Wade Ormsby meraih gelar awal musim dengan menjuarai Hong Kong Open. Kini ia mengoleksi tiga gelar Asian Tour.

Ada perubahan yang sangat signifikan dalam 14-15 bulan terakhir. Dalam periode tersebut, Wade Ormsby berjuang keras untuk tak hanya meningkatkan kualitas permainannya ke level yang lebih tinggi lagi. Tapi juga ia melatih nyali dan keberaniannya untuk bisa menjadi penantang.

Bulan lalu, persis sebelum Natal, upayanya mulai membuahkan hasil. Bermain pada ajang Australian PGA Championship, ia menuntaskan ajang tutup tahun tersebut dengan finis hanya dua stroke dari Adam Scott.

Tapi baginya hasil tersebut masih belum cukup. Ia butuh kemenangan, bukan tempat kedua apalagi tempat ketiga. “Kekalahan pada kejuaraan tersebut tiga pekan lalu benar-benar menyakitkan buat saya. Jadi, saya harus melakukan sejumlah perubahan dan sepanjang jeda kompetisi yang lalu saya pun berlatih keras,” ujar pegolf berusia 39 tahun ini.

Hasilnya segera terlihat.

Bertanding pada turnamen perdana pada tahun yang baru, Ormsby menampilkan dominasi yang luar biasa di Hong Kong Golf Club. Inilah lapangan yang sudah memberinya gelar Asian Tour kedua pada tahun 2017, sekaligus gelar European Tour pertamanya ketika Hong Kong Open masih menjadi bagian dari jadwal Tour Benua Biru tersebut.

Setelah menguasai posisi teratas pada hari pertama dengan skor 5-under 65, Ormsby tak sekalipun melepas posisi tersebut. Setelah berturut-turut menorehkan skor 66 pada putaran kedua dan ketiga, ia menuntaskan perjuangannya pekan ini dengan kembali mengangkat trofi bersejarah Hong Kong Open. Dan kali ini tak lagi dengan kemenangan hanya satu stroke, tapi empat stroke.

Ia memang tidak memulai putaran final tadi (12/1) dengan solid. Tapi bogey di hole pertama itu tidak membuyarkan fokusnya lantaran ia segera menorehkan tiga birdie berturut-turut dari hole 2. Ia lalu mencatatkan birdie keempatnya di hole 9 untuk memegang keunggulan lima stroke dari pesaing terdekatnya.

 

Setelah memulai sembilan hole terakhir dengan birdie di hole 10, ia kembali mendapat bogey keduanya di hole 15. Namun, birdie di hole 17 memastikan kemenangan yang telah ia nanti-nantikan dalam beberapa tahun terakhir. Skor total 17-under 263 memastikan kemenangan empat stroke yang sangat berharga itu.

“Saya masih merasakan ketegangan saat memainkan hole-hole terakhir itu. Termasuk di hole 18. Hole itu bisa mengubah segalanya, tapi saya masih bisa melakukan pukulan tee dan iron yang kurang solid, dan menuntaskan hole tersebut dengan empat pukulan, untuk memastikan kemenangan dengan empat stroke. Jadi, rasanya sangat senang. Saya bermain dengan bagus kali ini,” tutur Ormsby yang pekan ini bermain dengan memanfaatkan status undangan.

“Anda harus memainkan Hong Kong Golf Club ini dengan cara yang sama. Memang angin juga selalu berubah, tapi Anda harus berusaha mencari cara untuk menempatkan bola ke spot yang sama. Memang hari ini saya tidak mengawali permainan dengan baik, tapi setelah memasukkan satu putt yang tepat, segalanya pun mulai berubah.

“Dan ketika Anda berada di posisi terdepan, tak ada gunanya untuk bermain bertahan. Para pemain lain sudah pasti akan mengejar saya. Saya sendiri memang berharap bisa menang pada musim ini, tapi bisa mewujudkannya dalam pekan kedua tahun ini membuat prestasi ini menjadi sangat istimewa.”

Kisah nyaris bagi Shane Lowry
Ormsby memang layak menjadi juara. Namun, skor terbaik pada putaran final ditorehkan oleh Juara The Open 2019 Shane Lowry, yang berjuang untuk menyalip pegolf Australia tersebut. Lowry menampilkan permainan yang luar biasa pada putaran akhir ini.

Ia telah bermain 6-under hingga hole 13 setelah mendapat empat birdie dan sebuah eagle, sebelum meraih bogey pertamanya di hole 15, yang ia lanjutkan dengan birdie di hole berikutnya.

Upayanya ini memang hanya menempatkannya di peringkat kedua lantaran hanya mengumpulkan skor total 13-under 267. Tapi ini menjadi prestasi terbaik bagi pegolf Irlandia tersebut selama mengikuti turnamen ini.

Danny Masrin harus puas finis di peringkat T30 dalam turnamen awal musimnya sebagai pemain yang berstatus penuh pada Asian Tour musim 2020 ini. Foto: Yulius Martinus/OB Golf.

“Memang saya tak menikmati banyak sukses selama bermain di lapangan ini sebelumnya, tapi sekarang saya adalah pemain yang berbeda sekarang ini dan saya sangat menikmati permainan pekan ini. Segala sesuatu tentang Hong Kong dan pekan ini rasanya sangatlah positif. Saya memberi tahu kedi saya ketika kami memainkan hole terakhir bahwa kami harus memilih lapangan-lapangan yang cocok untuk saya dan saya pikir lapangan ini salah satu yang cocok untuk permainan saya,” ujar Lowry.

Danny Masrin finis T30
Satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil melangkah ke putaran final pada ajang Hong Kong Open, Danny Masrin akhirnya harus menuntaskan perjuangannya dengan finis di peringkat 30, bersama empat pegolf lainnya.

Danny, yang bermain dengan status penuh pada Asian Tour pada tahun ini, tampaknya bakal memenuhi harapan untuk mencatatkan finis terbaiknya. Birdie di hole pertama pada hari terakhir seakan menjadi pertanda baik itu.

Sayangnya, birdie tersebut menjadi satu-satunya birdie yang ia peroleh. Ia justru harus mendapat empat bogey di sisa permainannya, termasuk menutup putaran final ini dengan bogey di hole 18.

Performa putting-nya kembali seperti pada putaran pertama ketika ia terpaksa melakukan 35 putt. Selain itu, persentase pukulan ke fairway-nya kali ini menjadi yang terburuk dengan hanya enam kali berhasil memukul bola ke fairway.

Satu-satunya hal positif yang terlihat dari permainannya secara keseluruhan ialah bahwa ia berhasil menuntaskan turnamen pekan ini dengan bermain under. Selama empat putaran, Danny membukukan skor 71-67-65-74 untuk skor total 3-under 273.