Kevin Yu menjadi pegolf China Taipei ketiga yang menjuarai gelar PGA TOUR lewat ajang Sanderson Farms Championship.

Kevin Yu menciptakan sejarah golf baru dengan menjadi pegolf China Taipei ketiga yang memenangkan sebuah ajang PGA TOUR. Ia berhasil menjuarai ajang Sanderson Farms Championship setelah melakoni play-off dengan Beau Hossler.

Pegolf berusia 26 tahun ini dua kali menciptakan birdie di hole 18 di The Country Club of Jackson, Mississippi. Yang pertama ia ciptakan dari jarak 4,5 meter dalam pertandingan reguler. Kemudian ia menggulirkan putt dari jarak 1,8 meter untuk mengklaim kemenangan ”impian”-nya di hadapan orangtua yang menjadi bagian dari kerumunan penggemar yang meramaikan turnamen kedua dari delapan ajang FedExCup Musim Gugur ini.

”Benar-benar mimpi yang menjadi kenyataan!” ujar Yu, yang mengikuti jejak T.C. Chen (L.A. Open 1987, yang kini menjadi Genesis Invitational) dan C.T, Pan (RBC Heritage 2019) sebagai juara PGA TOUR dari China Taipei.

”Saya sudah memimpikan momen ini sejak berusia 5 tahun, saya kira inilah impian semua pegolf, yaitu menjuarai ajang PGA TOUR. Dan kemudian saya mewujudkannya dan bersyukur untuk kedua orangtua saya waktu itu dan sekarang. Tanpa mereka, saya tak mungkin mewujudkan hal ini, memenangkan turnamen ini.”

 

Kevin Yu, Round 4 Sanderson Farms Championship 2024.
Birdie di hole 18, yang tercipta pada permainan reguler dan play-off, memastikan gelar PGA TUR perdana bagi Kevin Yu. Foto: Getty Images.

 

Ia mengawali putaran final dengan tertinggal dua stroke di belakang Keith Mitchell (70) dan berhasil memaksakan play-off dengan Hossler (68) setelah menorehkan skor 67. Skor itu ia raih, salah satunya, berkat birdie penting di hole terakhir permainan reguler. Yu dan Hossler pun menuntaskan pekan itu dengan skor total 23-under, sementara Mitchell harus puas berada di tempat ketiga dengan Lucas Glover (66).

”Saya tahu mesti menciptakan birdie untuk berpeluang memaksakan play-off, jadi bisa melihat kalau saya benar-benar mampu melakukan hal yang saya inginkan, saya kira sangat membantu dengan pola pikir saya,” tutur Yu, yang sepanjang turnamen ini menempati peringkat kedua untuk kategori Strokes Gained: Putting.

”Saya sudah berlatih sangat keras. Terkadang gagal, terkadang berhasil. Seperti hari ini, dalam momen penuh tekanan, saya malah berhasil mengatasinya. Saya kira fakta itu sangat membantu. Mungkin itulah yang menonjol pada pekan ini.”

Yu menyebut peran Tommy, sang ayah, yang mengelola driving range di rumah mereka dan mengajari dia golf ketika ia baru berusia lima tahun. Mereka bekerja sangat keras untuk mendukung ambisi golf Yu. Dengan dorongan C.T. Pan, yang mendorongnya untuk kuliah di AS, ia menempuh jalan melalui Arizona State University, di mana ia tampil menonjol dan memanfaatkan program PGA TOUR University, yang memberinya akses langsung ke Korn Ferry Tour, salah satu sirkuit pengembangan PGA TOUR.

Momen tak terduga bersama sang ayah pada awal pekan terbukti menjadi semacam nubuat bagi Yu.

”Saya mematok target, kalau bisa main 5, 6-under, saya bisa punya peluang dan fokus melakukan hal tersebut.”

”Sungguh besar. Saya kira hanya ada tiga orang Taiwan yang menjadi juara PGA TOUR. Bisa melihat mereka di sini (orangtuanya), saya kira hampir serasa sesuatu yang mustahil. Saya sungguh berterima kasih kepada orangtua saya. Ayah mengajari saya bermain golf sejak usia lima tahun dan sudah bekerja sangat keras, mengorbankan banyak hal. Tanpa mereka, saya tak mungkin menang hari ini,” tutur Yu, yang melakoni musim ketiganya pada PGA TOUR.

”Hari Selasa lalu, kami sedang memarkir mobil. Ayah yang menyetir dan ia melihat sebuah ruang parkir sejak awal dan saya memberi tahu dia kalau area itu untuk para juara sebelumnya, kita tidak bisa parkir di sana. Lalu dia bilang, ’Oke, oke, kita bisa parkir di sini setelah tahun ini.’ Entahlah ya, dia cuma sekadar bicara dan malah kejadian. Saya memulai dengan baik pekan ini dan kemudian ada momentum bagus dan ayah serta ibu saya, mereka selalu sangat mempercayai saya dan sungguh istimewa.”

Kemenangan yang bernilai 500 poin FedExCup dan US$1,36 juta turut mendongkrak peringkatnya dari posisi 96 ke peringkat 69 pada klasemen FedExCup Musim Gugur. Para pegolf yang berada di posisi 51-60 nantinya berhak mengikuti dua Signature Event pada musim 2025.

Rehat selepas melakoni musim reguler yang berakhir bulan Agustus lalu juga menjadi salah satu kunci baginya. Ia meluangkan sebagian besar waktunya untuk memancing dan berkumpul dengan keluarga di rumahnya di Taipei.

”Rasanya jeda singkat akhir bulan lalu sangat membantu saya. Saya memang bermain bagus, namun secara mental saya merasa lelah, frustrasi, dan rasanya momentum ini tidak bisa ke mana-mana dalam enam bulan terakhir,” ujarnya. ”Kemudian hari ini (kemarin) saya berusaha bermain sebaik mungkin. Saya mematok target, kalau bisa main 5, 6-under, saya bisa punya peluang dan fokus melakukan hal tersebut. Persis itulah yang bisa saya lakukan,” tandas pegolf ke-12 yang meraih gelar PGA TOUR perdananya pada musim ini.