Rangkaian prestasi kelas dunia berlanjut dengan kemenangannya pada Masters Tournament menandakan gelar PGA TOUR keempat dalam enam turnamen terakhir yang ia ikuti.

Oleh Mike McAllister.

Pegolf No.1 Dunia itu terbangun pada Minggu pagi itu di Augusta, Georgia, di rumah sewaannya. Ia menangis putus asa. Hari itu merupakan putaran final The Masters dan, meskipun memegang keunggulan tiga stroke dan menikmati serangkaian performa memukaunya pada PGA TOUR, Scottie Scheffler mendadak mengalami krisis kepercayaan diri.

”Saya sangat tertekan, ” ujarnya.

Saking tertekannya sampai ia berpaling kepada sang istri, Meredith, dan memberitahunya, ”Rasanya saya belum siap untuk mengatasi hal-hal seperti ini. ”

Scheffler mengaku, ”Saya merasa kewalahan. ”

Dengan mengandalkan iman mereka berdua, Meredith berusaha memulihkan suaminya. Sarapan besar pagi itu ikut menenangkan perutnya yang merasa gugup.

Begitu tiba di ruang latihan di Augusta National, ia sudah kembali ke lingkungannya. Dan ketika Scheffler melangkah ke tee pertamanya dengan sang kedi, Ted Scott, ia merasa tenang. Krisis pagi itu sudah tergantikan oleh sebuah misi: menuntaskan perjalanan untuk menjadi juara Major.

 

 

”Kondisi manusia ialah melakukan hal-hal besar yang melampaui dirinya sendiri, ” ujar Scheffler. ”Dan bertahun-tahun kemudian, saya bisa bilang orang mungkin tidak mengingat saya sebagai seorang juara, dan tidak apa-apa juga. Namun, saat ini, Anda tentu berpikir prestasi ini jauh lebih besar daripada kelihatannya. ”

Sebenarnya, apa yang Scheffler hadapi saat ini bahkan jauh lebih besar lagi.

Kemenangan Masters tersebut merupakan kemenangan PGA TOUR keempat dalam enam turnamen terakhirnya, menambah rangkaian kemenangan sebelumnya pada WM Phoenix Open, Arnold Palmer Invitational presented by Mastercard, dan World Golf Championships-Dell Technologies Match Play. Sejauh ini belum pernah ada pemain selain Jason Day, yang pada tahun 2015 meraih empat kemenangan dalam enam turnamen.

Dan itulah untuk pertama kalinya sejak 1999 ada seorang pegolf yang menang empat kali dalam sebuah musim PGA TOUR dengan The Masters sebagai kemenangan terakhirnya. David Duval melakukannya kala itu, dengan menjuarai empat dari delapan turnamen pertamanya tahun itu.

Scheffler juga menjadi pemimpin FedExCup pertama yang menjuarai Masters sejak FedExCup dimulai tahun 2007. Ia memperbesar keunggulannya itu dengan 1.236 poin melampaui tempat kedua yang dihuni oleh Cameron Smith, Juara PLAYERS Championship, yang juga menjadi salah satu pemain yang mengejarnya pada akhir pekan pada The Masters itu. Scheffler sendiri memasuki akhir pekan dengan keunggulan lima stroke atas Smith setelah memainkan 36 hole.

Scheffler juga menjadi pemain keenam yang meraih kemenangan dalam turnamen PGA TOUR pertamanya sebagai pegolf No.1 Dunia. Dan ia menjadi pemain kedua yang menang setidaknya empat kali, termasuk memenangkan Major dan ajang World Golf Championships, dalam musim yang sama. Pemain lainnya? Tiger Woods, yang melakukan prestasi serupa sebanyak delapan kali.

 

 

Satu hal lagi yang patut dicatat: Scheffler menjadi pemain pertama dalam lima tahun, yang menjuarai ajang PGA TOUR dan kemudian memenangkan Major sebagai turnamen berikutnya, sejak teman sekaligus sesama penduduk Dallas, Jordan Spieth, pada tahun 2017.

Semua ini hendak menyampaikan betapa luar biasanya rangkaian permainan golf yang kita saksikan dari Scheffler, yang baru berusia 25 tahun ini, yang dua bulan sebelumnya masih mencari gelar PGA TOUR perdananya.

”Kami semua berharap bisa mendapatkan rentang dua-tiga bulan ketika permainan kami sedang panas-panasnya, dan berharap ajang-ajang Major diadakan dalam rentang waktu tersebut, ” tutur Woods ketika dimintai pendapatnya tentang performa panas Scheffler. ”Kami mengatasi (ajang-ajang tersebut) dalam rentang waktu itu.

”Scottie sepertinya sedang berada dalam rentang tersebut. ”

Pastilah pertanyaannya sekarang: selama apa rentang waktu itu berlangsung?

Akankah ia sanggup melanjutkannya sepanjang musim panas untuk meraih lebih banyak gelar PGA TOUR, lebih banyak gelar Major? Akankah permainannya masih prima ketika FedExCup Playoff dimulai dengan ajang FedEx St. Jude Championship pada bulan Agustus? Sejak peralihan abad ini, rangkaian kemenangan terpanjang pada PGA TOUR ialah sebanyak sembilan gelar, yang diraih oleh Woods tahun 2000 dan Vijay Singh tahun 2004.

 

 

Apakah Scheffler berada di jalur yang demikian?

Bakal menyenangkan untuk melihat bagaimana hasilnya, melihat Scheffler mengejar pencapaian bersejarah pada tiap turnamen. Siapa tahu akan ada lebih banyak Minggu pagi yang membuat Scheffler meragukan akankan ia siap untuk hal-hal demikian.

Namun, untuk saat ini, ia tidak melihat jauh ke depan. Ia tidak pernah memiliki perspektif jangka panjang seperti itu. Dia tipe pemain yang sangat jarang melihat papan klasemen. Ia hanya ingin fokus pada pukulan berikutnya dan berjuang keras.

”Saya tidak pernah menjadi orang yang suka melihat terlalu jauh ke masa depan, ” ujar Schefflfer. ”Jadi, buat saya berada pada saat ini selalu menjadi cara terbaik. Jadi, meskipun saya banyak mendapat pertanyaan—kapan Anda meraih kemenangan pertama?—semua pertanyaan yang Anda ajukan di ruangan (pers) seperti ini, sekali-kalinya saya pernah memikirkannya hanyalah ketika menghadapi pertanyaan tersebut.

”Buat saya, saya berusaha melakukan yang terbaik untuk tidak berpikir terlalu jauh dan menikmati momen yang ada. ”

Saat ini ada banyak momen yang bisa ia nikmati—dan ada banyak rekan-rekan sesama pegolf PGA TOUR yang akan berusaha mencari cara untuk memperlambat laju dominasinya.