Mari mengukur siapa yang bakal masuk ke jajaran para juara untuk pertama kalinya pada musim 2021-2022 ini.

Oleh Chris Cox, PGA TOUR.

Tidak ada rasa gugup usai wawancara bagi Talor Gooch kala menaiki podium menyusul kemenangannya bulan November 2021 lalu pada ajang The RSM Classic. Tak ada nada gemetar dari suaranya saat berbicara kepada media di hadapannya. Ataupun tanda-tanda gugup pada sore hari terpenting dalam kariernya.

Dan apa alasannya? Paling tidak, Gooch sudah sangat menantikan momen ini seumur hidupnya.

”Saya membayangkan semua jenis wawancara ini seumur hidup saya sambil duduk di bawah pancuran, memberi sambutan atas kemenangan, wawancara kemenangan saya,” ujar Gooch. ”Jadi, ini sungguh mimpi yang menjadi kenyataan.”

Pria berusia 30 tahun ini menampilkan putaran final yang berkualitas di Sea Island untuk meraih keunggulan tiga stroke atas Mackenzie Hughes. Dalam prosesnya, ia pun menjadi pegolf kedua yang baru pertama kalinya menjuarai ajang PGA TOUR. Dua pekan sebelumnya, Lucas Herbert juga meraih kemenangan PGA TOUR perdananya lewat ajang Butterfield Bermuda Championship.

Kemenangan ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Gooch menghabiskan dua musim bermain pada Mackenzie Tour-PGA TOUR Canada, lolos dari babak kedua Q-School, menjalani musim perdananya tahun 2018 yang terpaksa tertunda akibat operasi usus buntu. Ia juga harus mengalami periode nyaris menang sampai akhirnya mewujudkannya pada turnamen pamungkas PGA TOUR pada musim gugur lalu.

”Kita semua punya sedikit kesombongan pada satu titik, tapi ada perbedaan antara percaya diri dan yakin. Percaya diri bisa datang dan pergi, tapi keyakinan lebih awet,” jelas Gooch. ”Untuk menjadi bagian penting PGA TOUR, Anda harus yakin pada diri sendiri. Terkadang hal ini muncul dari dalam diri, tapi juga bisa datang dari pengalaman seiring waktu dan membuktikan pada diri sendiri bahwa Anda bisa mewujudkannya. Jadi, ini perjalanan untuk membangun rasa percaya diri.”

”Saya hanya bersabar; saya tidak mengubah apa-apa. Hanya berusaha menjadi lebih baik dalam bermain golf dan menjaga agar tetap tenang.” — Abraham Ancer.

Perjalanan rasa percaya diri Gooch itu berlanjut ke tahun 2022 ini, tatkala alumnus Oklahoma State University ini tampil sebagai pegolf peringkat 32 dunia, melampui nama-nama, seperti Phil Mickelson, Justin Rose, dan Adam Scott. Kariernya benar-benar bangkit lagi, bahkan sampai sempat memimpin klasemen FedExCup untuk sementara waktu. Kemenangannya itu juga dilengkapi dengan dua kali finis di lima besar pada ajang Fortinet Championship dan CJ CUP @ SUMMIT.

Lalu, siapa yang akan menjadi pemain muda berikutnya yang akan melakukan lompatan ke jajaran para juara PGA TOUR untuk pertama kalinya, dan bergabung dengan Gooch sebagai bintang baru sirkuit ini?

Ada sepuluh pemain berbeda yang meraih gelar PGA TOUR perdananya pada musim 2020-2021. Nama-nama ini termasuk tujuh pemain internasional dari lima negara berbeda. Pegolf Amerika Joel Dahmen, Jason Kokrak, dan Sam Burns mencatatkan kemenangan awal pada musim lalu, dengan dua nama terakhir meraih lebih dari satu kemenangan. Pegolf Meksiko Abraham Ancer dan Carlos Ortiz juga meraih kemenangan yang sudah lama mereka nantikan, begitu pula pegolf Afrika Selatan Garrick Higgo dan Erik van Rooyen. Pegolf Korea Lee Kyounghoon, pegolf Australia Cam Davis, dan pegolf Irlandia Seamus Power melengkapi daftar para pemenang perdana itu.

