Tiger Woods mengakhiri tahun 2019 lalu persis dengan cara ketika ia mengawalinya. Yaitu dengan keluar sebagai pemenang.

Oleh Chris Cox, Senior Manager Communications PGA TOUR

Tiger Woods menikmati salah satu tahun yang bakal sulit ia lupakan. Mulai dari The Masters Tournament, mengimbangi karier Sam Snead, dan terakhir membawa Tim AS meraih kemenangan di Royal Melbourne Golf Club.

Woods sukses memimpin Tim AS meraih kemenangan 16-14 menghadapi Tim Internasional yang tangguh pada ajang Presidents Cup. Kemenangan yang diraih berkat kekuatan kapten sekaligus pemain, yang menjadi satu-satunya pemain dari kedua tim yang selalu menang dalam partai yang ia mainkan.

Sejak secara resmi terpilih sebagai Kapten AS pada ajang Arnold Palmer Invitational 2018, Woods memandang posisinya dengan tanggung jawab dan kebanggaan. Dari luar, Woods—dengan semangat kompetitornya—mematok misi pribadi untuk sekali lagi menaklukkan rivalnya sejak lama, Ernie Els, yang menjadi kapten bagi Tim Internasional tahun ini.

Ia berhasil mewujudkannya.

”Saya menangis pada tiap Presidents Cup yang kami menangkan,” ujar Woods. ”Saya sudah melakukan hal ini sejak lama. Kapan pun mendapat momen seperti ini, di mana Anda bisa melakukan sesuatu yang lebih besar daripada kami sebagai individu, jelas sangat bermakna dan sangat istimewa.”

Tiger Woods meluapkan emosinya ketika timnya memastikan menjungkalkan Tim Internasional untuk mempertahankan trofi Presidents Cup. Foto: Getty Images.


Takluk untuk kemudian bangkit

Momen Woods ini jelas tidak datang dengan mudah. Tim AS tertinggal sepanjang tiga hari pertama, sebelum akhirnya berbalik menang pada partai tunggal hari Minggu. Padahal Els yang sangat analitik sepertinya memainkan tiap partai dengan tepat.

Tim Internasional nggul 4-1 pada partai Four-Ball hari Kamis. Dan sesi Foursome hari Jumat tampaknya mengikuti pola yang sama. Pada satu titik, mereka bahkan diperkirakan akan memimpin 9-1.

Tapi tim Woods memberi harapan. Patrick Cantlay dan Xander Schauffele memperbesar peluang tersebut ketika Cantlay memasukkan putt birdie dari jarak 14 kaki untuk menaklukkan Joaquin Niemann dan Adam Hadwin. Woods dan Justin Thomas juga melakukan hal yang sama 30 menit kemudian atas Hideki Matsuyama dan An Byeonghun, meskipun tak memimpin sama sekali sejak hole 6.

”Satu hal yang saya tahu, kalau kami tak memasukkan putt, kami akan menderita defisit yang sangat berat,” ujar Thomas.

Tapi Tim AS pada akhirnya meraih kemenangan terbesar mereka, ketika Rickie Fowler dan Gary Woodland memupus keunggulan 2-up Tim Internasional dengan tiga hole tersisa.

”Kami sangat bersemangat untuk bermain demi Tiger, dengan Tiger, dan sungguh memuaskan bisa menang karena hal tersebut.” – Tony Finau

”Saya tak bilang kami kehilangan momentum, tapi buat saya begitulah adanya, saya rasa ini menjadi pukulan,” ujar Els kemudian.

Meskipun Tim Internasional memulai sesi kedua pada hari Sabtu dengan keunggulan 6½-3½, keunggulan ketiga setelah dua sesi dalam sejarah ajang ini, Els tahu bahwa kejadian pada hari Jumat memberi pukulan berat bagi timnya.

Memang Tim AS tampaknya bakal menderita kekalahan pertamanya pada partai Foursome dalam 14 tahun terakhir. Namun, keunggulan pada babak akhir membangkitkan percaya diri dalam tim yang mulai goyah.

Pada hari berikutnya, Tim Internasional mengawali dengan keunggulan 9-5 usai memenangkan sesi Four-Ball pagi dengan 2½-1½. Tim AS sekali lagi bangkit pada sesi Foursome sore, meraih kemenangan 3-1 pada sesi itu, dan menepis kemungkinan kalah total.

Bahkan performa yang dominan bagi Tim AS pun membuat mereka meraih kemenangan ke-8 secara berturut-turut. Dan semua itu bermula dari Kapten Woods yang menentukan arah.

Li Haotong (kanan) harus mengakui keunggulan Dustin Johnson (kiri) yang mengalahkannya dengan telak dengan skor 3&4 pada partai tunggal hari terakhir. Foto: Getty Images.


Woods membuka pintu

Woods tampil duluan menghadapi Ancer lalu menyudahi perlawanan Ancer dengan 3&2 dan memulai kebangkitan Tim AS.

”Kami sangat bersemangat untuk bermain demi Tiger, dengan Tiger, dan sungguh memuaskan bisa menang karena hal tersebut. Saya pikir kami semua meyakini bahwa kami bisa menuntaskannya untuk kapten kami, kapten yang ikut bermain,” ujar Tony Finau.

Finau menciptakan momennya sendiri untuk memaksakan hasil imbang. Dengan Patrick Reed dan Dustin Johnson mendominasi duel dengan C.T. Pan dan Li Haotong, Tim Internasional pun terpukul telak dengan hasil ini.

Tim Internasional pada akhirnya mulai kalah setelah Adam Hadwin gagal memasukkan putt 14 kaki di hole terakhir saat menghadapi Bryson DeChambeau dan berbagi poin. Kuchar sendiri akhirnya memastikan kemenangan Tim AS dengan meraih setengah poin yang vital atas Louis Oosthuizen.

Tugas Woodslah untuk memberi kredit kepada para pemainnya atas kemenangan yang membuat Tim AS mencatatkan skor sepanjang masa 11-1-1 pada ajang ini. Tapi para pemain dan asistennya lekas menyanjung sang kapten.