Rayhan Abdul Latief dan Randy Arbenata Mohamad Bintang berniat memperbaiki catatan penampilan mereka ketika mengikuti Asia-Pacific Amateur Championship di Taiheiyo Club Gotemba mulai Kamis (3/10) ini.
Berkompetisi di level yang sangat tinggi dalam tiga pekan berturut-turut bukanlah hal yang mudah. Terutama jika harus menempuh perjalanan yang sangat panjang di antara tiap kompetisi.
Sepekan setelah sebayak 126 hole dan tujuh putaran selama tujuh hari berturut-turut pada Pekan Olahraga Nasional XXI Aceh-Sumut, Rayhan Abdul Latief harus menempuh perjalanan lebih dari 5.200 km menuju Club Laval-sur-le-Lac di Quebec, Kanada mewakili Tim Internasional untuk kedua kalinya pada ajang Junior Presidents Cup. Setelah itu, ia harus menempuh perjalanan lebih dari 10.000 km menuju Gotemba di Shizuoka, Jepang untuk Asia-Pacific Amateur Championship ketiga dalam karier golfnya.
”Tiga minggu ini menjadi tiga minggu yang berat, terutama perjalanan yang harus saya tempuh dari Indonesia ke Kanada dan dari Kanada ke Jepang. Perjalanan yang sungguh melelahkan,” tutur Rayhan, yang mempersembahkan dua medali perak dari nomor beregu putra dan foursome putra, serta medali emas dari mixed-foursome untuk Provinsi Sumatera Utara.
”Beberapa hal yang saya persiapkan untuk pekan ini termasuk mengonsumsi suplemen makanan yang baik, dan menjaga energi termasuk mental saya. Saya juga berusaha rileks dan tenang.”
Meski melelahkan, Rayhan juga mengaku bersemangat bisa tampil untuk ketiga kalinya pada Asia-Pacific Amateur Championship ini. Sejauh ini ia baru bisa mencapai 35 besar ketika finis T31 pada edisi 2023, yang kala itu dimainkan di Royal Melbourne Golf Club di Australia.
”Turnamen ini sungguh mengagumkan, terutama tuan rumahnya. Saya kira para peserta tahun ini sangat kuat. Pekan lalu saya mengikuti Junior Presidents Cup dan pekan ini saya melihat beberapa pemain yang juga bersama saya dalam Tim Internasional. Saya mengenal mereka dan mereka bermain sangat baik, jadi pekan ini terasa sangat luar biasa, baik dari sisi lapangannya, maupun dari sisi pesertanya,” sambung Rayhan yang juga memuji komitmen The R&A, Masters Tournament, dan Asia-Pacific Golf Confederation hingga kejuaraan yang paling bergengsi di Asia Pasifik ini bisa terus berlangsung.
Baginya, dan juga para pegolf amatir lain pada pekan ini, keikutsertaan pada kejuaraan ini menjadi kesempatan yang sangat berharga, mengingat sang juara bisa mengikuti Masters Tournament dan The Open Championship untuk tahun 2025. Ia bahkan mengaku siap untuk ”memberikan apa saja untuk bisa mengikuti kedua turnamen tersebut. Buat saya dan keluarga saya, kalau bisa bermain pada The Masters dan The Open jelas akan menjadi pengalaman yang paling berharga,” tegasnya.
Sentimen serupa juga dikemukakan Randy Arbenata Mohamad Bintang. Meskipun turut membela provinsinya, Jawa Barat, pada PON XXI Aceh-Sumut, Randy memiliki waktu istirahat yang cukup untuk lebih mempersiapkan diri pada edisi ke-15 Asia-Pacific Amateur Championship kali ini. ”Ini turnamen yang sangat berharga bagi saya karena melalui ajang ini saya berpeluang mengikuti The Masters dan The Open,” tuturnya.
Selama tiga bulan terakhir ia terus mengasah kemampuan short game-nya. ”Menurut saya short game menjadi aspek yang paling penting dalam permainan saya,” sambungnya.
Meski demikian, Rayhan menyebut Taiheiyo Club Gotemba sangat menuntut akurasi yang prima saat melakukan pukulan dari tee. Meskipun menyebut fairway di lapangan ini relatif sempit, ia juga mengaku kalau lapangan ini bakal cocok untuk permainannya.
”Lapangan di sini sangat berbeda dengan lapangan-lapanagn yang ada di Indonesia, terutama karena cuacanya yang lebih dingin. Namun, saya masih bisa beradaptasi karena cuacanya juga masih sangat bagus, apalagi dengan jenis rumput yang berbeda dengan yang ada di Indonesia. Saya kira pukulan dari tee akan menjadi sangat penting di sini, tapi sekali lagi, rasanya lapangan ini cocok buat saya,” ujar pegolf berusia 17 tahun, yang menyumbangkan 1,5 poin bagi Tim Internasional pada duel menghadapi Tim AS ini.
”Saya kira memukul jauh sangat penting, tapi lapangan ini juga cukup sempit, jadi mesti punya presisi yang bagus,” timpal Randy, yang juga menorehkan finis terbaiknya lewat edisi 2023 lalu dengan finis di peringkat T48.
Pegolf berusia 20 tahun ini berniat memaksimalkan pengalaman perdananya bermain di Jepang. Meskipun taruhan pada pekan ini sangat tinggi, yaitu tiket menuju Augusta National Golf Club dan Royal Portrush, ia menekankan keinginannya untuk bisa bermain dengan baik selama empat putaran.
”Saya ingin bermain dengan baik dan menikmati pengalaman ini,” ujarnya.
Sementara itu, Rayhan yakin permainannya sebenarnya cukup untuk membuatnya menjadi salah satu penantang gelar pada pekan ini. ”Saya merasa cukup yakin dengan permainan saya. Saya rasan saya bisa memenangkannya dan berharap bisa menang,” tegasnya.
Selain Rayhan dan Randy, pegolf Indonesia lain yang ikut bertanding pada pekan ini ialah Kenneth Henson Sutianto, Amadeus Christian Susanto, dan William Justin Wijaya. Kenneth juga ikut membawa Merah Putih ketika melakoni debutnya pada ajang ini di Royal Melbourne tahun 2023. Sayangnya, kala itu ia gagal lolos cut. Sementara Amadeus mendapatkan spot istimewa ini setelah Gabriel Hansel Hari tidak dapat turun bertanding pada pekan ini. Seperti halnya William, Amadeus juga akan melakoni debutnya pada kejuaraan paling prestisius ini.