”Saya sudah cukup berusaha untuk menang pada berbagai ajang lainnya, sayangnya tidak berjalan sesuai harapan,” kenang Ancer, yang setelah bertahun-tahun nyaris menang akhirnya meraih terobosan karier lewat ajang World Golf Championships-FedEx St Jude Invitational. ”Saya hanya bersabar; saya tidak mengubah apa-apa. Hanya berusaha menjadi lebih baik dalam bermain golf dan menjaga agar tetap tenang.

”Tentunya ada pekan-pekan berat yang menggoyahkan Anda, dan mungkin Anda mulai melihat hal-hal yang tak semestinya, tapi saya mempelajari hal itu pada tahun pertama ketika bermain (di panggung ini) dan bermain dengan buruk, dan sekarang saya cukup bersyukur karena sudah langsung mendapatkan semua pelajaran itu.”

Mungkin sesama bintang Amerika Latin lainnya, Mito Pereira, menjadi pemain berikutnya yang mengambil pelajaran tersebut dan menerapkannya untuk meraih gelar PGA TOUR pertamanya. Pegolf Chile ini memulai tahun 2020 dengan berada di luar peringkat 300 pada Official World Golf Ranking, tapi meraih kartu PGA TOUR lewat Battlefield Promotion—ia menang tiga kali pada Korn Ferry Tour—dan tampil ke permukaan usai berturut-turut finis T5 dan T6 pada Barbasol Championship dan 3M Open, sebelum finis T4 di panggung Olimpiade.

 

Sahith Theegala, PGA TOUR.
Shahith Theegala menikmati karier amatir yang membanggakan, namun masih menantikan gelar PGA TOUR perdananya. Foto: Getty Images.

 

Pegolf berusia 26 tahun ini mengawali musim 2021-2022 dengan finis sendirian di tempat ketiga di Napa dan tampaknya menjadi pesaing kuat untuk meraih tempat dalam Tim Internasional pimpinan Kapten Trevor Immelman untuk Presidents Cup tahun ini.

”Bermain pada PGA TOUR sudah menjadi mimpi saya sejak kecil, dan bisa berada di sini, saya bersyukur seadanya, dan ingin meraih lebih (banyak kemenangan) lagi,” tutur Pereira. ”Saya ingin menang; saya ingin tetap kompetitif. Saya ingin menjadi salah satu yang terbaik. Dan saya rasa wajar menyebut bahwa inilah yang sama-sama kami rasakan di lapangan.”

Pereira mungkin akan menghadapi salah satu pemenang pertama di Quail Hollow Club untuk Presidents Cup tahun ini, mengingat duo Amerika Scottie Scheffler dan Will Zalatoris terus-terusan nyaris meraih kemenangan perdana mereka.

Scheffler, yang baru berusia 25 tahun, sudah dua kali finis di lima besar pada musim ini, lalu finis di 20 besar dalam lima penampilannya pada ajang Major tahun lalu, termasuk sepuluh besar pada PGA Championship, U.S. Open, dan Open Championship. Pegolf yang kini berperingkat 14 Dunia ini merupakan Rookie of the Year 2020 dan mencatatkan rekor 2-0-1 pada debutnya dalam Tim Ryder Cup AS. Ia juga menuntaskan pekan di Whistling Straits itu dengan menaklukkan Jon Rahm pada partai tunggal hari Minggu itu.

Sementara itu, Zalatoris mengikuti langkah Scheffler dengan meraih predikat Rookie of the Year 2021, meskipun belum memiliki keanggotaan PGA TOUR. Ia mengemas delapan posisi sepuluh besar dari 21 turnamen, termasuk finis sendirian di tempat kedua pada Masters Tournament 2021, dan T6 pada U.S. Open bulan September 2020.

”Saya tidak merasa terburu-buru untuk bisa menjuarai turnamen golf di sini,” tutur Scheffler. ”Rasanya saya akan bermain untuk jangka waktu yang lama dan saya menikmati cara hidup saya saat ini dan, buat saya, saya hanya ingin terus menempatkan diri dalam posisi untuk menjuarai berbagai turnamen. Sejujurnya, saya pikir hal yang mungkin menghambat saya ialah rasanya saya tidak berjuang keras untuk fokus pada turnamen-turnamen kecil pada hari Kamis, Jumat, dan Sabtu yang saya mainkan sepanjang pekan. Sepertinya, saya bermain lebih baik pada kejuaraan-kejuaraan Major, di mana rasanya saya lebih berpeluang untuk menang.”

”Itulah pertama kalinya saya ada dalam posisi (bersaing untuk juara), jadi pastilah saya akan belajar banyak dan membawa banyak hal positif.” — Sahith Theegala.

