Jazz Janewattananond harus mengalami frustrasi putaran kedua, namun masih mengusung nada positif untuk dua putaran terakhir pada kompetisi golf pria Olimpiade Tokyo.

Putaran kedua di East Course Kasumigaseki Country Club benar-benar menguji kesabaran Jazz Janewattananond. Ia harus benar-benar berjuang keras memainkan 18 hole keduanya hanya untuk mencatatkan skor even par 71. Akibatnya, ia harus rela posisinya merosot ke peringkat ke-7 bersama duo pegolf Irlandia Rory McIlroy dan Shane Lowry serta pegolf Britania Raya Paul Casey, setelah sempat memulai putaran kedua dari peringkat kedua.

Jazz Janewattananond menghadirkan harapan bagi Thailand dan publik golf Asia ketika memulai kompetisi golf pria ini dengan skor 64. Sayangnya, pada putaran kedua ini ia harus puas dengan satu birdie dan satu bogey. Tak heran jika hal ini membuatnya frustrasi.

”Golf memang begini, ’kan?” ujarnya usai menuntaskan putaran yang jauh dari memuaskan itu. ”Terkadang Anda mendapatkan hari yang baik, kadang malah hari yang buruk. Saya bisa bilang hari ini saya ada di antara keduanya. Saya tidak bermain dengan cukup bagus, saya juga tidak memukul bola dengan bagus. Saya tidak menciptakan banyak peluang. Kesulitan dengan jalur (putt), kesulitan dengan spin (bola), sulit mengendalikannya. Namun, saya tidak terlalu kecewa karena tahu bahwa saya hanya kesulitan dan berusaha bermain tanpa melakukan terlalu banyak kesalahan.”

Jelas Jazz telah memiliki pengalaman yang sangat berharga untuk mengatasi tantangan yang ia rasakan kali ini. Dari pengalamannya menjadi biksu di kuil Buddha pada tahun 2016 silam, ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, yang ikut membantunya mengemas enam gelar Asian Tour. Pengalamannya itulah yang kini hendak ia gunakan dalam misinya mempersembahkan medali bagi Thailand.

”Terkadang (semua pengalaman itu) berguna, terkadang juga tidak. Ketika berguna, hasilnya pun luar biasa. Entah bagaimana Anda mencoba segalanya di lapangan ketika mengalami hari yang buruk, yang nyaris sulit diperbaiki. Anda hanya mesti menerimanya dan berusaha bermain dengan semua itu dan berusaha membuat diri sendiri gembira,” tutur Jazz.

”Sebab terkadang Anda terlalu mementingkan golf, sampai lupa alasan mengapa melakukannya sebagai karier, alasan mengapa mulai memainkannya, yaitu bahwa golf itu menyenangkan. Beberapa orang menyikapinya dengan terlalu serius.”

”Jika sebelum pertandingan ini ada orang yang menanyakan apakah saya mau menerima jika tertinggal dua atau tiga stroke menuju dua hari terakhir, saya jelas akan menerimanya.” — Jazz Janewattananond.

Dengan pegolf No.5 Dunia dan pemegang empat gelar PGA TOUR Xander Schauffele kini menjadi pimpinan klasemen sementara setelah menorehkan skor 63, Jazz sadar bahwa ia harus mengejar dalam dua hari tersisa. Jadi, meskipun ia patut merasakan frustrasi, pada saat yang sama ia masih mengusung nada positif menuju dua putaran akhir.

”Saya pikir saya ada di posisi yang cukup bagus. Bahkan jika sebelum pertandingan ini ada orang yang menanyakan apakah saya mau menerima jika tertinggal dua atau tiga stroke menuju dua hari terakhir, saya jelas akan menerimanya,” tegasnya.

Sementara itu, pemain favorit tuan rumah yang juga merupakan Juara Masters Hideki Matsuyama, juga menjadi salah satu pemain yang melambungkan posisinya ke jajaran atas klasemen. Sampai ketika permainan terpaksa dihentikan pada pukul 17:20 waktu setempat atau 15:20 WIB, Matsuyama telah bermain 6-under dalam 16 hole, untuk mengoleksi total 8-under.

Matsuyama dan 15 pemain lainnya akan kembali menuntaskan putaran kedua mereka pada hari Sabtu (1/8) besok, dengan putaran ketiga baru akan dimulai pukul 09:30.

Pegolf India Anirban Lahiri untuk sementara berada di peringkat T20 berkat 4-under, setelah dalam 16 hole ia menorehkan dua birdie dan dua bogey. Pegolf China Yuan Yechun juga berada di posisi serupa setelah bermain 2-under dalam 15 hole.

Dengan pimpinan hari pertama Sepp Straka juga harus puas dengan even par 71, pegolf Amerika Schauffele kini mengambil alih puncak klasemen setelah membukukan skor 63 pada putaran kedua tadi. Ia membukukan enam birdie, dua eagle, dan dua bogey, dengan birdie terakhir di hole 18 ia raih persis sebelum sirine berbunyi.

”Saya mendapatkan alur yang bagus hingga akhir permainan. Situasinya kurang lebih membuat saya merasa seharusnya saya masih menyisakan beberapa hole lagi. Senang juga bisa melakukan putt terakhir di hole 18 itu sebelum mereka membunyikan sirene,” tuturnya.