Wakil Asia bakal menjadi kuda hitam di panggung World Golf Championships-Mexico Championship pekan ini. Tapi siapa bakal menjulang?

Oleh Chuah Choo Chiang, Senior Director Communications PGA TOUR.

Para pengusung bendera Tim Internasional dari Asia berkesempatan melampiaskan kekalahan mereka pada ajang Presidents Cup. Bulan Februari ini, mereka bakal tampil dalam salah satu kejuaraan golf terbesar, World Golf Championships-Mexico Championship.

Ajang yang menyediakan total hadiah senilai US$10,5 juta ini diadakan di Club de Golf Chapultepec, Mexico City, sebagai turnamen World Golf Championships pertama pada dekade baru ini. Memang sejauh ini belum satu pegolf Asia pun yang berhasil mengangkat trofi yang memiliki sejarah panjang ini. Namun, dalam beberapa edisi terakhir kita sudah menyaksikan sejumlah pegolf papan atas Asia yang menampilkan performa memukau dan layak mendapat sorotan.

Pada tahun 2018, pegolf muda asal India Shubhankar Sharma memukau dunia dengan mengambil alih pimpinan pada putaran kedua dan ketiga. Ia akhirnya finis T9 setelah bermain dengan skor 74 dalam satu grup dengan legenda Amerika Phil Mickelson. Mickelson kemudian keluar sebagai juara usai menaklukkan Justin Thomas lewat partai play-off.

Bintang Thailand Kiradech Aphibarnrat malah finis di jajaran lima besar pada tahun itu, sekaligus menjadi pegolf Asia dengan finis terbaik berkat skor 65 pada hari terakhir. Sang pemukul jauh, yang juga menjadi satu-satunya pegolf Thailand pada PGA TOUR ini, kembali menunjukkan kegemarannya bermain di layout Chapultepec yang dibatasi oleh rapatnya pepohonan. Dalam 12 silam, tiga kali ia menorehkan skor 68 dan satu skor 69 untuk finis di peringkat ketiga dan menunjukkan potensinya menjadi juara PGA TOUR.

 

Bintang baru dari Korea Im Sungjae bakal melakoni debutnya pada WGC-Mexico Championship pekan ini. Foto: Getty Images.

 

Pahlawan Jepang Hideki Matsuyama, bintang baru Korea Im Sungjae dan An Byeonghun, menjadi bagian dari Tim Internasional pimpinan Ernie Els, yang nyaris mengalahkan Tim AS yang dipimpin Tiger Woods pada Presidents Cup bulan Desember 2019 lalu.

Meskipun kekalahan tipis 16-14 itu sulit untuk diterima, performa ketiga bintang Asia di Royal Melbourne tersebut, plus sejumlah penampilan bagus dari C.T. Pan asal China Taipei dan Li Haotong asal China, sekali lagi mengingatkan betapa kekuatan golf di Asia kian berkembang.

Matsuyama, yang telah meraih lima gelar PGA TOUR, masih menjadi satu-satunya juara pada ajang World Golf Championships. Kejuaraan yang diperkenalkan pertama kali pada 1999 ini mengusung visi mengumpulkan para pegolf terbaik dari berbagai tour internasional sebanyak empat kali dalam setahun. Dan pegolf berusia 27 tahun tersebut telah meraih kemenangan pada tahun 2016 ketika menjuarai WGC-HSBC Champions di Shanghai. Setahun kemudian ia meraih kemenangan besar lain saat menjuarai WGC-FedEx St Jude Invitational 2017.

Sering tampil sebagai figur yang sabar dalam sengitnya pertarungan, Matsuyama menunjukkan sisi tak kenal menyerahnya untuk mencatatkan rekor 2-1-1 di Royal Melbourne. Ia menang dua kali pada sesi Four Ball, berpasangan dengan Pan, lalu main imbang dengan Tony Finau di partai tunggal.

Setelah hampir tiga tahun sejak kemenangan terakhirnya, banyak yang berharap pada tahun 2020 ini Matsuyama bisa mengakhiri puasa kemenangannya dan memulai dekade baru dengan sebuah gelar. Dengan dua kali finis di jajaran 25 besar di Meksiko pada tahun 2017 dan 2019, di lapangan yang menuntut presisi, pegolf Jepang ini digadang-gadang sebagai salah satu penantang juara di Chapultepec.

 

Jazz Janewattananond turut menjadi salah satu debutan pada WGC-Mexico Championship 2020. Juara Order of Merit Asian Tour ini berpeluang menjadi salah satu kuda hitam. Foto: Getty Images.

 

Sementara itu, pegolf Korea Im Sungjae terus memikat para penggemar baru dan sesama pesaing berkat permainan golfnya yang mengagumkan, di antaranya dengan bekal permainan iron yang sangat solid. Pemuda 21 tahun yang juga menjadi PGA TOUR Rookie of the Year 2019 ini menyumbangkan 3,5 poin bagi Tim Internasional. Salah satu kemenangannya termasuk keunggulan 4&3 atas Juara U.S. Open Gary Woodland di partai tunggal. Bahkan Woods, kapten bermain kedua yang memenangkan Presidents Cup, sampai memberinya selamat usai duel tersebut.

Kariernya yang meroket layak terus dicermati ketika melakoni debutnya pada WGC-Mexico Championship. Pemuda asal Jeju ini baru sekali tampil pada ajang WGC, dengan menorehkan finis T11 pada WGC-HSBC Champions di Shanghai, November 2019 lalu. Dalam 43 turnamen PGA TOUR yang ia ikuti, Im telah sembilan kali finis di sepuluh besar, sekali finis di posisi ke-2 pada Sanderson Farms Championships, dan T3 pada ZOZO CHAMPIONSHIP di Jepang pada akhir tahun lalu.

Jazz Janewattananond juga bakal bertarung dengan para bintang golf dunia di Meksiko untuk pertama kalinya. Bintangnya kian meroket pada Asian Tour berkat empat kemenangan dan menjuarai Order of Merit 2019. Pete Cowen, yang juga melatih pegolf No.1 Dunia Brooks Koepka, ikut menjadi pelatihnya. Dan pegolf berwajah kekanakan ini bakal menjadi kuda hitam. Banyak yang terkejut ketika menyaksikan debutnya pada PGA Championship tahun lalu. Kala itu ia finis T14 dan mencatatkan prestasi serupa ketika melakoni debutnya pada WGC-HSBC Champions.

Nama-nama seperti Li, Pan, dan Sharma memang tidak bakal tampil pada WGC-Mexico Championship. Tapi kehadiran Matsuyama, Im, dan Jazz akan membuat publik golf dunia menanti siapa yang bakal melambung di Meksiko pada pekan ini.