Tentulah menyenangkan menyaksikan perlombaan untuk meraih kemenangan perdana di antara keduanya. Siapa yang akan meraih jumpa pers juara pertamanya pada hari Minggu? Akankah Pereira? Zalatoris? Scheffler? Dan bagaimana dengan mantan tim sekampus Scheffler, yang juga merupakan salah satu pemain top amatir pada masanya, Doug Ghim?

Atau mungkinkah bintang muda lainnya, yang berdarah campuran India-Amerika, Sahith Theegala, yang pada tahun 2020 mengikuti jejak Hunter Mahan, Bill Haas, Ryan Moore, dan Patrick Rodgers menjadi salah satu pemain yang menyapu bersih tiga predikat kehormatan level universitas—Haskins, Ben Hogan, dan Jack Nicklaus Awards?

Produk Pepperdine berusia 24 tahun ini nyaris meraih gelar pertamanya bulan Oktober, setelah sempat memimpin dalam 54 hole pada ajang Sanderson Farms Championship, sebelum akhirnya finis T8.

”Pekan itu sungguh fantastis. Saya bermain golf dengan sangat baik,” tutur Theegala. ”Itulah pertama kalinya saya ada dalam posisi (bersaing untuk juara), jadi pastilah saya akan belajar banyak dan membawa banyak hal positif, dan bahkan beberapa hole terakhir di sana membuat saya bangga melihat bagaimana saya mempertahankan beberapa par setelah saya terlempar dari persaingan.”

Meskipun bakat-bakat muda kian mengundang perhatian, bisa jadi pemain veteran yang lebih mapanlah yang akhirnya meraih kemenangan pertamanya tahun 2022 ini. Mungkin ini giliran Cameron Tringale, yang kini berusia 34 tahun, yang telah membawa pulang lebih dari US$15 juta sejak beralih profesional tahun 2009 silam. Ia mengawali tahun 2022 ini di peringkat 13 daftar peraih hadiah uang berkat finis di tempat kedua pada ZOZO CHAMPIONSHIP dan peringkat 7 pada Houston Open.

Namun, Tringale bukan menjadi satu-satunya veteran yang menghadapi tekanan berlimpah untuk menang. Para penggemar masih menantikan pemain favorit lain, seperti Harold Varner III (yang telah mengikuti 170 turnamen saat memulai 2022) dan Tommy Fleetwood (90 turnamen) untuk akhirnya bisa membawa pulang trofi untuk dirinya sendiri.

”Medialah satu-satunya yang menambah tekanan karena saya mesti menjawab pertanyaan itu tiap hari.” — Harold Varner III.

”Medialah satu-satunya yang menambah tekanan karena saya mesti menjawab pertanyaan itu tiap hari,” ujar Varner pada bulan Oktober 2021 lalu. ”Begitulah adanya. Saya belajar menghadapinya, tapi saya tidak suka ketika orang selalu mengajukan pertanyaan, seperti, ’Kapan Anda bakal menang?’ Bukannya saya tidak berusaha.

”(Meraih kemenangan) tidaklah mudah. Pasti akan ada tantangan. Saya merasa bersemangat karenanya dan saya tidak terlalu khawatir terhadap apa yang orang lain lakukan. Saya sudah terbiasa berada di posisi (bersaing) dan saya luar biasa bersyukur bisa melangkah dalam hidup saya.”

Inikah tahun baginya atau Fleetwood untuk akhirnya menjadi juara pada hari Minggu?  Ataukah kemenangan pertama itu bakal menjadi jatah bagi para pegolf dengan pengalaman Eropa, seperti pendatang baru David Lipsky (33 tahun, yang sudah dua kali menang pada DP World Tour)? Ataukah Robert MacIntyre (25 tahun dan satu gelar)? Atau mungkinkah pegolf Belgia Thomas Pieters yang, dengan lima gelar Eropanya, bakal mengalahkan semua pemain lainnya?

Ada begitu banyak pemain yang memiliki bakat dan pola pikir yang bisa menyebut diri mereka juara PGA TOUR. Bagian yang menyenangkan ialah melihat siapa di antara mereka yang bisa mewujudkan kemenangan itu?

Perjalanan tersebut pun tengah berlangsung.

CATATAN REDAKSI: Scottie Scheffler akhirnya sukses meraih gelar PGA TOUR pertamanya ketika menjuarai ajang WM Phoenix Open 2022.