Enam wakil Indonesia untuk Simone Asia Pacific Cup menampilkan dua debutan dengan empat pegolf yang tampil untuk kedua kalinya.
Kualifikasi 36 hole yang berlangsung di Pondok Indah Golf Course pada 23-24 November 2023 lalu memberikan momentum baru bagi golf wanita di Indonesia. Untuk pertama kalinya, wakil Indonesia ditentukan oleh sebuah kualifikasi untuk menggenapi kuota enam pegolf yang akan tampil pada edisi kedua Simone Asia Pacific Cup. Dengan Putri Aisyah Amani sudah mendapatkan spotnya melalui jalur undangan langsung dari Asia Golf Leaders Forum, organisasi yang menginisiasi turnamen ini, lima nama berhasil didapatkan dari kualifikasi dua putaran tersebut.
Kristina Natalia Yoko menandai kembalinya ia ke kompetisi golf dengan meyakinkan. Sempat absen sebulan akibat cedera, Yoko tampil sebagai yang terbaik pada kualifikasi ini. Skor 72-73 membuat pegolf amatir ini bermain satu stroke lebih baik daripada dua pegolf profesional Ida Ayu Indira Melati Putri (70-76) dan Patricia Sinolungan (71-75), yang baru beralih profesional bulan Oktober 2023 lalu. Yoko juga tampil satu stroke lebih baik daripada salah satu atlet amatir yang tengah bersinar, Elaine Widjaja (74-72).
Baginya, keberhasilan menjadi yang terbaik ini memberi modal berharga untuk tampil kembali pada Simone Asia Pacific Cup.
”Skor rata-rata saya agak naik pada awal tahun, lalu sempat mengalami cedera juga dan tidak bermain golf selama sebulan, jadi baru sebulan ini kembali bermain golf, dan semoga untuk bulan depan sudah siap untuk bisa main bagus lagi,” tutur Yoko, yang tahun lalu finis di posisi T8 dengan skor total 1-under 215.
Bermain dalam kualifikasi ini menurutnya akan membantunya untuk bersiap menghadapi kondisi turnamen ketika ajang ini digelar di lapangan yang sama pada 21-23 Desember 2023 mendatang. ”Mungkin manajemen lapangan (yang bisa lebih baik lagi). Jadi, tahun ini saya sudah lebih tahu kondisi turnamennya kira-kira akan seperti apa, jadi mungkin bisa diubah juga manajemen lapangannya supaya (hasilnya) bisa lebih baik lagi,” tuturnya.
Adapun Patricia, kini berada pada tahap transisi dari golf di level universitas ke level profesional. Ia mengaku periode ini menjadi periode yang sangat menantang, mengingat ia harus lebih mengembangkan diri lagi.
”Sejak kembali dari Q-School, ada penyesuaian teknik yang saya lakukan, jadi dari situ masih banyak penyesuaian sehingga memengaruhi skor. Jadi, masih banyak yang perlu saya kembangkan secara teknis, secara mental, dan saya rasa sebulan ke depan bisa saya maksimalkan supaya lebih matang,” tegasnya.
Meski akan kembali dengan status yang berbeda, Patricia menyebut faktor pengenalan lapangan plus kesadaran terhadap beberapa faktor, seperti adrenalin, menjadi modal penting untuk tampil maksimal. ”Saya rasa rencana permainan dan pola pikir; pola pikir di enam hole pertama, enam hole kedua, enam hole ketiga supaya berusaha memainkannya dengan baik dan mendapat birdie sebanyak mungkin,” ujarnya lagi.
Elaine, yang sepanjang tahun ini memenangkan Kejuaraan Nasional Golf Junior dan Medco-Pondok Indah Amateur Golf Championship, serta menempati peringkat kedua pada ajang Mandiri Ciputra Golfpreneur Junior World Championship, tampil mengesankan dalam kualifikasi yang dimainkan dari tee biru. Bermain dengan jarak yang lebih jauh daripada level yang biasa ia mainkan, Elaine masih bisa mengimbangi dua seniornya, Mela dan Patricia.
”Karena lapangannya lumayan jauh menurut saya, jadi saya lebih mempersiapkan diri di short game sama putting supaya bisa recover kalau ada pukulan yang meleset dari green,” jelasnya.
Permainan short game yang prima juga diakui Mela, sapaan Ida Ayu Indira Melati Putri, untuk bermain dengan baik. ”Sebenarnya di sini banyak memainkan long iron, kalau up-and-down bagus akan lebih mudah main di sini,” ujarnya.
Spot terakhir menjadi milik Inez Wanamarta (73-74). Pegolf asal Surabaya, yang baru saja mengamankan statusnya untuk mengikuti Epson Tour, Tour di bawah LPGA Tour di Amerika, ini sebenarnya nyaris tidak mengikuti kualifikasi lantaran club-nya tidak terkirim dalam penerbangannya.
”Saya bersyukur karena sponsor saya membantu mencarikan club yang spesifikasinya mirip dengan yang saya gunakan. Namun, memainkan club yang bukan milik sendiri memang tidak nyaman,” tutur pegolf yang beralih profesional pada Desember 2022 ini.
Kualifikasi ini memang sengaja diselenggarakan oleh AGLF dalam kerja sama dengan PGA Tour of Indonesia, selaku badan profesi di Indonesia. Ketua PGA Tour of Indonesia Agus Triyono mengungkapkan kualifikasi ini diadakan lantaran saat ini Order of Merit, yang kerap menjadi patokan untuk memberi spot kompetisi, bagi para pegolf profesional wanita memang belum bisa diadakan lantaran sepanjang tahun ini tidak ada turnamen profesional wanita yang bisa mereka adakan.
”Saya ucapkan selamat untuk yang telah berhasil masuk Tim Indonesia untuk mengikuti ajang ini pada bulan Desember yang akan datang. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal AGLF Paul Park turut mengapresiasi terselenggaranya kualifikasi ini. ”Saya pikir ini menjadi salah satu momen bersejarah bagi Indonesia. Kami berharap bisa melihat beberapa pegolf Indonesia bisa berlaga pada Olimpiade Los Angeles,” tuturnya.
Edisi kedua sudah dipastikan akan diikuti oleh sejumlah bintang LPGA, seperti Atthaya Thitikul asal Thailand, Nasa Hataoka asal Jepang, Bianca Pagdanganan dari Filipina, dan pegolf Thailand lainnya Jaravee Bhoonchant. Atthaya akan menjadi daya tarik tersendiri lantaran menjadi pegolf dengan peringkat tertinggi. Saat ini ia menyandang status No.9 Dunia menurut Rolex Women’s World Golf Rankings. Bersama Bianca, ia akan akan kembali ke Pondok Indah Golf Course untuk pertama kalinya sejak mewakili negara masing-masing pada ajang Asian Games 2018 silam. Adapun Hataoka bakal kembali ke Indonesia untuk pertama kalinya sejak 2016 saat menjuarai Ciputra Golfpreneur Junior World Championship. Sedangkan Jaravee akan tampil untuk kedua kalinya pada ajang ini.