
Bintang muda China, Li Hao-tong mencatatkan prestasi fenomenal pada Volvo China Open kemarin (1/5). Kemenangan ini tak hanya melambungkan namanya, tapi juga menempatkan China pada peta golf global.
Pegolf yang baru berusia 20 tahun ini mengawali putaran terakhir kemarin dengan tertinggal dua stroke dari pimpinan klasemen sementara, pemain asal Denmark Lucas Bjerregaard dan Felipe Aguliar asal Chile. Didukung oleh masyarakat China yang mengikutinya, Li bermain luar biasa dengan bermain 8-under 64.
Memasuki hole ke-17, ia sudah menyamai skor pegolf asal Chile, Aguilar, yang bermain satu grup di belakangnya. Li kemudian mendapatan birdie di hole 17 itu ketika petaka menghampiri Aguilar di hole 16 par 3. Pukulan tee-nya masuk ke air dan Aguilar harus mendapat double bogey sehingga membuat Li memimpin klasemen saat ia memasuki hole terakhirnya.
Meskipun demikian, Li sama sekali tidak sadar bahwa dirinya sudah memimpin hingga ia tiba di fairway hole 18. Ia kemudian bersyukur lantaran kedinya mendorongnya untuk melakukan approach yang argesif. Dengan catatan 22-under, par di hole terakhir itu sudah lebih dari cukup baginya untuk menjuarai turnamen kerja sama OneAsia, European Tour, dan China Golf Association ini.
”Saya hanya berusaha main relaks dan sangat gembira bisa mengangkat trofi ini,” ujarnya.
”Setelah melakukan pukulan tee, saya menuju bola untuk melakukan pukulan kedua dan saya pikir saya mesti memakai hybrid supaya bola bisa mencapai sisi depan agar memudahkan chipping, tapi kedi saya memberi tahu, ’Haotong, kamu sudah memimpin tiga stroke, kamu hanya perlu melakukan layup dan main par untuk menang,’ jadi saya bersyukur untuk sarannya.”
Kemenangan ini jelas menjadi terobosan berarti dalam karier Li yang tahun lalu sempat kalah play-off dari Kiradech Aphibarnrat pada ajang Shenzhen International. Tahun lalu sendiri ia finis di posisi ke-6 pada Volvo China Open.
Dengan usia 20 tahun dan 242 hari, Li menjadi pemain termuda yang menjuarai Volvo China Open sejak turnamen ini menjadi bagian dari European Tour pada musim 2005. Meski demikian, pemain Asia termuda yang menjuarai ajang European Tour masih tercatat dengan nama Noh Seung-yul ketika ia menjuarai Maybank Malaysian Open 2010 dalam usia 18 tahun dan 282 hari.
Sementara itu, bagi Aguilar keberhasilannya ini merupakan suatu terobosan baginya, meskipun harus mengakui keberhasilan Li. Pegolf asal Chili ini sebelumnya gagal lolos cut dalam enam turnamen sebelumnya.
”Ini pekan yang sangat baik,” ujarnya. ”Bahkan sebelum Anda mulai bermain dan ada yang bilang kalau Anda akan finsi di tempat kedua, Anda bakal menerimanya.”
”Secara keseluruhan, ini pekan yang baik, kecuali di satu hole, satu swing, dan sayangnya hal itu terjadi di hole 16. Selain itu, saya cukup gembira dengan cara bermain saya sepanjang pekan ini.”
Aguilar juga mengaku gembira karena ia berada di jalur yang positif, terutama mengingat ia akan mewakili negaranya di Olimpiade Rio de Janeiro mendatang.
”Ada terlalu banyak hal yang positif daripada sekadar mengkhawatirkan satu pukulan yang buruk,” ujarnya lagi.