
Shannon Tan dan Chen Xing Tong menikmati kesempatan emas untuk bertumbuh lewat HSBC Women’s World Championship, yang mulai bergulir Kamis (27/2) ini.
Gelaran HSBC Women’s World Championship yang segera dimulai Kamis (27/2) pekan ini memberikan kesempatan yang berharga bagi dua wakil tuan rumah, Shannon Tan dan Chen Xing Tong.
Bagi Tan, HSBC Women’s World Championship menjadi salah satu ajang yang menjadi tempatnya bertumbuh. Ia bahkan sempat mengikuti HSBC Youth Golf Challenge.
”Pada dasarnya, saya besar dengan menyaksikan golf di Singapura, dan ajang ini dimainkan di hadapan keluarga dan teman-teman—dan saya sudah tumbuh besar sehingga ajang ini selalu menjadi ajang Major buat saya, dan ini juga Major Asia. Namun, saya benar-benar berterima kasih dan terhormat bisa mengikuti HSBC Women’s World Championship,” tutur Tan, yang akan melakoni debutnya pada ajang ini.
Pegolf berusia 20 tahun ini menikmati lompatan karier yang besar setelah dalam musim perdananya bertanding di panggung Ladies European Tour ia sukses meraih kemenangan. Ia benar-benar memanfaatkan status sebagai juara itu dan mengikuti berbagai turnamen sepanjang 2014. Ia juga mewakili Singapura pada ajang Olimpiade Paris 2024.
”Saya kira ada beberapa pelajaran yang saya ambil dari tahun lalu. Saya mengikuti total 29 turnamen dan banyak bertanding secara berturut-turut,” ujarnya.
”Bisa dua kali menjuarai kualifikasi nasional secara berturut-turut bukanlah sesuatu yang saya harapkan, tapi saya sangat bersyukur untuk kesempatan ini.” — Chen Xing Tong.
”Pada satu titik, tahun itu, rasanya saya mulai merasa penat. Meski begitu, sebagai pendatang baru, saya mesti mengalami semua hal itu dan mencari tahu sejauh mana batasan saya dan apa yang terbaik buat saya.
”Jadi, saya kira tahun ini saya berharap bisa mengikuti 23 turnamen, atau sekitar angka itu, dan salah satu hal yang rasanya sulit saya dapatkan ialah menjalani sesi kebugaran jika bermain secara berturut-turut. Jadi saya berharap agar bisa mendapat rutinitas demikian dan tidak terlalu banyak bertanding serta masih mendapatkan sesi kebugaran, juga ke fisio dan hal-hal lainnya.”
Sementara itu, Chen, yang menjadi satu-satunya pegolf amatir yang bertanding pada pekan ini menjadi salah satu bakat paling menonjol di Singapura dalam dua tahun terakhir.
Seperti halnya tahun lalu, Chen kembali memastikan haknya mengikuti HSBC Women’s World Championship pekan ini setelah menjuarai kualifikasi nasional. Bedanya, jika tahun lalu ia menjadi satu-satunya wakil tuan rumah, kali ini ia ditemani oleh Tan, yang hanya tiga tahun lebih tua darinya.
”Saya luar biasa bersyukur dengan kesempatan untuk sekali lagi bisa mengikuti ajang yang luar biasa ini. Bisa dua kali menjuarai kualifikasi nasional secara berturut-turut bukanlah sesuatu yang saya harapkan, tapi saya sangat bersyukur untuk kesempatan ini,” ujarnya.
”Saya hanya akan melakukan pukulan demi pukulan dan fokus pada apa yang saya hadapi. Saya tidak benar-benar melihat ke belakang atau ke depan.” — Shannon Tan.
Bermain bersama para pegolf terbaik di dunia jelas menciptakan perasaan yang campur aduk. Tidaklah mengherankan jika tahun lalu ia harus bertanding dengan rasa gugup. Setelah membukukan skor 76-76-82, ia akhirnya bisa bermain even par pada putaran final, namun terpaksa finis di posisi paling akhir dengan skor total 306.
”Tapi pastilah saya bisa menghadapi tekanan itu dengan lebih baik tahun ini, berkat pengalaman sebelumnya,” ujarnya.
Tanpa adanya cut-off pada akhir putaran kedua jelas memberikan peluang sebesar-besarnya bagi kedua pegolf muda ini untuk menikmati kompetisi selama empat putaran penuh. Toh keduanya menyadari bahwa kesempatan emas ini membuat keduanya tak perlu berpikir terlalu jauh ke depan dan menikmati proses masing-masing.
”Saya hanya akan melakukan pukulan demi pukulan dan fokus pada apa yang saya hadapi. Saya tidak benar-benar melihat ke belakang atau ke depan,” tutur Tan.
”Buat saya, tetap mengikuti rutinitas dan mempercayai rencana saya. Buat saya, secara peribadi, ketika mulai tertekan, saya cenderung sering menyerang ke pin dan bermain terlalu agresif. (Jadi,) saya ingin bisa mengingat untuk mempercayai rencana permainan saya dan konsisten mengikutinya,” tandas Chen.