setelah itu akan ada Olimpiade dengan Tokyo sebagai tuan rumahnya pada bulan Juli. Matsuyama jelas akan menjadi daya tarik utama dalam kompetisi itu.

”Kemenangan pada Masters sungguh luar biasa dan menjadi pencapaian bersejarah yang ia lakukan untuk Jepang. Prestasi ini sungguh menginspirasi dan jelas memberi tambahan ekstra bagi para pegolf Jepang yang berkompetisi di Jepang dan mereka, termasuk saya, yang bermain di Amerika untuk berusaha meraih kemenangan,” ujar Kodaira.

”Pencapaian ini hanya akan memberi dampak positif bagi industri golf di Jepang. Entah para pegolf junior yang sudah bermain golf, atau mereka yang belum pernah menyentuh club dalam hidupnya, anak-anak di seluruh Jepang akan melihat bagaimana Hideki baru saja menjuarai Masters dan akan berpikir kalau Hideki bisa menang, mereka juga bisa. Ada beberapa dari kami, termasuk saya, yang melihat kemenangan ini dan yakin kalau kami bisa bertanding dan menjuarai Masters pada masa mendatang. Harapan saya, perasaan yang demikian juga bisa menyebar di kalangan anak-anak di Jepang.”

”Dia sudah meraih banyak hal dan menurut saya, dia merupakan pegolf Jepang yang paling sukses secara global ….” — Anirban Lahiri.

C.T. Pan sendiri menyaksikan bagaimana ketangguhan Matsuyama ketika mereka berpasangan pada dua partai Presidents Cup dua tahun lalu. Mereka memenangkan kedua partai fourball menghadai Webb Simpson dan Patrick Reed dengan kemenangan 1-up dan 5&3. Pegolf China Taipei ini sendiri mengaku kagum melihat bagaimana Matsuyama bisa menangani tekanan dan harpaan dari negaranya, yang sangat menggandrungi golf.

”Saya senang untuk prestasinya. Dia rekan satu tim saya dan kami sudah menjadi sahabat baik. Saya pikir ia mengusung banyak harapan para penggemar Jepang. Jepang adalah negara dengan penduduk yang sangat menyukai golf dan saya yakin mereka mengharapkan Juara Masters mereka dari masa ke masa. Matsuyama sendiri memiliki sikap yang luar biasa dalam latihan dan kompetisi,” papar Pan.

Adapun pegolf India Anirban Lahiri juga berharap kemenangan Matsuyama bisa ikut menginspirasi negaranya. ”Kami sangat senang dan bangga akan pencapaiannya. Semua orang mengenal dia dan saya cukup beruntung bisa lebih mengenalnya, dia orang yang fantastis. Dia tidak banyak bicara dan suaranya juga lembut. Ia berjiwa besar dan sangat mencintai olahraga ini dan menampilkan permainan terbaiknya dari masa ke masa. Saya tahu betapa emosionalnya dia dan pasti masih merasakannya. Kemenangan itu mungkin masih ia cerna saat ini,” tutur Lahiari.

”Hideki sendiri telah melakukan banyak hal luar biasa bagi golf di Asia. Olimpiade di Jepang dan negaranya bisa membanggakan Juara Masters mereka menjelang Olimpiade … terdengar keren kan? Sunguh fantastis dan dari mana pun Anda melihat keberhasilan ini, prestasi ini bakal sangat luar biasa dampaknya bagi perkembangan golf di Asia. Dia sudah meraih banyak hal dan menurut saya, dia merupakan pegolf Jepang yang paling sukses secara global dan keberhasilannya kali ini hanya menunjukkan bahwa ia sosok yang sulit diabaikan dalama kategori tersebut.”