LPGA Tour siap bersinar melampaui perayaan 75 tahun dengan kepemimpinan yang baru.
Oleh Chuah Choo Chiang.
Seiring bergulirnya semester kedua dari musim perayaan ke-75, LPGA Tour siap menegaskan pertumbuhan golf wanita berkat penunjukan kepemimpinan terbarunya yang akan terus mengangkat para pegolf dari zona Asia Pasifik. Masing-masing diyakini bakal memperkuat landasan Tour ini untuk jangka panjang, sekaligus memperdalam dampaknya bagi para penggemar di seluruh dunia.
Belakangan ini, LPGA mengangkat komisioner ke-10 mereka, Craig Kessler. Komite pencari komisioner sungguh mengagumi hasrat pria berusia 40 tahun tersebut bagi golf wanita. Dan, yang terpenting, visinya yang cerdas untuk membawa organisasi ini melalui empat pilar kunci yang ia berikan.
Kessler, yang memegang gelar MBA dari Harvard Business School, memulai tugas barunya pada 15 Juli 2025 ini dan membawa rangkaian pengalaman kepemimpinannya di dunia olahraga dan bisnis. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Chief Operating Officer PGA of America.
LPGA juga menunjuk Chris Madsen sebagai Managing Director terbaru mereka untuk wilayah Asia Pasifik. Wilayah ini merupakan pasar yang penting bagi strategi global LPGA. Setidaknya, ada delapan turnamen yang digelar di wilayah ini, termasuk turnamen yang segera digelar di China, Korea (2), Malaysia, dan Jepang mulai Oktober nanti.
Sejak kemenangan bersejarah Pak Seri pada U.S. Women’s Open 1998—di mana ia menjadi pegolf Asia pertama, pria dan wanita, yang memenangkan kejuaraan Major—golf wanita di Asia terus bertumbuh. Belakangan ini, tujuh pegolf Asia Pasifik berada di peringkat sepuluh besar perlombaan sepanjang musim Race to CME Globe, dipimpin oleh peringkat teratas Jeeno Thitikul asal Thailand, No.2 Minjee Lee dari Australia, dan No.3 Rio Takeda dari Jepang. Dari 17 turnamen yang dimainkan pada tahun ini, 10 di antaranya dimenangkan oleh para wanita dari wilayah Asia Pasifik.
Thitikul, sebagai sosok berusia 22 tahun yang selalu riang dan telah menjuarai lima gelar LPGA, merupakan gelombang baru megabintang Asia. Adapun bakat-bakat lainnya juga berlimpah. Pegolf Jepang Mao Saigo, Rio Takeda, dan Chisato Iwai telah meraih kemenangan tahun 2025 ini. Sementara Kim Alim, Kim Hyojoo, Ryu Haeran, dan Lee Somi/Im Jinhee juga menikmati kemenangan musim ini. Minjee Lee belum lama ini juga meraih gelar Major ketiganya lewat KPMG Women’s PGA Championship, sedangkan pegolf Selandia Baru Lydia Ko merupakan peraih medali emas Olimpiade 2024, yang terus menjadi salah satu daya tarik utama di sirkuit ini.
Lini pemain berbakatnya juga bahkan kian dalam. Ketika Amundi Evian Championship, satu dari lima ajang Major LPGA, dimulai pada pekan ini di Perancis, seluruh mata dunia akan tertuju pada pegolf Malaysia Mirabel Ting. Pegolf fenomenal berusia 19 tahun ini beralih profesional pekan lalu dan akan melakoni debutnya setelah musim spektakular bersama Florida State University, di mana ia memenangkan lima dari semilan turnamen, sekaligus menuntaskan musim kompetisi sebagai pegolf No.1 di Amerika Serikat. Ting akan dianugerahi Annika Award presented by Stifel 2025, yang membuatnya berhak tampil di Evian.
”Sepanjang 25 tahun karier saya, sejauh ini dia (Ting) adalah pemukul bola terbaik yang pernah saya lihat,” ujar pelatih kepala FSU Amy Bond kepada Golf Week.
Dalam olahraga golf, waktu adalah segalanya. Dan bagi LPGA, peringatan 75 tahun, yang juga dikenal sebagai Perayaan Berlian, hadir pada saat yang sempurna. Seperti kata pepatah, permata itu bersifat abadi, dan di bawah kepemimpinan Kessler yang transformasional, golf wanita tampaknya akan makin bersinar untuk beberapa dekade yang akan datang.
